Semua Bab Terjebak di Dunia Lain: Bab 81 - Bab 90

227 Bab

81. Perkelahian

Sonu berhasil membawa Melati di sebuah hotel yang cukup mewah. Melati bagaikan terhipnotis dengan ketampanan Sonu, dia bahkan telah melupakan mantan tunangannya.Melati melihat Sonu mengeluarkan uang yang banyak, membuat matanya berbinar bahagia. Apalagi ketika Sonu meletakkan uangnya begitu saja di atas meja. Melati rasanya rela memberikan keperawanannya untuk pria tampan ini."Ceritakan padaku mengapa kau menangis ?"Sonu beebaring di ranjang ukuran besar dengan seprei putih bersih. "Tunanganku memutuskan hubungan sepihak tanpa memberitahu alasannya.," jawab Melati lalu memberanikan diri berbaring disamping Sonu."Hmm, dan kau menyesalinya ?""Tidak, bukankah aku sudah bertemu dengan pria yang lebih tampan darinya ?!" Melati menyembunyikan wajahnya di balik dada bidang Sonu.Sonu tersenyum penuh arti, dibelainya rambut Melati penuh kelembutan. Tangannya mulai mencari beberapa area sensitif yang membuat Melati terus mendesah. Udara di dalam kamar sedingin es seakan mendukung aksi So
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

82. Lady Sina Kembali

Nenek Kolona merasa sangat marah, dia merasa sangat malu. Selama ini belum pernah ada yang bisa mengalahkannya. Di dunianya lawan yang bisa menghadapinya hanyalah Lady Sina dari kerajaan Goro. Tetapi tak mungkin Lady Sina datang ke dunia manusia untuk membantu gadis kecil itu. Pikir Nenek Kolona.Dia kembali ke pertapaan namun tak menemukan Sonu di sana."Anak badung itu kemana ?"Nenek Kolona sedang kesal, akhirnya dia mencari keberadaa Sonu, saat dia menerawang keberadaan cucu kesayangannya itu, terlihatlah Sonu sedang memeluk erat seorang wanita."Ah sial...!"Akhirmya nenek Kolona memilih tidur, walau masih sangat penasaran dengan kakek tua yang telah melawannya, namun akhirnya dia memilih tidur.Sonu tidur sambil memeluk Melati, namun kemudian dia terbangun saat melati bergerak dan menyentuh area sensitifnya, dan pergulatan itupun terjadi, kali ini lebih liar. Melati bahkan meminta lebih, dan ini kesempatan Sonu untuk mengatakan siapa dirinya. Dia ingin tahu apakah Melati bersedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

83. Rumah baru Nela

Nela kembali bersekolah setelah libur selama beberapa hari akibat cuaca buruk. Dewi tetap mengikutinya ke sekolah seperti biasa. Tak ada lagi yang perlu di khawatirkan karena Batista tak terlihat lagi.Kini yang harus di hadapi Nathan adalah ibu tirinya. Nathan telah memaafkan ibunya atas penggelapan mobil dan saham ayahnya di penggilingan. "Ibu, aku tak lagi mempermasalahkan soal mobil ayah, marilah kita lupakan semua yang terjadi dan memulai dengan sesuatu yang baru. Kuharap ibu lebih memperhatikan Nela karena aku akan kembali bekerja di perusahaan."Ningsih hanya menatap Nathan tanpa bersuara, dia bersorak girang karena dia akan leluasa menyiksa Nela."Satu hal lagi bu, Giri dan Nita tetap akan berada di rumah ini sampai aku kembali. Nela akan naik ke kelas tiga dan sebentar lagi akan menghadapi ujian, mohon ibu memberikan dukungan padanya. Aku sudah membelikannya motor baru, hari ini motor itu akan di antar."Ningsih tak tahu jika Nathan telah membeli sebuah rumah yang cukup besa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

