Home / Romansa / KAKEK TUA itu SUAMIKU / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of KAKEK TUA itu SUAMIKU : Chapter 101 - Chapter 110

162 Chapters

Bab 101 Dasar jahat!

"Mas Parmin … sudah, jangan seperti ini. Kasihan nanti suamiku … suamiku nanti sedih melihat Mas Parmin seperti ini," ucap Ibu. "Tapi aku belum sempat meminta maaf pada Parjo, Mar. Bahkan sampai akhir hayatnya aku tidak tahu apakah Parjo sudah memaafkan aku atau belum." "Sudah Mas … hari itu sebenarnya bapak mau jenguk Mas Parmin ke penjara, tapi malah jatuh di kamar mandi," sambung Ibu. "Ya Allah Parjo …," seru Pakde Parmin sambil memeluk nisan bapak. Kami semua menatap Pakde Parmin, membiarkannya meluapkan rasa yang selama ini dipendamnya. Penyesalan memang datangnya belakangan, tapi … itu lebih baik daripada tidak sama sekali. "Va, aku belum sempat ke rumah Bude Ratmi nih," ucap Mbak Nisa saat nyusul ke rumah ibu. Mbak Nisa memang tadi sedang keluar kota jadi tadi hanya mengabari lewat telepon saja. "Ya udah, ayo aku antar ke rumah Bude," usulku. "Aku ikut ya," pinta Riska. "Kamu juga belum kesana, Ris?" tanya Mbak Nisa. "Ya belum lah, tadi jagain si kembar. Ngg
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 102 Riska berbunga-bunga

[ Va, aku nggak jadi nebeng. Dijemput sama ayang beb ] Riska mengirim pesan saat aku tengah bersiap berangkat kuliah. Tadinya Riska mau ikut berangkat bareng karena kebetulan jadwal kita sama, tapi ya sudahlah biarkan saja Riska menikmati masa kasmarannya.[ Ok ] send."Kanda, Riska nggak jadi ikut," ucapku pada suamiku yang tengah bersiap ke kantor. Ada urusan katanya."Dinda berangkat sendiri?""Iya ….""Oh iya, mobil buat Seno besok datang sama mobil buat Dinda juga.""Aku? Mobil? Kan mobilku masih bagus … sayang kalau ganti," protesku."Loh, yang bilang ganti siapa? Itu mobil buat gonta-ganti Dinda. Memangnya Dinda nggak bosen bawa mobil itu itu terus?" "Nggak lah, aku kan bukan tipe orang yang bosenan.""Benarkah? Apa Dinda tidak bosan dengan Kanda?" lanjut suamiku. Tangannya kini sudah melingkar di perutku. "Dinda cantik sekali hari ini," ucapnya sambil mengusap pipiku dengan lembut."Bawaan bayi jadi lebih cantik," jawabku singkat. Aku menurunkan tangan yang melingkar di perut
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 103 Ambisi Zaky

"Aku cuma mau kamu Va … mau kamu menerima cinta aku. Udah gitu aja." "Gil* kamu ya?! Bukankah aku sudah bilang kalau aku sudah punya suami dan punya anak?" "Maksudmu suamimu yang sudah tua itu?" tanya Zaky dengan menyunggingkan bibirnya. "Itu kamu tau, seharusnya juga kamu sadar diri." "Ayolah … nggak usah munafik, kamu cuma jadikan dia sugar daddy kan?" Zaky mulai mencibirku. Dikira aku wanita yang hanya mencintai harta suamiku saja. "Kamu salah! Aku tulus mencintai suamiku, aku bahagia bersamanya! Dan kamu … jangan coba-coba menggangguku! Aku akan berteriak kalau kamu tetap berada di depanku!" ancamku pada Zaky. "Ha ha ha, silahkan saja berteriak! Tidak akan ada yang mendengar, semua kelas sudah sepi, dan para bodyguard kamu juga pastinya tidak akan masuk ke dalam kampus kan?" jawab Zaky. "Guys, bawa dia ke gudang!" perintah Zaky. Aku mundur mendengar perintah Zaky pada teman-temannya, namun begitu mundur aku justru menabrak salah satu temannya. Dia mendekapku dari belakang
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 104 Nasib Seva

