Semua Bab Legenda Raja Pendekar: Bab 261 - Bab 270

463 Bab

JILID 263 | Selamat Ketua

Diaochan memberi hormat. "Selamat ketua, semoga dengan ilmu itu kau bisa mengangkat nama Partai Naga Emas lebih harum lagi. Maaf ketua, kami semua mohon kamu memperlihatkan ilmu pusaka dari leluhur kita itu."Jiu Long tertawa. "Kakak Diaochan, kau mau menjajal aku?"Diaochan mundur dengan wajah pucat "Jangan ketua, jangan, aku tak akan tahan. Dan kami semua tak akan bisa melihat kehebatannya karena pasti kau hanya mengerahkan sebagian tenaga, jika seluruh tenaga maka aku pasti binasa. Ada lawan yang lebih hebat untukmu.""Kamu licik, mau mengadu aku dengan siapa?""Maaf Ketua, dia ada di belakangmu"Jiu Long melihat ke belakang. Tak ada siapa-siapa. Jiu Long membalik badan, tetapi Diaochan sudah berada di tepi sungai. Jiu Long berseru, "Apa maksudmu, kak ?”Semua murid tertawa, sambil menunjuk ke belakang Jiu Long.Kini Jiu Long mengerti. "Oh kalian semua sudah sekongkol, rupanya."Jiu Long menghela nafas panjang, memenuh
Baca selengkapnya

JILID 264 | Kehebatan sang ketua

Jiu Long menggelar jurus lima Pamungkas yakni Prasada Atishasba (Puncak menara tinggi) sambil melompat ke sungai dengan ilmu ringan tubuh Jejak Kilat. Tampak Jiu Long berjalan di permukaan air. Tiba di air terjun, Jiu Long melompat menerobos curah air yang deras, menggunakan jurus Tenaga Naga yang Terpendam dari Naga Pamungkas, air tersibak terbelah oleh tenaga dahsyat. Lalu jurus Inti Naga Emas Pamungkas (Penguasaan bumi). Dua tangan Jiu Long menjura ke atas. Jiu Long memainkan dalam suasana hati Harsa (Gembira) berubah ke Syura (Berani) dan Prahhawa (Kuasa). Air terjun tersibak ke sana sini, di seputar tubuh Jiu Long.Semua murid Partai Naga Emas terkagum-kagum. Tak seorang pun bersuara. Rasanya tak mungkin ada manusia yang sanggup menahan bobot air terjun di atas kepala. Tetapi ketua mereka mampu melakukannya. Mungkin jika hanya mendengar cerita orang, mereka akan sulit percaya. Setelah puas memperlihatkan jurus Naga Emas Pamungkas, ketua Partai
Baca selengkapnya

JILID 265 | Pelajaran Ketua

Latihan di air terjun berlanjut. Jiu Long terkadang berlatih di dalam goa, terkadang melatih murid-muridnya. Setelah dua bulan bermukim dan berlatih di air terjun, rombongan kembali ke perguruan. Semua murid merasakan semangat yang bergelora dan rasa percaya diri serta kebanggaan sebagai murid Partai Naga Emas.Masih terngiang di telinga mereka, kata-kata Jiu Long. "Aku bisa sampai ke tingkat ini, karena aku terus berpikir dan berlatih. Aku merasa yakin ilmu ini begitu mulianya sehingga pantaslah jika harus menyita seluruh umur kita untuk belajar dan berlatih. Camkan itu, saudara-saudaraku!"Suatu pagi, beberapa hari setelah kembali dari air terjun, Jiu Long terjaga dari tidur karena ada tetesan air mengenai wajahnya. Dia membuka mata, melihat wajah Hwang Mi Hee, sepasang mata gadis itu menatap nakal. Wajah dan rambut gadis itu masih basah. Hwang Mi Hee baru selesai mandi. Dia cantik, kecantikan yang sangat menggoda."Ketua, sarapan pagi sudah siap, silahkan mak
Baca selengkapnya

