All Chapters of BIARKAN AKU PERGI KETIKA DIRIMU MENDUA: Chapter 91 - Chapter 100

105 Chapters

BAB 43 B

“Sudah siang, Ra. Aku khawatir ketinggalan pesawat,” ujarnya, sontak membuatku melepaskan pelukanku. Aku tergugu. Hatiku sakit. Aku dicampakkannya lagi. Dulu, dia mencampakkanku secara diam-diam dengan menikah lagi, hatiku sudah sakit tak terperi.Kini, dia mencampakkanku secara langsung. Di depan mataku. Rasa dadaku seperti ditusuk-tusuk sembilu. Aku rindu Mas Bayu yang marah-marah karena cemburu. Aku rindu Mas Bayu yang posesif. Bukan seperti ini. Bukan Mas Bayu yang merasa kalah. “Aku buatkan sarapan, Mas,” ujarku saat Mas Bayu mengeluarkan koper dari kamar. Aku membuat omelet dan sosis serta roti panggang untuk mengganjal perut. Serta tak lupa teh manis panas kesukaannya. Mas Bayu mengangguk, lalu ia duduk di kursi meja makan usai meletakkan kopernya di sudut ruangan.Aku menemaninya, karena aku juga perlu mengisi perut. Sebentar lagi Nayla akan bangun untuk disusui. Dengan cepat kuselesaikan makananku, karena sebelum Mas Bayu usai makan, aku masih harus menyiapkan Nayla da
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 43 C

[May, tolong datang ke apartemenku] Aku mengirimkan pesan kepada Mayang, sahabatku. Aku tahu diapun sibuk dengan kuliahnya. Dia mengambil program yang dua tahun. Sementara aku hanya program satu tahun. Sehingga belum saatnya bagi dirinya untuk tesis.[Ada apa, Say?][Aku butuh teman.]Saat Mayang datang, tangisku langsung pecah. Bahkan aku tak daoat berkata-kata. Aku tak dapat bercerita apa yang terjadi. Aku hanya bisa mengatakan bahwa Mas Bayu sudah pulang. Itu saja. Aku yakin, Mayang paham apa yang terjadi tanpa aku mengatakan. Sejak awal, aku sudah cerita banyak. Dari pernikahan kami yang tanpa cinta. Hingga aku diam-diam kabur ke Belanda. Dan dia orang yang mudah mencium gelagat kurang baik tanpa aku harus bercerita secara gamblang.“Sabar...” Mayang mengusap punggungku saat kami berpelukan. Aku masih sesenggukan dalam pelukannya. “Sekarang kamu fokus pada ujian tesismu, agar kamu segera bisa balik Jakarta,” ujar Mayang mencoba menenangkan. Aku hanya bisa mengangguk setuju den
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 44A

Bayu menyusuri hall menuju ruang tunggu Bandara Schipol di Amsterdam. Lalu ia duduk di ruang tunggu tempat gate pesawat penerbangan arah Jakarta yang masih satu jam lagi. Dia memilih tempat duduk menghadap terminal pesawat dibandingkan menghadap lalu lalang para calon penumpang lain yang keluar masuk toko-toko souvenir di area ruang tunggu bandara itu. Ponsel yang di sakunya berbunyi. Nama Fahira terlihat di layar! Entah sejak kapan ada nama itu di sana. Apakah Fahira menyimpannya sendiri untuknya. Foto Fahira menggendong Nayla terlihat di panggilan itu. Sayang, Fahira belum menggantinya dengan foto terbaru mereka bertiga kemarin. Bayu tak ada keinginan untuk mengangkat panggilan itu. Dia khawatir menjadi bimbang dengan keputusannya. Dia hanya ingin sendiri. Ia butuh menyendiri sejenak untuk merenungi apa yang telah terjadi. Dia tak ingin hidup dalam tekanan keterpaksaan atas nama bakti. Dia ingin membebaskan Fahira, tapi, hati kecilnya masih berkata tidak. Dia perlu ketenangan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 44 B