Braaak!Tiba-tiba pintu didobrak, membuat aku dan Zaky sama-sama terkejut.Para bodyguard langsung menerobos masuk dan berusaha mendekatiku, tapi tangan Zaky ternyata lebih cepat. Dia sudah mengeluarkan pisau kecil yang entah diambilnya dari mana no. Diarahkannya pisau kecil itu pada leherku."Jangan mendekat! Atau pisau ini akan melukainya!" ancam Zaky. Melihat pisau yang diarahkan di leherku seketika para bodyguard yang tadinya maju ke arahku jadi berhenti. Dua bodyguard yang baru masuk langsung siaga dengan mengarahkan pistolnya pada Zaky. "Turunkan senjata kalian!" perintah Zaky.Perintah Zaky tidak diindahkan oleh kedua bodyguard, mereka terus maju ke arahku."Lepaskan dia Zaky," ucap Pak Faisal, wakil dekan yang ternyata juga datang bersama security kampus. "Kamu mahasiswa yang pintar, jangan kamu kotori dengan tindakanmu yang konyol ini.""Aku tidak peduli! Walaupun aku pintar, tapi orang tuaku tidak ada yang bangga padaku! Barangkali kalau aku jahat justru mereka bangga padaku
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 105 Marahnya Kanda

"Ka Za—ky?" Ulang Riska dengan terbata. Pastinya Riska nggak akan menyangka seorang Zaky bisa melakukan tindakan seperti ini padaku."Permisi Bos, mobil sudah datang," ucap Pak Agus di depan pintu kamar."Oke," jawab suamiku singkat. "Panggil Seno, Gus!""Siap Bos.""Dinda, ayo … itu mobilnya sudah datang," ajak suamiku."Mobil? Mobil siapa? Jadi pengin tau," ucap Riska."Mobil hadiah ulang tahun Seno, Ris," jawabku. "Yuks, lihat bareng-bareng, aku juga penasaran."Akhirnya kita semua keluar dari kamar dan menuju ke teras depan. Terlihat dua buah mobil yang masih ditutup dengan kain warna hitam sudah terparkir di halaman rumah.Seno yang datang dengan menggendong Baby Ar langsung menghampiri kami. Baby Ar yang melihatku langsung mengarahkan tangannya meminta untuk digendong olehku. "Unda," ucap Baby Ar lirih. Tangannya yang mungil langsung melingkar di leherku. Kepalanya disandarkan pada bahuku. Kucium pipinya yang gembul dan kuusap punggungnya. "Tangan Dinda masih sakit, sini biar
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 106 Pertemuan dengan masa lalu?

Hari ini, tepat tiga minggu lagi akan dilangsungkannya pernikahan Mbak Nisa. Persiapan hampir sembilan puluh persen selesai, itu kata Mbak Nisa. Mbak Nisa dan Mas Ivan sendiri yang mengurus pernikahan impian mereka. "Yah, Tristan dan Andi barusan telepon," ucap Mbak Nisa saat aku dan suamiku tengah bermain bersama anak-anak di depan ruang tv. "Oh ya, ada apa?" "Mereka mau tinggal disini selama menunggu pernikahanku. Boleh nggak?" "Boleh lah, masa nggak, bagaimanapun juga mereka tetap cucuku. Benar kan Dinda?" "Iya, benar." Andi … apa ini saatnya aku bertemu dengan Andi? Batinku. Andi yang dulu pernah menyatakan cinta kepadaku tapi aku menolaknya. Andi, yang ternyata adalah cucu dari suamiku yang sampai saat ini tidak pernah tau kebenaran siapa aku sebenarnya. "Kapan mereka kesini?" tanyaku pada Mbak Nisa. "Sebentar lagi sampai, tadi mereka telepon sudah di jalan dari bandara." Andi dan Tristan memang selama ini tinggal di Australia. Walaupun orang tua mereka sudah bertind
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 107 Keberadaan masa lalu

"Andi ke rumah saudaranya, nggak ikut nginap disini," jawab Tristan. Ada perasaan lega saat mengetahui Andi tidak ikut bersama Tristan, tapi entah kapan saatnya juga aku pasti bertemu dengannya, dan kalau saat itu terjadi aku berharap Andi sudah punya keluarga sendiri. "Seva, aku minta maaf atas perlakuan orang tuaku padamu," ucap Tristan."Aku sudah memaafkannya," jawabku singkat."Terimakasih. Sungguh, aku tidak menyangka orang tuaku bisa bertindak kejam seperti itu.""Sudahlah, lupakan. Aku sudah tidak mau mengingatnya," kilahku."Ternyata memang kamu aslinya lebih cantik daripada yang di foto," ungkap Tristan."Apa kamu sedang menggoda istri Kakek?" tanya suamiku."Ma—maaf Kek, bukan itu maksud Tristan. Tristan tadi di mobil tiba-tiba menerima kiriman foto Seva dari Tante Nisa, tapi setelah melihat foto itu malah Andi menghubungi saudaranya dan memutuskan untuk pulang ke rumah saudaranya," ungkap Tristan.Penjelasan Tristan membuat suamiku tertawa, "Kakek hanya bercanda."Trista
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 108 Pinjam ibumu, Va.