84. Racun

Nela menyukai rumah baru ini, hanya satu lantai tetapi lumayan besar dengan empat kamar tidur."Aku akan mengajak Linda tinggal di sini kak.""Terserah padamu, apa kau ingin tinggal di sini sekarang ?" "Setelah ujian kenaikan kelas selesai kak.""Baiklah kalau begitu."Ujian kenaikan kelas telah berlalu, kini Nathan bersiap-siap kembali ke dunia lain bersama Dewi. Dia sudah memastikan segala sesuatunya aman-aman saja. "Paman Giri, aku titip Nela. Sewaktu-waktu aku akan kembali lagi.""Iya dek Nathan, hati-hati di jalan. Aku akan memperlakukan Nela seperti adikku sendiri, jangan khawatir."Giri dan Nita meyakinkan Nathan akan menjaga Nela. Ningsih mengintip mereka dari balik pintu kamar."Bu, aku pamit !" Seru Nathan di depan pintu kamar Ningsih. Namun dia tak kunjung membukanya.Nathan tidak perlu repot-repot menunggu Ningsih keluar dari kamar, hubungannya dengan Ningsih akhir-akhir ini renggang. Mereka jarang bertegur sapa. Sejujurnya ia bahkan tidak perduli pada ibu tirinya itu."
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-14
Baca selengkapnya

85. Racun 1

Nela ikut naik ke lantai dua menyusul Giri, dia merasa bersalah karena telah membuat Nita mengalami luka akibat pukulan sebilah bambu.Sebelum dia naik ke lantai dua, dia mengambil sisa tanaman yang tertinggal di halaman, menumbuknya sebentar sampai halus lalu ditaruhnya di piring kecil.Nita terlihat masih meringis kesakitan."Maafkan aku bi, karena aku bibi kena getahnya.""Tidak sayang, sudah kewajiban bibi untuk melindungimu.""Paman, bantu aku mengoleskan obat ini ke tubuh bibi."Giri yang sedang menahan amarah membuka pakaian Nita dengan sangat hati-hati. Matanya berkaca-kaca tatkala melihat darah yang keluar dari luka memanjang di tubuh isterinya. Dia tak bisa membayangkan bagaimana jika bilah bambu itu mengenai Nela. Pasti anak itu akan pingsan.Nela berusaha mengoleskan daun yang sudah di raciknya ke seluruh permukaan luka di punggung Nita. "Tahan sebetar ya bi, ini sedikit perih."Nita meringis, diapun membayangkan bagaimana jika Nela yang mengalaminya. Dia saja harus menah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-15
Baca selengkapnya

86. Kantor Polisi

Kepala Desa yang mendapat kabar itu segera menuju ke kantor polisi. Selain warganya, Ningsih juga termasuk kerabat dekatnya. Ayah Ningsih adalah kakak kandungnya. Ternyata di kantor polisi Ningsih belum di interogasi tetapi langsung di masukkan ke sel tahanan. Polisi sedang menunggu kedatangan pelapor.Di Rumah Sakit Badar sedang mengajari Giri untuk memberikan keterangan pada polisi. Nela ikut mendengarnya. "Katakan apa yang kau lihat, dan upayakan Ningsih membuat surat pernyataan untuk tidak melakukannya lagi baik pada isterimu dan juga Nela.""Bisakah anda menemaniku tuan ?""Baiklah, ayo ! Nela tolong jaga Nita.""Iya paman, kumohon bebaskan ibu paman."Badar mengangguk, dia terus geleng-geleng kepala mendengar permintaan Nela. Sudah begitu nyata ibunya menzaliminya namun dia masih tetap membelanya.Di kantor polisi telah hadir Kepala Desa mewakili keluarga Ningsih. Badar dan Giri datang menghampiri."Pak kades, maaf terpaksa kami langsung melapor ke kantor polisi.""Tapi ada ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-15
Baca selengkapnya

87. Izin Raja

Nathan kini berada di kerajaan Goro. Kedua remaja itu kembali merencanakan untuk pergi ke kerajaan Bilu dengan menyamar. Tujuan Nathan ke sana hanya ingin mengetahui keberadaan Batista. Jika Putera Mahkota kerajaan Bilu itu tidak lagi mengincar adiknya maka dia tak akan menginjakkan kakinya ke situ lagi."Kita harus menyamar sebagai pedagang ikan agar bisa masuk sampai ke kerajaan," ucap Nathan."Kau benar, tapi kau jangan memberikan ikan begitu saja kepada orang yang tidak di kenal.""Siapa juga yang kita kenali di sana, bukankah mereka semua adalah orang asing ?"Dewi tertawa, dia membenarkan apa yang di katakan Nathan. Dewi saja tak punya kenalan di sana apalagi Nathan.Ada cara yang lebih mudah untuk sampai di kerajaan Bilu, tentunya dengan menggunakan ilmu menghilang, tetapi hal itu hanya akan menimbulkan masalah. Karena mereka punya pasukan bayangan yang bisa menembus dunia yang tak terlihat."Sebaiknya kita meminta izin pada baginda Raja."Kali ini Nathan tak ingin mengambil re
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-16
Baca selengkapnya

