Semua Bab Mertuaku Selalu Pilih Kasih: Bab 11 - Bab 20

64 Bab

Usaha Baru Naila

Hari ini aku mengajak Rani- saudara sepupuku yang masih gadis-berbelanja bahan crafter ke pasar induk. Selain harganya lebih murah, bahan yang tersedia juga lebih lengkap. Aku memilih semua bahan yang diperlukan. Mulai dari pita satin, pita organsa, bahan stoking, dan masih banyak perlengkapan lain yang diperlukan. Puas berbelanja banyak bahan yang diperlukan, aku mengajak Rani untuk mengisi perut di rumah makan dekat pasar. "Banyak banget belanjanya ini, mbak?" ucap Rani. "Sebenarnya ini masih kurang banyak, Ran. Tapi gak apa-apa sebagian nanti pesan lewat online aja,"jawabku. "Nanti begitu tiba di rumah, Mbak mau langsung bongkar dan rapikan. Besok bisa langsung eksekusi," ucapku. "Besok ke rumah pagi ya, biar Mbak bisa ajarin kamu," lanjutku. "Siap, bosku," jawab Rani sambil tertawa.**** "Raka rewel gak, bu? tanyaku pada Ibu yang menjaga Raka. "Alhamdulillah anakmu anteng, paling nangis kalo buang air atau min
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-07
Baca selengkapnya

Merawat Diri

Kesibukanku selama ini membuatku lupa merawat diri. Apalagi setelah melahirkan, Mas Ikhsan mengajakku pindah ke rumah orangtuanya. Jangankan untuk melakukan perawatan, bisa mandi dua kali sehari saja sudah bersyukur. Itu pun dilakukan secara kilat. Selama di rumah Mertua, aku seperti pembantu gratisan. Dimulai dari memasak, mencuci baju dan bekas peralatan masak, membersihkan rumah dan bahkan hal terkecil sekali pun. Alih-alih mendapat penghargaan, malah caci maki yang sering aku dapatkan jika melakukan kesalahan. Dan suamiku selalu memintaku bersabar akan semua itu. Badanku yang dulu padat berisi jadi kurus kering karena jarang makan tepat waktu, mungkin juga karena faktor meng-asi-hi. "Ran, salon yang bagus dimana ya? Pengen perawatan nih," tanyaku pada sepupuku. "Cie ... cie ... udah pengen cari ayah baru buat Raka ya," ledek Rani sambil tertawa. "Hust! Asal aja kalau ngomong. Pingin terlihat cantik biar gak dikatain sampah,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-08
Baca selengkapnya

Bertemu Ikhsan

Mobil kami telah sampai di depan rumah Bulek Ida yang sudah mulai ramai oleh orang. Rendi turun dan membukakan pintu untukku. Dia meminta Raka dariku. Aku berjalan beriringan dengannya. Bagi yang tak mengenal kami, pastilah mengira kami pasangan suami istri. Terlihat di depanku Mas Ikhsan duduk bersama Bapak. Aku menunduk menghindari pandangan matanya. Ternyata dia melihatku. "Naila ... ?" lirih Mas Ikhsan berkata. Untuk sesaat suamiku itu memandangku tak berkedip. Bibirnya bergetar seperti ingin bicara namun tak keluar satu patah kata pun. Kemudian dia melihat Rendi dengan tatapan bertanya. Melihat situasi ini, Rendi menyerahkan Raka dan memintaku masuk ke dalam. "Masuklah ke dalam, Nai. Ibu sudah menunggumu," ucap Rendi pandanganya tak lepas dari Mas Ikhsan. "Tunggu, Nai ...," Bapak Mertua memanggilku. "Bapak kangen sama Raka, biarkan bapak menggendongnya." pinta Bapak. Aku serahkan bayi mungilku itu kepada Bapak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-08
Baca selengkapnya

