“Serius?” tanyaku tak percaya.“Masa mas Rohan gak tau, sih.”“Ya, aku kan baru tiga Minggu di sini. Mana aku tau.”“Iya juga, sih. Pak Tito itu baru selesai S2 di luar negeri, terus pulang untuk menduduki jabatan penting di kantor ini. Begitu sih,dengar-dengar, tapi baru gosip. Lihat saja sebentar lagi, pasti mereka, anaksama papanya itu sok berkuasa di sini.”“Pak Adam maksudnya?”“Iyalah. Pak Adam sama pak Tito. Dulu sebelum pergi ke luarnegeri, pak Tito kan bekerja di sini lebih dulu. Dia banyak memerintah daripada kerja dengan tangannya sendiri.” Mei berucap setengah berbisik.Lama-lama, obrolan kami sudah di luar batas. Jangan-jangan ada yang mendengar terus melaporkan pada pak Adam. Bisa gawat.“Sudah, ah. Gak ada hubungannya sama saya. Saya ke luar sajakalau begitu.” Aku meninggalkan Mei yang sebenarnya dia sibuk. Tapi,sempat-sempatnya mengobrol hal tak penting seperti tadi.Tak penting? Gak juga sebenarnya. Dengan begitu, aku tidakperlu menebak-nebak diri Tito. Rupanya dia an
Read more