88. Pesta

Derap kaki kuda berpacu sangat kencang menyusuri jalan berliku menuju kerajaan Bilu, dua remaja menunggang kuda dengan kecepatan tinggi, mereka sempat berpapasan dengan para penunggang kuda lainnya. Namun ada pula pejalan kaki yang menarik gerobak dagangan mereka. Tidak terlalu sulit bagi kedua remaja itu untuk memasuki kawasan perbatasan, ternyata penjaga pintu perbatasan masih orang yang sama."Ramai sekali bang, ada perayaan ya ?" tanya Dewi sambil memberikan sekantong uang kepada penjaganya."Hari ini acara pernikahan Putera Mahkota.""Benarkah ? Putera Mahkota menikah dengan siapa ?""Sini non, tapi ini rahasia ya ?" Penjaga perbatasan membisikkan sesuatu ke telinga Dewi.Nathan melihat Dewi dan penjaga yang saling berbisik, dia pura-pura tak melihat dan lebih memilih memperbaiki letak barang dagangannya.Dewi menghampirinya, "Ayo kita pergi."Nathan dan Dewi memikul barang dagangannya di pundak dan segera menuju ke pasar."Apa yang dikatakan penjaga itu padamu ?""Sonu akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-16
Baca selengkapnya

89. Pesta 1

Pesta malam ini seakan di dukung oleh cuaca yang bersahabat, purnama nampak bersinar terang memancarkan cahayanya di tengah-tengah gemerlapnya cahaya pesta pernikahan Putera Mahkota kerajaan Bilu. Iringan tarian dan musik tradisional menambah semaraknya perhelatan kerajaan pada malam ini. Raja-raja dari berbagai penjuru menghadiri pesta perkawinan ini kecuali Raja Goro.Nathan tak bisa membayangkan jika Nela berada di sini entah yang dia lihat kunang-kunang atau penghuni hutan. Nathan memperhatikan mempelai wanita dari kejauhan. Sepertinya mempelai wanita bisa melihat bangsa peri ini karena terlihat dia tersenyum pada semua undangan. Nathan berusaha untuk bergerak di kerumunan mendekati pengantin yang tersenyum bahagia. Semakin di perhatikan Nathan seakan mengenal wanita itu. Dia mencoba mengingat dimana dia pernah bertemu dengannya.Nathan berjalan semakin ke depan, Dewi menariknya."Apa yang kau lakukan ? Batas kita hanya sampai di sini."Sonu Batista sempat melihat mereka berdua,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-17
Baca selengkapnya

90. Rencana Jahat

Ayam jantan berkokok bersahutan, Nathan terbangun dan melakukan rutinitasnya seperti biasa. Mandi dan sholat subuh. Sampai sekarang Nathan tak berani menanyakan apa agama yang di anut di kerajaan ini. Bukan urusannya untuk menanyakan hal itu. Dia pernah belajar jika mahluk kasat mata itu juga punya agama sama dengan manusia. Tapi Nathan tak terlalu mempersoalkan itu. Setelah menunaikan sholat subuh, Nathan membangunkan Dewi. Pagi ini mereka akan kembali menggelar sisa dagangannya di pasar.'Sebentar, aku mandi dulu.""Buruan, rezeki itu biasanya datang di waktu subuh.""Iya aku tak akan lama."Nathan menunggu Dewi keluar dari kamarnya, dia memesan dua cangkir teh dan roti. Roti di dunia ini ukurannya besar-besar, makan satu saja bisa membuatnya kenyang.Tengah menunggu Dewi keluar dari kamarnya, Nathan melihat tiga orang pegawal istana datang memesan sarapan di kedai yang bersebelahan dengan penginapan. Nathan segera memasang pendengarannya."Aku tak mengerti dengan Putera Mahkota, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
23
DMCA.com Protection Status