Vanya Sakit

Vanya datang bersama dengan Irda. Wajah gadis itu terlihat pucat. Tubuhnya terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Sepertinya dia sakit. "Mas Ikhsan, tolong anterin aku ke dokter," ucap Vanya dengan wajah pucat. "Iya, Mas. Kasihan Vanya kesakitan," jelas Irda khawatir. Saat Irda melihatku, dia melengos tak menyapaku sama sekali. Bahkan dia hanya menyindirku dengan mulut pedasnya. "Udah dibuang masih aja datang," sindirnya. Aku memilih tak menanggapi ucapannya itu. "Ada yang kurang kerjaan nih, hobinya ngurusin hidup orang," sindirku balik "Ayo, Mas. Aku udah gak tahan," ucap Vanya meringis kesakitan. "Aku sedang bicara sama istriku, Van. Pergilah!" ucap Mas Ikhsan geram. AARGH!! Vanya berteriak kesakitan, keluar banyak darah dari bawah roknya. Apakah Vanya pendarahan, apa dia hamil ataukah dia keguguran. Begitu banyak pertanyaan yang melintas di dalam pikiran. Namun aku mencoba menutupi rasa penasaranku dengan bersik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-09
Baca selengkapnya

Ikhsan Berkunjung

Masih teringat di benakku bagaimana Mas Ikhsan begitu peduli pada Vanya. Ia tak dapat menyembunyikan wajah paniknya saat menggendong perempuan itu ke rumah sakit. Hingga tak sadar bahwa sikapnya itu kembali melukai hatiku. Kuambil ponselku dari dalam tas barangkali ada pesan penting yang masuk. Kuperiksa satu persatu dan memang ada banyak pesan dari para customerku. [Mbak, kapan orderanku bisa dikirim?] [Sis, mau pesan headpiece buat acara nikahan, minta yang cantik dan terlihat mewah] [ Mbak, kiriman bunga stoking yang kemarin sudah ludes terjual. Bisakah aku pesan 1000 pieces lagi untuk pameran bulan depan] Dan masih banyak lagi pesan-pesan lainnya yang masuk. Kubalas pesan itu satu persatu. Aku harus profesional agar tidak mengecewakan pelangganku. Bagiku kepuasan pelanggan adalah yang utama. Setelah merasa lelah dan kantuk menyerang aku pun tertidur di samping putraku.**** "Ran, pastikan orderan yang telah selesai dicek lagi lalu dikirim. Jangan biarkan mereka menunggu terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-10
Baca selengkapnya

Bu Sukma Syok

Pagi menjelang siang, bak mimpi di siang bolong. Ibu mertua datang dengan naik ojek. Bukan mertuaku namanya kalau tidak memasang tampang judes setiap ketemu. "Eh Naila ... Dasar mantu licik. Diam-diam kau peras anakku," geramnya Aku yang saat itu memang sedang bersantai menggendong Raka di teras rumah masih kaget dengan kehadirannya yang tiba-tiba. "Ibu bisa bicara baik-baik,'kan? Malu didengar tetangga, Bu," kataku. " Gak peduli! Gara-gara kamu uang bulananku berkurang. Aku gak mau tahu, kembalikan uang Ikhsan sekarang," teriaknya. Aku baru paham maksudnya, ternyata dia mempersalahkan uang yang Mas Ikhsan beri kemarin. "Mas Ikhsan memberikan uang itu tanpa aku minta, Bu. Dan aku masih berhak karena aku masih istri sahnya," balasku. "Kamu sudah keluar dari rumah, jadi kau sudah tak punya hak apapun lagi atas Ikhsan," teriaknya hingga menimbulkan kegaduhan. Beberapa tetangga mulai keluar melihat kami. "Ibu Sukma, ngapain ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-11
Baca selengkapnya

Kematian Vanya

Seperti hari-hari biasanya, Naila selalu disibukkan dengan pekerjaan crafternya. Semakin banyak variasi produk yang ia hasilkan bersama teamnya. Raka tumbuh menjadi bayi yang sehat dan aktif. Tak mau terlalu merepotkan orangtuanya, Naila membayar seseorang untuk menjaga putranya itu, Mbak Lika tetangganya. Tentu dengan pengawasan Ibu dan dirinya. "Assalammualaikum ...," "Wa'alaikumussalam. Cari siapa ya?" tanya Bu Rima, Ibu dari Naila "Apa benar ini rumahnya Naila?" tanya seseorang itu. Naila yang mendengar namanya disebut bergegas keluar menemui orang itu."Saya Naila, ada apa ya, Mas? tanyanya pada pria yang kini berdiri di depannya. "Perkenalkan saya Arya, kakak dari Vanya," ucap Arya. Merasa seperti ada hal penting yang mau pria itu sampaikan, Naila mempersilakannya masuk ke dalam rumah. "Sebelumnya saya meminta maaf kepada Mbak Naila atas sikap adik saya," ucap Arya. "Saat ini Vanya sedang sakit. Dari hari ke h
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-11
Baca selengkapnya