“Ma, makan dulu, ya. Bayu nanti pasti pulang bersama Fahira dan cucu mama." Wulan membujuk mamanya yang masih dengan tatapan kosong di atas ranjang. Sejak kepergian Papa Bayu, kesehatan sang mama menurun drastis. Beruntung ia masih bisa dirawat di rumah, meski dua minggu sekali kontrol ke rumah sakit. Wanita paruh baya itu tampak semakin terlihat tua dari usia yang sesungguhnya. Keseharian hanya dihabiskan diatas tempat tidur saja. Meskipun kadang Wulan berusaha mengajaknya keluar jalan-jalan dengan kursi roda, mencari udara segar, tapi mama Bayu memilih tinggal di rumah. Dia merasa sungkan dengan tetangga. Takut menjadi omongan orang karena telah gagal menjadi orang tua. Karena telah menyetujui Bayu menikah dengan mantan kekasihnya setelah dijodohkan dengan wanita lain.Wanita paruh baya itu semakin rapuh setelah kepergian suaminya. Dulu, meskipun anak-anak sudah tak lagi tinggal bersamanya, masih ada suaminya yang selalu menemani. Kini, jiwanya merasa kosong. Separuh hatinya telah
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 45 A

Pagi itu, Fahira mendapat jadwal ujian sidang thesis pukul 09.00 waktu Belanda.Beruntung saat itu sudah menjelang musim panas, sehingga jam 09.00 tidak terlalu pagi bagi Fahira untuk menyiapkan dirinya dan membawa Nayla ke kampus.Sejak Bayu tidak ada, tentu saja kemanapun Nayla harus bersamanya. Termasuk saat hari pentingnya saat ini, ujian tesis. Faisal sudah mengetahui jadwal itu, karena setiap ada mahasiswa yang akan ujian, namanya akan terpampang di berbagai layar pengumuman yang terdapat di fakultas.Faisal tahu kalau dirinya diblokir. Tapi, dia tak mengerti apa alasannya. Tapi, dia menduga ini semua karena Bayu.Sejak percakapannya terakhir via pesan singkat saat Fahira mengerjakan presentasi, Fahira tak bisa dihubungi. Ingin rasanya bertanya saat melihatnya di sekitar apartemennya, tapi dia khawatir, Bayu akan melihatnya dan marah pada Fahira. Entah mengapa, saat dia sedang ingin mendekat ke Fahira, Bayu selalu saja memergokinya. Mungkin memang sudah saatnya bagi Faisal men
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 45 B

Fahira hanya membawa satu koper saja. Barang lainnya sudah dia kirim melalui jasa ekspedisi. Hanya Mayang yang mengantarnya ke Bandara Schipol. Tak ada yang farewell seperti halnya mahasiswa lainnya. Tak ada foto bersama dengan teman lamanya sebagai kenangan terakhirnya. Hanya ada foto dirinya dan Mayang, sahabat terbaiknya.“Sampai Indonesia, langsung kirim kabar, ya.” Mayang mengusap punggung Fahira saat mereka berpelukan. Ada rasa senyap saat dia melambaikan tangan ke Mayang usai menerima boarding pass.Fahira berjalan gontai masuk ke imigrasi. Karena membawa bayi, Fahira diberikan akses masuk pada antrian khusus. Sehingga, tidak sampai sepuluh menit dia sudah menyusuri hall dalam bandara menuju ruang tunggu untuk penumpang yang akan kembali ke Jakarta dengan maskapai nasional. Tak ada kecemasan meskkipun dia membawa Nayla yang belum berumur 4 bulan itu naik pesawat. Yang ada dalam pikirannya, dia ingin pergi dari Belanda, menghapus semua kenangan di sini. Kenangan di mana dia in
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 46A

“Faisal?!” guman Bayu. Mata Bayu melebar saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu ruang tamunya. Biasanya Bayu jarang keluar kamar. Hari ini, Wulan sedang keluar dengan Bi Darni. Setelah ketukan ke sekian, Bayu terpaksa beranjak dari kamarnya menuju ruang tamu dan membuka pintu. Dipindainya lelaki muda yang berdiri di depan pintu. Ya, dia yang selama ini menjadi rivalnya dalam merebut hati Fahira. Tapi, siapa wanita muda yang bersama Faisal. Bukan. Dia bukan adik Faisal. Bayu tahu siapa adik Faisal. “Bayu?!” Faisal tak kalah kaget saat melihat Bayu yang sangat berubah. Penampilannya sangat tak terurus. Matanya cekung, pandangannya terlihat kosong, pipinya tirus dengan jambang halus. Sementara rambutnya dibiarkan panjang hingga melewati bahu. Hampir dia tak mengenalnya. Tapi, mengapa, Bayu bisa berubah seperti ini. Kemanakah Fahira? Terakhir kali dia bertemu Fahira saat Fahira ujian tesis, tanpa Bayu. Setelahnya, Fahira seperti hilang ditelan bumi. Mayang satu-satunya yang
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 46B