JILID 266 | Naga Hitam Kelam tingkat enam

Yun Ching duduk semadi. Dua tangan terentang ke samping. Kepalanya tengadah. Nafasnya lembut, nyaris tak ada suara sedikit pun. Dari ubun-ubun kepala tampak uap tipis. Uap tipis itu melingkar-lingkar dan melayang di atas kepalakemudian lenyap. Uap tipis itu bermunculan lagi, demikian seterusnya.Dia lelaki berusia separuh abad, tampan dan agak kurus. Wajahnya bulat telur, sepasang matanya cekung dan sipit. Rambutnya panjang dikuncir. Kumisnya tipis tercetak di bawah hidung yang agak bangir dan mulut yang berbibir tebal.Dia bersemadi di salah satu kamar dalam lingkungan istana Kaisar Giok Timur Kamar yang indah dan tertata rapi. Dua gadis, muda dan cantik, duduk di pojok kamar. Keduanya dayang yang siap melayani semua kemauan Yun Ching.Lelaki itu menggerakkan tangan. Posisi tangannya berubah menjadi terentang ke depan. Sesaat kemudian wajahnya berubah merah seperti kepiting direbus. Uap tipis semakin banyak dan tebal keluar dari mulut dan hidungnya.Tak
Baca selengkapnya

JILID 267 | Ilmu Naga Hitam Kelam

Setelah pertarungan di hutan ketika ia membunuh Jen Ting, ia berlatih keras. Ia tahu bahwa Jiu Long sangat Perkasa. Ilmu Naga Hitam Kelam tingkat lima yang dikuasainya, masih kalah. Hari ini tepat dua bulan sejak peristiwa di hutan itu, ia menyelesaikan tenaga Naga Hitam Kelam tingkat enam.Hanya tinggal satu tangga lagi menuju tingkat tujuh yakni kesempurnaan tenaga dengan sebelas jurus Naga Hitam Kelam.Ilmu Naga Hitam Kelam pada tingkatan awal membutuhkan waktu sampai dua tahun untuk mendalaminya. Pada tingkat dua sampai empat, pencerahan ilmu semakin pelik sehingga bagi orang yang cerdas dengan bakat istimewa diperlukan waktu sembilan tahun. Pada tingkat lima dibutuhkan waktu lebih lama lagi, lima tahun.Pada tingkat berikutnya waktu yang diperlukan sangat singkat karena hanya merupakan pendalaman dan penyempurnaan apa yang sudah diperoleh pada tingkat sebelumnya. Tingkat enam, pendalaman tenaga inti dan meleburkannya ke s
Baca selengkapnya

JILID 268 | Bertaruh Nyawa

Tahapan akhir, menggunakan tenaga batin menerapkan daya magis dan sihir ke dalam setiap jurus Naga Hitam Kelam. Pada tahapan ini seseorang bisa berhasil menguasai ilmu ini dengan sempurna, tetapi jika gagal maka dia bisa gila bahkan bisa kehilangan nyawa, karena tenaga inti yang sudah dikuasainya pada enam tingkatan sebelumnya akan berbalik menghantam diri sendiri.Yun Ching tahu persis bahaya ini, tetapi dia telah memutuskan menempuh jalan nekad. Dia yakin jika telah menguasai tingkat tujuh, bukan hanya Jiu Long yang bisa dihadapinya, dia bahkan tak akan menemukan tandingan di rimba persilatan. Dan untuk mimpi besar seperti itu layak jika ia mempertaruhkan nyawa.Begitu yang pernah dituturkan ayahnya ketika menurunkan ilmu ini secara lisan saat dia masih berusia sepuluh tahun.Selama satu tahun dia harus menghafal Naga Hitam Kelam. Ayahnya, ketua partai Naga Hitam, juga pewaris tunggal ilmu Naga Hitam Kelam. Ilmu ini memang hanya ditu
Baca selengkapnya

JILID 269 | Tujuan Hidup

Tujuan hidup Yun Ching, hanya balas dendam. Dia telah bersumpah akan menumpas habis Partai Naga Emas sampai lenyap dari muka bumi. Tak boleh ada yang tersisa. Kematian ayahnya, ibunya, kakak-kakaknya harus dibalas. Matinya Sun Zuolin dan Wei Hu serta sebagian besar murid utamanya, belum cukup. Partai Naga Emas masih berdiri bahkan sekarang ini makin megah dan kuat. Ratusan murid berlatih silat di perguruan itu. Sekarang ini Partai Naga Emas bersama Wuwei disebut sebagai dua perguruan besar di Dataran tengah.Dendamnya bahkan lebih besar ketimbang cinta dan nafsunya terhadap Jen Ting, perempuan yang bertahun-tahun dicintainya. Dia begitu mencintai Jen Ting, tetapi ketika perempuan itu memutuskan menjadi isteri Jiu Long, perasaan cintanya berubah menjadi kebencian.Dendam semakin membara. Sebagian dendam terlampiaskan ketika dia menikmati saat-saat membunuh Jen Ting sekaligus melukai batin Jiu Long. Tetapi itu belum cukup, dia berjanji akan membunuh lebih banyak lagi mur
Baca selengkapnya

