Aku tak lagi protes, memilih menurut dan kembali berlalu, meskipun hatiku begitu dongkol, merasa dimainkan seperti ini. Baru saja aku duduk dikursiku, sebuah panggilan kembali masuk.“Viv ke ruanganku sekarang!”Belum sempat aku menjawab, panggilan tersebut sudah tersebut. Aku menggertakkan gigi-gigiku, kesal merasa dipermainkan. Namun, lagi-lagi aku tak berdaya dengan perintah bos dinginku. Kembali bangkit dan masuk ke ruangan. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanyaku selembut mungkin. “Keluar dari ruanganku sekarang!”“Tapi, Pak. Saya ...”“Keluar sekarang, Viv. Kamu dengarkan suaraku?” ucap Reyhan dengan nada meninggi. “Iya, iya, aku ke luar.”Dengan separuh hati aku kembali melangkah, dan benar seperti dugaanku, belum juga aku duduk di ruangan, bos Aroganku itu kembali memerintahkan untuk datang ke ruangannya. Aku mengepalkan tanganku erat, jika ini dalam film kartun, kupastikan sekarang wajahku memerah dengan dua tanduk besar di atasnya. Kuhentakkan kaki, kembali menuju rua
Last Updated : 2022-08-02 Read more