Dia bangkit dan keluar dengan marah. Aku kembali terduduk lemah di atas ranjang. Merasa lega, karena kembali dapat terbebas darinya. Aku tak menyangka, kalau sikap Mas Raka jadi mengerikan seperti itu. Tak lama aku menyusul ke bawah. Kulihat Bik Inah dan Mas Deni sedang mengobrol berdua."Mas Raka nya mana, Bik?" tanyaku."Sudah pulang, Mbak," jawab Bik Inah."Oh, syukurlah." Aku menarik napas lega."Memangnya Raka kenapa, Delima? Apa yang udah dia lakuin sama kamu? Ngapain dia masuk ke kamar kamu? Bukannya kalian sudah mau bercerai?" Mas Deni terlihat seperti khawatir."Eh, anu. Enggak apa-apa, Mas. Mas Raka cuman mau tau kabar Delima aja. Karena pesan dari Mas Raka nggak pernah Delima balas." Aku beralasan."Oh, baguslah. Soalnya tadi pas Mas tegur, dia langsung pergi gitu aja. Mas takut kamu kenapa-napa.""Makasih ya, Mas. Udah khawatirin Delima.""Iya, Delima. Lain kali kalau kamu kenapa-napa, jangan ragu hubungi Mas, ya.""Iya, Mas. Kalau Mas nggak keberatan.""Enggak kok. Mas d
Last Updated : 2022-07-11 Read more