Memang benar, sejak saat aku menerima surat undangan pernikahan Denis, aku resign dan mengurung diri di rumah selama hampir setengah tahun. Lalu berikutnya aku kembali bertemu Dewi setelah sekian lama tidak berjumpa. Saat lulus SMA, Dewi ikut orang tuanya kuliah di luar negeri dan aku tetap di sini.Aku menoleh ke arah Denis, wajah lelaki itu menampakkan keseriusan. Ah, entahlah, aku tidak mau membayangkan yang indah-indah, tapi di sisi lain, hatiku pun kesepian dan sepertinya aku butuh manusia seperti Denis.Ah, dasar aku labil.“Kamu bawa aja uangnya. Aku nggak butuh!” Aku masih dengan pendirian ini, enggan menjalin dengan manusia yang sudah menjadi mantan.Lah, emang kalo udah mantan, dia jadi setan, gitu?“Ini hak kamu. Aku kembalikan.”Kartu ATM ia letakkan di dekatku. Denis lantas berdiri. Ih ... kok cepet banget pergi.“Aku pulang dulu.” Denis mengarahkan wajahnya, menatapku yang sedang menatapnya.“Saranku, kencan butanya nggak usah diterusin. Karena cintaku padamu aka
Baca selengkapnya