"Sungkem sama aku aja, Mbak," usul si cunguk Riska. Entah dia dapat ide darimana. "Gil* kamu! Sini praktek sungkem sama aku dulu!" sela Tristan. "Idih, emang kamu siapanya aku?! Suruh sungkem segala!" protes Riska. "Hish, kalian bisa diam nggak?!" hardik Mbak Nisa. Seketika Tristan dan Riska diam, tapi tidak dengan matanya. Mereka saling menatap tajam seolah-olah akan memangsa satu sama lain. "Va … boleh nggak, aku pinjam ibumu buat nanti momen sungkem?" pinta Mbak Nisa. "Tapi kalau nggak boleh juga nggak apa-apa," lanjut Mbak Nisa. "Boleh Mbak …," jawabku mantap. "Ibu bagaimana?" "Begini Nak Nisa, Ibu tidak keberatan tapi … apa rasanya nggak aneh?" tanya Ibu. "Daripada sama Seva, malah lebih aneh. Ayolah Bu, katanya sudah anggap Nisa sebagai anak," bujuk Mbak Nisa. "Ada yang mau jelaskan sama aku nggak?" tanya Tristan. "Ah, iya, sampai lupa kalau kamu belum kenalan sama Bu Marni. Beliau adalah ibunya Seva, tapi aku sudah menganggapnya sebagai Ibuku," jelas Mbak Nisa pada
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 109 Berikan warisan itu!

"Iya, sebagai neneknya, saya tidak setuju jika Lily harus diasuh oleh ibu tiri nantinya. Apalagi warisan Lily itu nggak sedikit dari ibunya," lanjut wanita itu. "Maaf Bu, tapi saya tulus menyayangi Lily, tidak ada sedikitpun pikiran tentang warisan Lily, bahkan saya tidak pernah tahu tentang hal itu," jelas Mbak Nisa. "Maaf, saya sedang tidak berbicara dengan Anda!" hardik wanita itu. "Sekarang kamu pilih, Lily atau dia?" tunjuk wanita itu pada Mbak Nisa. "Maksudnya apa Bu?" tanya Mas Ivan. "Ya kamu pilih … jika kamu mau hidup dengan Lily, maka tinggalkan perempuan ini! Jika kamu tetap nekad menikahi perempuan ini, maka Lily akan saya bawa, dan saya pastikan kamu tidak akan bisa melihatnya seumur hidup kamu!""Kenapa harus memberi Ivan pilihan seperti itu, Bu? Saya ayahnya Lily, saya lebih berhak dengan Lily.""Kamu memang ayahnya Lily tapi kalau kamu menikah lagi, otomatis Lily akan punya Ibu tiri. Saya nggak mau cucu saya dirawat oleh ibu tiri. Ibu yakin, perempuan ini hanya ing
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 110 Dasar serakah!

"Iya! Jalur hukum, agar kalian mendapatkan jawaban yang puas!"Mantan mertua Mas Ivan terlihat saling berbisik, entah apa yang mereka bicarakan."Mbak Nisa yang sabar ya, mereka sepertinya nggak pernah makan bangku sekolah," ucap Riska."Bukan bangku sekolah, tapi gendeng sekolah," sanggah Tristan."Kami akan biarkan kamu merawat Lily, asalkan kamu berikan dulu uang warisan Lily, saya tidak mau jerih payah anak saya jatuh sama perempuan itu!" "Astaga, Bapak waktu pembagian urat malu nggak hadir ya?" tanya Riska."Kamu siapa? Kenapa ikut campur urusan kami?""Saya? Nggak penting siapa saya! Saya yang dari tadi dengar kemauan kalian aja sudah rasanya gerah! Nggak malu apa kalian meminta warisan cucu kalian sendiri? Bukannya ikut merawat malah ribut soal warisan!" geram Riska."Tiga hari lagi, datang ke kantor saya. Saya akan beri dua kali lipat dari uang warisan Lily, tapi dengan syarat, kalian tidak akan pernah lagi mengusik kehidupan Lily," ucap suamiku lantang."Du—a kali lipat?""I
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1
...
910111213
...
17
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status