“Haikal lagi, Haikal lagi,” protes lelaki di depanku.“Apakah kalau kita sudah menikah, kamu juga masih membagi waktu dengannya, Viv? Tidak bisakah waktumu hanya untukku saja.”Aku terkekeh, mendengar ungkapan cemburu Reynan, beberapa hari ini ia memang sensitif sekali, seperti Wanita yang sedang kedatangan bulannya.“Rey, kamu kan tahu sendiri. Ini sebatas rasa kemanusiaan, dan penghubung silaturahim. Kasihan Lesta, dia akan ….”“Iya, iya, jaga hati adeknya Haikal mulu. Lalu jaga hatiku kapan?”Aku menampakkan panggilan di ponselku. “Lalu, panggilan ini diangkat tidak?”“Kalau aku minta untuk membiarkannya, apa kamu akan melakukan?”“Baiklah.” Kukembalikan benda itu ke saku baju ku, masih dengan dering yang terus terdengar.“Ya sudah diangkat saja, barang kali Haikal memang lagi membutuhkanmu,” ucapnya pasrah. Sepeti itulah Reynan, dia adalah lelaki yang selalu tidak tegaan, dan selalu mengalah, sifat sederhana di balik arogan yang biasa ia perlihatkan.Baru saja aku Kembali meraih l
Terakhir Diperbarui : 2022-08-22 Baca selengkapnya