“Jadi, siapa nama untuk bayi kita, Dom?”Perasaan aneh yang merayap datang ke dalam hati Esme saat dilihatnya Dominic terpana memandang bayi mereka. Andai saja yang terpancar di mata itu adalah cinta, tentu saja Esme akan sangat gembira. Ia akan merasa terharu, mungkin juga menangis. Tetapi, tatapan Dominic tidak bisa dideskripsikan sebagai cinta. Bagaimana pun Esme merenunginya.“Ah, ya, nama ya?” kata Dom.Seolah ia tak ada di sini saat ini dan mendengarkan pertanyaan Esme dari telepon dengan jaringan yang buruk. Esme menyuruh dirinya sendiri untuk sabar dan kemudian mengangguk pelan.“Ya, kamu sudah memikirkannya kan? Beberapa nama untuk anak laki-laki dan beberapa untuk anak perempuan. Karena awalnya kita tidak tahu jenis kelamin bayi ini!” Esme menjelaskan. “Jadi, nama bayi kita?”Dominic diam lagi, masih dengan bayi yang mengeliat sesekali karena tak nyaman di tangannya. “Aku tidak menyiapkannya!”Bohong! Esme yakin soal ini. Sebab di ruang kerja suaminya ia melihat buku kumpula
Last Updated : 2023-10-08 Read more