Home / Horor / ANGELA (Sang Perias Jenazah) / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of ANGELA (Sang Perias Jenazah): Chapter 121 - Chapter 130

135 Chapters

Klinik Nyonya Jemima

"Maaf sebelumnya, Pak. Ini tempat praktik bidan apakah milik ibunya Bella?" tanya Angela dengan suara rendah. "Iya. Dari cerita yang saya dengar, kedua orang tua Bella berpisah sekitar sepuluh tahun lalu. Perpisahan mereka terjadi secara tidak baik. Ayah Bella tidak diizinkan untuk membiayai ataupun bertemu putrinya. Sepenuhnya Bella dalam pengasuhan ibunya, Nyonya Jemima. Klinik ini menjadi sumber penghidupan bagi keduanya." Pak Tri menjelaskan. "Sudah berapa lama Bapak bekerja dengan ibunya Bella?" Angela ingin tahu lebih jauh. "Sekitar satu tahun belakangan ini.""Belum terlalu lama berarti." Angela menghela napas. "Apa Bapak percaya pada hal-hal di luar nalar?""Maksud Mbak Angela?" Pak Tri menautkan kedua alisnya. "Saya sudah lebih dari sepuluh tahun merias jenazah. Banyak dari jenazah yang saya rias arwahnya berkomunikasi dengan saya. Mengungkap hal-hal yang semasa hidup belum sempat terkatakan.""Apa Nona Bella termasuk salah satunya?" potong Pak Tri cepat. Angela mengangg
Read more

Alena Membeli Janin

"Kali ini aku lagi malas berpikir. Tanya saja langsung ke ahlinya lebih praktis dan ekonomis.""Kalau sudah terkena urusan hati. Otak jadi hilang fungsi.""Antoni menyembunyikan sesuatu dariku dan itu sangat mengganggu. Bagiku lebih baik tahu yang sebenarnya walaupun pahit daripada tidak tahu apa-apa seolah semuanya baik-baik saja. Aku tidak bisa begitu, Wang.""Kau tenang sajalah. Antoni bukan laki-laki yang gampang berpaling hati. Biarkan dia melakukan sesuatu yang dianggapnya keputusan paling baik. Kau harus menghargai usahanya untuk melindungimu, An."Angela menghela napas panjang. "Apakah harus merahasiakannya dariku?""Itu cara dia menjaga perasaanmu. Dia tidak ingin kau berpikiran seperti sekarang ini kalau dia katakan semuanya. Baru dengar Antoni bicara di telepon saja pikiranmu sudah aneh-aneh. Apalagi misalnya mereka bertemu? Bisa perang dunia kalian.""Kadang aku tidak mengerti cara berpikir kalian kaum lelaki.""Lebih rumit lagi kalian kaum perempuan. Maunya terus dimenger
Read more

Watch Me!

"Sebenarnya kita mau kemana, La?" tanya Angela saat mobil sudah bergerak meninggalkan rumah duka. Olla menyetir sendiri tanpa pendamping. "Sudah, ikut saja. Pokoknya aku ingin menunjukkan sesuatu padamu. Tapi kau harus janji, setelah melihatnya nanti, jangan rusuh. Tetap cool." Olla menegaskan. Angela menjadi gusar. Pikirannya masih seputar Antoni. Apa mungkin Olla akan menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan pria tersebut? Sepanjang perjalanan Angela duduk dengan gelisah. Perut yang lapar ditambah hatinya yang gundah membuat pikirannya bertambah kacau. Joana yang berada di kursi belakang tampak terus menoleh ke kaca jendela, menikmati pemandangan."Rapikan sedikit rambutmu, An. Kita akan masuk ke acara resmi. Di dalam tasku ada tisu basah, bersihkan sepatumu dengan itu," kata Olla menunjuk tas kulit coklat di atas dasbor. Angela melakukan apa yang diminta Olla. Ia menyisir rambut dengan jari dan dibiarkan terurai. Tidak lupa ia menyapukan lipstik berwarna merah gelap agar terli
Read more

