Bab 48."Ga, mau sekolah? Jangan dulu, papa akan minta surat sakit dari dokter lagi."Bima bangun dari kursinya, ia sedang menyantap sarapan sebelum bekerja. Namun, tiba-tiba dari arah kamar, ia melihat Angga sudah rapi dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya."Bahkan kepalamu masih diperban." Bima mendekati Angga yang sedang memakai sepatu di dekat pintu.Selly dan Enzy saling menatap, keduanya sama-sama tidak bisa mengizinkan Angga untuk sekolah. Nmajn, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.Sementara Angga hanya diam seperti biasa. Tak menyapa, juga tak berbicara jika tak ada perlu. Reaksi dari seorang anak yang terlalu kecewa dengan kata-katanya yang sering terabaikan. Terlalu lelah berbicara, tapi tak pernah didenagrkan. Terlalu banyak protes, tapi selalu diabaikan. Sebab itu, kini ia memilih diam, menghindari luka yang lebih dalam karena rasa kecewa dari harapan-harapan itu.Sudah sebulan lebih Angga tidak sekolah, atas anjuran dokter untuk beristirahat penuh di rumah. Namun,
Read more