"Sungkem sama aku aja, Mbak," usul si cunguk Riska. Entah dia dapat ide darimana. "Gil* kamu! Sini praktek sungkem sama aku dulu!" sela Tristan. "Idih, emang kamu siapanya aku?! Suruh sungkem segala!" protes Riska. "Hish, kalian bisa diam nggak?!" hardik Mbak Nisa. Seketika Tristan dan Riska diam, tapi tidak dengan matanya. Mereka saling menatap tajam seolah-olah akan memangsa satu sama lain. "Va … boleh nggak, aku pinjam ibumu buat nanti momen sungkem?" pinta Mbak Nisa. "Tapi kalau nggak boleh juga nggak apa-apa," lanjut Mbak Nisa. "Boleh Mbak …," jawabku mantap. "Ibu bagaimana?" "Begini Nak Nisa, Ibu tidak keberatan tapi … apa rasanya nggak aneh?" tanya Ibu. "Daripada sama Seva, malah lebih aneh. Ayolah Bu, katanya sudah anggap Nisa sebagai anak," bujuk Mbak Nisa. "Ada yang mau jelaskan sama aku nggak?" tanya Tristan. "Ah, iya, sampai lupa kalau kamu belum kenalan sama Bu Marni. Beliau adalah ibunya Seva, tapi aku sudah menganggapnya sebagai Ibuku," jelas Mbak Nisa pada
Last Updated : 2025-02-15 Read more