Antoni Cemburu

Olla menghampiri Angela dan memintanya untuk kembali ke meja mereka karena acara akan segera dimulai. Tampak pria yang bersama Angela tersenyum lalu menyerahkan kartu namanya dan berjanji akan menghubungi Angela secepatnya. "Aku terkesan, Kawan," bisik Olla sambil senyum-senyum."Itu belum semua ilmu ku keluarkan, Kawan." Angela menutup mulutnya dengan tangan menahan suara tawanya. "Tuan Antoni Hakim terbakar. Panas … panas …, " kata Olla dengan mata tertuju ke meja Antoni dan Alena. "Apa kau tahu mereka sedang terlibat kerjasama apa sebenarnya, La?""Tentulah aku tahu. Perusahaan Antoni posisinya sekarang sedang hidup segan mati tak mau. Dari yang kudengar, orang-orang kepercayaannya sebagian berkhianat dan melakukan korupsi dengan nilai yang tidak sedikit.""Apa mungkin orang-orang kepercayaan Antoni telah membelot karena campur tangan Alena. Tentu saja dilakukan secara rahasia.""Aku pun berpikir demikian. Kata Edo, Delta Kencana terus membayangi perusahaan Antoni. Sengaja memen
Read more

Bertemu Keluarga Antoni

"Sungguh? Begitukah?" Antoni kembali menunduk. Pandangannya terarah pada Angela. "Antoni Hakim tidak pernah berubah. Tetap saja aku …." Wajah Antoni memucat tetapi kemudian ia menampilkan lagi sikap angkuhnya. "Apa?!" Angela meletakkan kaleng minumannya lalu berdiri. Antoni melemparkan tatapan tajam penuh arti pada Angela. "Aku mencintaimu, An."Angela tak mampu berkata-kata. Sebaris kalimat yang baru saja ia dengar dari mulut Antoni seperti sebuah sihir yang mampu menggetarkan hatinya. Antoni menarik pundak Angela dan melempar tubuh Angela ke tempat tidur, lalu menahan Angela dengan seluruh bobot tubuhnya. "Jangan sekali lagi kau berbuat seperti tadi. Aku sangat tidak menyukainya!" Antoni memegang pinggang Angela dan menekannya pada tempat tidur. "Darahku mendidih, Angela!""Kau yang memulai, Kim. Kau yang lebih dulu membuat darahku mendidih dan aku juga sangat tidak menyukainya." Angela tidak berusaha untuk melawan tubuh Antoni yang menindihnya. Ia hanya melotot menatap pria itu.
Read more

Istal yang Terbengkalai

"Apa setelah menikah nanti kau akan terus menjadi perias jenazah?" tanya salah satu perempuan kerabat ibunya Antoni. "Kim membebaskan saya untuk melakukan apa yang saya suka. Sepertinya saya masih akan terus merias jenazah," jawab Angela dengan santun. Alis perempuan tersebut bertaut. "Kim? Siapa, Kim?" tanya perempuan tersebut. "Angela biasa memanggilku, Kim, Tante," jawab Antoni menyela pembicaraan mereka. "O, begitu. Semacam panggilan sayang, ya," ucapnya lagi. Angela mengangguk. "Intinya kami keluarga besar Antoni menyerahkan sepenuhnya keputusan menikah kepada kalian berdua. Kami selalu siap mendukung dan membantu Antoni," kata Tante Meri yang sore itu mengenakan baju hitam lengan pendek. "Terima kasih, kerabatku semuanya. Aku sudah membuat keputusan, di penghujung bulan depan aku akan menikahi Angela. Private dan hanya mengundang beberapa orang kenalanku saja. Lokasinya di perkebunan Opa.""Secepat itu, Toni?" Salah satu kerabat Antoni terkejut. "Banyak yang harus dipersia
Read more

Ditemukan

Angela menarik napas kaget ketika ia merasakan sesuatu seperti udara menerpa keras wajahnya hingga perut tiba-tiba terasa tegang. Langkahnya pun terhenti. "Ada apa, An?" Antoni menyorot wajah Angela dengan senter. "Entahlah. Aku tidak bisa melihatnya. Hanya keras seperti tamparan. Sakitnya masih terasa. Tempat ini pasti sangat angker, Kim. Kita saja yang tidak bisa melihat keberadaan makhluk tak kasat mata yang berkeliaran. "Tenanglah! Kita hanya perlu menemukan tempat itu, saja. Mendapatkan bukti lalu pergi." Antoni mencoba memberi semangat dan penguatan. Angela menghela napas berulang sebelum ia melanjutkan langkah bersama Antoni. Cahaya senter Antoni terus bergerak seiring pergerakan keduanya. Di ujung lorong mereka menemukan pintu yang tertutup rapat. Posisinya tepat di belakang deretan kandang kuda. "Kim! Rasanya kepalaku mau pecah!" Angela berteriak sambil meremas kuat tangan Antoni. "Artinya memang di sinilah tempatnya. Please! Bertahanlah, Sayang," Antoni membawa Angela
Read more