Naila dan Ikhsan

Pulang dari acara pemakaman Vanya, Ikhsan mampir ke rumah Naila bersama Ayah dan Ibunya. Tentu saja hal ini membuat orangtua Naila bertanya-tanya apa maksud kedatangan mereka. "Bu Rima, saya datang mau menengok cucu saya, kangen sekali udah lama gak ketemu," ucap Bu Sukma. Raka yang baru dimandikan oleh Bu Rima masih terbalut handuk, digendong begitu saja oleh Bu Sukma. Dipangkunya bayi gembul itu. Sesaat kemudian dia merasakan ada yang basah pada roknya, Raka mengompol dan spontan Bu Sukma berteriak,"Dasar bayi gembul, baru digendong udah ngompol," teriak Bu Sukma dengan wajah ketus. Semua yang ada di sana melongo melihat sikap Bu Sukma. Tapi sesaat kemudian Naila bisa menguasai diri, diambilnya Raka dari Mertuanya itu. "Raka ikut Mama dulu ya, sayang," Naila membawa anaknya masuk ke dalam untuk dibersihkan dan dipakaikan baju. Sementara Bu Rima membuatkan minum untuk tamunya, Bu Sukma mengamati beberapa karyawan Naila yang masih belum p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-12
Baca selengkapnya

Bu Sukma Yang Tak Berubah

Bu Sukma senang akhirnya Ikhsan dan Naila bisa bersama lagi. Dia menceritakan kepada semua orang yang ditemuinya bahwa menantunya kini telah sukses. Bahkan dia bilang ke semua orang jika kesuksesan Naila juga berkat campur tangan Ikhsan anaknya. Rendi dan Ibunya juga telah mengetahui tentang itu. Bahkan Rendi terlihat murung, Ibunya senantiasa memberikan semangat agar bisa move on dari Naila. "Ren, sampai kapan kamu gak bisa melupakan Naila," ucap Bu Ida. "Sampai kapan pun, aku gak bakal bisa lupain Naila, Bu." Rendi menjawab ucapan Ibunya. "Di luar sana masih banyak gadis baik seperti Naila, Nak," jelas Bu Ida. " Jika aku mau, dari dulu sudah menikah, Bu. Aku cuma mau Naila," lirih Rendi. "Naila istri orang, Nak. Kamu harus mendoakan yang terbaik untuk rumah tangganya," Bu Ida menasehati putranya. "Aku pasti bakal bisa dapetin dia," gumam Rendi dan Ibunya hanya bisa geleng-geleng melihatnya. Rendi seringkali beru
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-12
Baca selengkapnya

Pindah Rumah Baru

ANAKKU JUGA CUCUMU, BU# PART 17(20) Naila melihat kondisi rumah barunya bersama Sang Suami. Proses pembangunan sudah selesai, tinggal dibersihkan saja. "Nai, mumpung aku libur. Ayo kita bersihkan rumah ini. Besok barang-barang sudah bisa dimasukkan," usul Ikhsan. "Oke siap, Bos," jawab Naila. "Di sini kamu bosnya bukan aku, malahan aku sekarang minder," ucap Ikhsan. "Jangan ngomong gitu, Mas. Aku menerima kamu apa adanya. Dan kamu juga menerimaku sebelum aku jadi seperti sekarang ini. Dalam rumah tangga, kamu tetap jadi imamnya," hibur Naila pada Sang suami. "Tapi-"Ikhsan tak sempat melanjutkan ucapannya. Sang istri malahan menggelitik pinggangnya hingga dia tertawa kegelian. "Cukup ... cukup, Nai," ucap Ikhsan menyerah. "Makanya gak usah ngomong aneh-aneh. Ayo langsung dibersihkan aja biar cepat kelar," sambung Naila. Mereka berdua kompak membersihkan setiap bagian rumah. Bahkan kaca jendela pun tak luput dari sentuhan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status