“Aku malu, Sal. Aku tak punya muka lagi. Ini semua salahku, Sal. Aku yang membuat mama sakit. Aku yang membuat mama meninggal. Semua karena aku. Aku yang telah membuat papa meninggal. Aku yang telah membuat Nabila meninggal. Aku yang membuat Fahira pergi.Andai saja aku tak memaksa mama dan papaku menyetujui aku menikah lagi dengan Nabila. Andai saja aku bisa mengendalikan diriku untuk tidak bertemu Nabila. Andai saja aku tidak menutup hatiku dari Fahira saat itu….” Bayu tak dapat menahan uraian air matanya. Dia kembali tergugu dalam tangis penyesalannya. “Bay, semua sudah takdir…maut itu urusan Alloh. Bukan urusan kita sebagai manusia. Kamu sudah berusaha yang terbaik.” Faisal merangkul saudaranya, agar tenang. “Aku tidak mau Fahira merasa bersalah atas kepergian mama. Aku tak mau Fahira merasa bersalah atas kepergian papa. Aku ingin dia bahagia,” lanjut Bayu. Pandangannya kembali menerawang. Faisal menghela nafasnya, “Kembalilah ke Fahira. Dia wanita yang baik. Dia istri yang bai
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 47 A

“Fahira?!” Kedua pria itu saling berpandangan. Bayu segera menyeka air matanya. Ia memastikan yang di depan matanya betul Fahira, wanita yang ditinggalkannya enam bulan lalu, di negeri asing belasan ribu kilometer dari Jakarta. “Mas Bayu?! Itu kamu, Mas? Kamu Mas Bayu?!” Fahira tak percaya dengan sosok lelaki di depannya. Wajahnya tirus, matanya cekung, jambang halus memenuhi sisi kanan kiri wajahnya. Rambutnya gondrong. Benar-benar jauh berbeda dengan enam bulan lalu, saat dia meninggalkan Fahira. Dua pria di depannya kembali saling berpandangan. Fahira tak terlalu memperhatikan Faisal. Fokusnya hanya Bayu. Lelaki yang pernah mengisi hari-harinya lalu pergi begitu saja. “Fahira, jangan ke sini. Biarkan aku pergi.” Mendadak, Bayu membalikkan badannya, lalu ia berlari menjauh. Seolah tak mempedulikan apa yang di depannya, hingga tiba-tiba Bayu sudah tiba di jalan raya yang ada di ujung gang. Faisal dan Fahira saling menatap, karena tak mengira Bayu akan kabur. Begitu menyadari Ba
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAB 47 B

“Mas, kamu sudah sadar?” Fahira mendekatkan wajahnya ke wajah Bayu saat mendengar lenguhan suara suaminya itu. Orang tua Fahira beserta kakaknya langsung pulang. Hanya Fahira yang berjaga. Baju milik Fahira dan Bayu sudah dibawakan saat mereka datang membezuk. Sementara Nayla diasuh oleh Wulan di rumah Bayu. Terlalu kecil untuk di bawa ke rumah sakit. Bayu membuka matanya. Raut wajahnya menunjukkan penolakan atas kehadiran Fahira. Matanya mencari-cari kalau-kalau ada kakaknya di sana “Mas, hanya aku yang di sini. Aku yang akan merawatmu. Bukan Mbak Wulan,” ujar Fahira seolah tahu isi pikiran Bayu. Fahira menggenggam tangan Bayu. Punggung tangannya terbalut verban. Bayu menatap Fahira. Matanya berkaca-kaca. Lalu ia berkata, “Ra, kamu tidak seharusnya di sini. Aku tak pantas buatmu.” Suara itu terdengar lirih dan putus asa. Fahira menggeleng. “Siapa bilang kamu tak pantas. Justru, seharusnya akulah yang mengurusmu. Bukan Mbak Wulan. Aku berhutang banyak pada Mbak Wulan. Mbak Wulan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status