Belum Menemukan Jawaban

"Ini bukan jalan menuju ruang rahasia, Kim. Tapi tempat pembuangan mayat," kata Angela melangkah mundur ke tempatnya semula. "Atau mungkin inilah ruang rahasia itu," ujar Antoni seraya memberikan ponsel kepada Angela. "Kau terlihat tidak terganggu dengan bau dari dalam sumur. Padahal aromanya luar biasa busuk.""Gumawang menghilangkan dengung dan kemampuanku membaui untuk sementara waktu. Ponsel ini untuk apa?""Fotokan sumur itu. Usahakan mayat di dalamnya terlihat jelas. Bila perlu buat video biar buktinya semakin kuat." Angela mengangguk lalu berjongkok di bibir sumur yang tidak berpenghalang. Sedikit saja keseimbangannya hilang, bisa dipastikan ia masuk juga ke dalam sana. Beberapa foto dan video sudah Angela buat. Hasilnya ia kirimkan juga melalui surel ke alamat emailnya. Baik yang sudah biasa digunakan maupun yang rahasia. Berjaga-jaga dari kemungkinan buruk agar apa yang sudah dilakukan malam ini tidak sia-sia. Antoni menutup kembali sumur yang berdiameter sekitar satu met
Read more

Terjebak Sementara

"Air berhubungan dengan Wuri. Membuang begitu saja di dalam sumur juga mudah. Tidak perlu menggali tanah.""Wuri?" Dahi Antoni berkerut. "Aku belum pernah mendengar namanya. Dia siapa?""Aku pikir kau sudah tahu semuanya tentang Alena dan Delta Kencana, ternyata belum. Wuri adalah makhluk siluman yang menjadi penjaga keberlangsungan perusahaan. Karena itulah mereka selalu mendapatkan mega proyek dengan posisi terkuat. Perkembangan mereka pun pesat. Tapi, di balik itu semua, banyak korban berjatuhan.""Diberikan kepada si Wuri itu?"Angela memejam sesaat. "Tentu iya. Bukan hanya perempuan-perempuan yang bekerja di Delta Kencana saja, bayi hasil aborsi juga sangat disukai makhluk siluman itu. Alena sampai harus membeli secara khusus dari sebuah klinik aborsi yang berkedok klinik bersalin.""Mereka sudah kehilangan akal sehat, An," sebut Antoni sambil menutup pintu lemari. "Diam di situ, Kim." Angela membuat gerakan mendadak, menutup semua akses ke dalam kamar. "Kenapa kau tutup semua?
Read more

Mereka Datang ke Istal

"Sial! Tuan Steve kenapa mendadak begini mengabari kita. Tidak biasanya dia kesini di jam-jam segini.""Mungkin karena sedang hujan, cakung, Win. Cuaca mendukung." Mereka berdua tertawa. "Setidaknya kita masih bisa menghabiskan rokok di sini sampai hajat Tuan Steve selesai."Dari pembicaraan keduanya, sangat tidak mungkin menyalakan senter untuk penunjuk jalan. Sedikit saja cahaya bergerak dan terlihat oleh mereka sama saja dengan bunuh diri. "Kita harus berjalan dalam gelap, Kim.""Terpaksa harus begitu. Kita pelan-pelan saja. Walaupun tidak bisa melihat dalam gelap, setidaknya kita tahu arahnya.""Sebelum Gumawang pergi tadi, ia sempat memperlihatkan dalam terang keadaan di dalam istal ini. Ia memintaku untuk menghafalkannya.""Kau masih bisa mengingatnya dengan jelas, An?""Tentu. Sekarang giliranku menggandeng tangan, Kim," kata Angela dengan suara pelan. Sejak tadi mereka sangat menjaga volume suara agar tidak terdengar oleh kedua pria yang sedang merokok agak jauh dari posisi m
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status