"Ketiganya." Bukan Akram melainkan Adina yang menjawab. Saat ini Adina menghampiri dan menatap keduanya bergantian. Duduk berjongkok di samping Akram dan menggenggam tangan kiri kakaknya. "Jangan goyah. Kakak tidak lemah, hanya saja kurang berani mengambil tindakan karena tidak ingin menyakiti orang lain lagi. Papa sama mama pasti akan marah, begitu juga yang lain. Bahkan Kak Riswan juga sampai marah kan sama Kakak?" "Bukan cuma kakak yang akan terjebak dengan keadaan ini. Semua orang kecewa dan akan marah sama kakak. Untuk kesekian kalinya Akram Hazami akan membuat ucapan mereka selama ini jadi benar. Kakak tidak lebih dari sekedar pecundang," gumam Akram dan kedua gadis belia itu saling lirik. Jika Adina mendesah pasrah, lain halnya Alyana yang mengernyit. "Tapi apa Kakak akan menyerah dan jadi pegecut?" tanya Adina lagi dan Akram kembali bungkam. "Coba Kakak pikirkan saja baik-baik, siapa prioritas Kakak sekarang? Pandangan orang lain atau mereka berdua? Sebenarnya sih, Adina su
Terakhir Diperbarui : 2022-09-18 Baca selengkapnya