JILID 270 | Rencana Perang

"Sambil menanti orang-orang itu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Yun Ching.Yuwen menyingsingkan lengan baju. Ia melonjorkan lengannya yang putih mulus. Tanpa menyentuh apa pun, sepotong paha ayam yang berada di ujung meja tersedot ke tangannya "Aku akan memulai perang dengan Partai Naga Emas, membunuh setiap murid Partai Naga Emas yang kujumpai di tengah jalan, mengirim mayatnya ke sana. Selain itu aku akan mengutus muridku menyelidiki keberadaan Jiu Long, sampai hari ini aku tak mendengar sesuatu pun tentang pendekar itu, ia seperi lenyap ditelan bumi."Ma Teng memberi hormat kepada Yuwen. "Nyonya Jia Li, jika engkau sudah memulai perang, maka aku akan sangat berterima kasih. Sementara ini aku dan adik Yun Ching akan tetap di istana, menanti kedatangan para tamu. Jangan lupa, setiap waktu kau bisa datang ke rumahku ini."Usai jamuan makan, Yuwen bersama tiga muridnya diantar ke kamar masing-masing. Yun Ching berkata kepada Ma Teng. "Kakak Ampai, aku minta
Baca selengkapnya

JILID 271 | Putra Mahkota

Istana Kaisar Giok Barat sedang berpesta. Yuan Shu hatinya sedang berbunga-bunga. Karena tujuh hari lalu dia baru saja dikaruniai seorang bayi lelaki Seorang putra mahkota.Sudah tujuh hari tujuh malam Yuan Shu menggelar pesta rakyat dan membagi-bagi hadiah kepada seluruh rakyatnya. Hampir separuh dari seluruh beras yang bertumpuk di gudang istana, dibagikan kepada rakyat. Dan orang yang dipercaya untuk melaksanakan amanah itu adalah Shu han, iparnya yang setia.Di dalam istana, di keputren kamar permaisuri, Im ji hye sedang dilayani beberapa pelayan. Minum jamu, pijat khusus, sampai pesolekan mempercantik diri dikerjakan dayang-dayang yang semuanya masih muda-muda dan cantik. Tiga dayang yang menjadi pimpinan berusia sekitar empatpuluhan.Bagi dayang-dayang itu menjadi abdi dalem yang khusus melayani permaisuri adalah kebanggaan dan kehormatan. Apalagi junjungan mereka, sang permaisuri, telah melahirkan seorang putra mahkota. Semua dayang-dayang itu mendapat ha
Baca selengkapnya

JILID 272 | Meminta Bantuan

Santapan malam sudah siap di meja besar. Sang Raja duduk berdua permaisuri. Tampak sekali pasangan nomor satu istana Kaisar Giok Barat berada di puncak kebahagiaan. Tetapi dalam rasa bahagianya, Yuan Shu tampak sedikit kesal. Im ji hye mengetahui ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya. Sudah lima tahun dia mengenal watak dan sikap Yuan Shu meski baru satu tahun ini menjadi isterinya. Sejak petualangan mereka ketika dikejar-kejar orang bayaran  sampai saat-saat menjadi Yang Dipertuan Agung di istana Kaisar Giok Barat ia selalu mendampingi kekasihnya itu. "Ada apa Kak, kamu kelihatan kesal, pasti ada urusan besar."Memang selama ini Im ji hye jika hanya berduaan dengan suaminya tak pernah menggunakan bahasa istana. Mereka lebih suka berbahasa kasar sebagaimana di dunia kependekaran. "Gila benar, Ma Teng orang kepercayaan  semakin gila. Dia kini mengundang banyak tokoh silat kelas utama ke istana Kaisar Giok Timur, sepertinya dia menyusun kekuatan. T
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
47
DMCA.com Protection Status