Share

makhluk Tuhan paling seksi

Penulis: Ana Battosai
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-28 09:59:46

🌷🌷

Pagi-pagi buta suara Dewi sudah membuat gaduh saat nongol di kamar, padahal ayam tetangga saja belum pada bangun. Lah ini anak udah stand by aja dimari.

“The. Ada kabar baik buat kamu!” Dewi menarik selimut yang menutupi tubuhku.

“Paan, sih, Wi. Ini masih pagi tau!” Aku malas membuka mata. Lampu dan gorden pun masih tertutup rapat. Jika pun sudah siang, Bi Sumi pasti membangunkanku.

“Pagi dari Hongkong. Udah jam sembilan loh, The!” Dewi menarik tanganku agar duduk. Oke, aku manut. Dewi bisa lebih sadis dari ibu tiri jika keinginannya tidak dituruti.

Aku bisa menebak, jika Dewi bersekutu dengan Bi Sumi agar masuk zona nyamanku. Dasar mereka wanita nggak ada akhlaq!

Aku melihat Dewi sudah rapi dengan dandanan yang natural. Bibir yang hanya dilapisi lipensetip tipis, ditambah taburan bedak bayi membuatnya terlihat lebih segar kaya asinan Bogor.

“Mandi, gih. Jangan lupa hari ini ada kencan buta hari kedua!” Dewi menunjukkan angka dua dengan jarinya.

Ish, lagi-lagi Dewi mengingatkan hal yang tidak ingin aku dengar. Memang kemarin aku mengiyakan untuk melanjutkan permainan ini sampai tiga puluh hari ke depan, tapi jika dipikir ulang rasanya hanya aku yang akan lelah. Mencari jodoh tidak semudah mencari kutu di kepala kucing. Susah, Bray!

“Aku males, Wi. Mau makan dulu,” ucapku seraya berdiri hendak keluar kamar. Biasanya jam segini Bi Sumi sedang memasak sesuatu untuknya sarapan, jadi bisa sekalian minta jatah makanannya.

Di dapur tampak wanita berusia lima puluh tahun tengah menggoreng telur. Wajahnya menoleh lalu tersenyum saat menyadari kehadiranku dan Dewi.

Bi Sumi sudah mengabdi di sini hampir empat tahun, tepatnya setelah Mama meninggal. Papa meminta beliau untuk beres-beres saja, tidak mewajibkan memasak atau menginap. Jika pekerjaannya sudah selesai, ia boleh pulang dan kunci rumah bisa dititipkan ke satpam komplek.

“Sarapan, Mbak The,” tawarnya. Aku mengangguk, lalu duduk di meja makan. Dewi yang rupanya mengikuti ikut duduk di sebelahku dan membuka tudung saji. Mataku dibuat takjub dengan banyaknya makanan di sana.

“Siapa yang beli, ini? Buju buneng. Banyak bener!” seruku saat melihat makanan di meja. Ada batagor, siomay, bala-bala, dan tak lupa odading Mang Solihin yang terkenal seantero komplek seksi.

Dewi menepuk dadanya, sebagai pertanda dialah pahlawan kesiangan yang membelikan semua makanan itu.

Tanpa ba bi bu, aku mengambil dua buah odading lalu melahapnya. Tak lupa berdoa juga berharap semoga setelah memakannya aku bisa berubah menjadi cantik.

Uhukkk ... saking semangatnya aku tersedak. Dewi menepuk-nepuk punggung lalu menyodorkan segelas air.

“Pelan-pelan napa, The.”

Tersedak membuatku kehilangan selera makan. Kata mendiang Mama, kalau kita dibelikan makanan lalu tersedak, itu tandanya orang yang membelikan tidak ikhlas. Oke, fix. Dewi nggak ikhlas.

“Makan lagi, The. Aku beli ini buat kamu,” ucapnya. Aku diam sambil melap mulut dengan tissue.

“Hari ini ketemuan di mana, Wi?”

“Tempat kemarin, The.”

Dewi menyerahkan ponselnya agar aku bisa melihat seperti apa lelaki yang akan berkencan denganku hari ini.

Namanya Roy Bayangan. Lelaki blasteran karena terlihat dari bibirnya yang mirip bule Eropa, namun matanya mirip orang Arab. Bagaimana bentuknya, silakan bayangkan saja sendiri. Yang terpenting buatku, dia ganteng. Titik!

“Ketemuan jam berapa?”

“Siang ini.”

“Oke. Aku siap-siap dulu!” Aku beranjak meninggalkan dapur, mandi dan ganti pakaian.

🌷🌷

Grup Cenat cenut Cinta, sedikit aneh menurutku. Meskipun begitu, sudah banyak pasangan manusia yang naik ojek, eh, pelaminan berkat grup ini. Followersnya pun bikin geleng-geleng kepala. Banyak!

Kedai kopi ini langganan aku dan Dewi nongkrong jika pulang kerja, dan hampir semua karyawan di sini hafal benar apa yang biasa kami pesan.

Setelah memilih tempat duduk yang nyaman, seorang waiters yang mengenakan seragam kedai berwarna hitam kuning membawakan minuman. Tentu saja, es kopi ditemanu sepiring pisang goreng.

Jujur saja aku masih trauma dengan kencan pertama. Lelaki yang kemarin pun tampak sempurna, bahkan idaman banget. Namun, ya sudahlah. Jangan dibahas. Anak Mama, go away. Manja! Lalu bagaimana dengan yang sekarang?

“The, dia bentar lagi sampai!”

Dewi mengarahkan ponselnya di depan wajahku. Melalui layar GPS, aku bisa melihat bulatan kecil berwarna merah bergerak perlahan. Namun untuk kali ini Dewi enggan membiarkan aku sendiri. Dewi Fortuna ini pun ingin melihat sosok Roy Bayangan yang memiliki fans garis keras sampe ribuan.

Cringg ... lonceng di pintu berbunyi saat dibuka, pertanda ada pengunjung datang.

“Sumpah demi Dewi persik, eh salah. Demi Dewi Fortuna. Ganteng banget, Theresia!” Dewi yang duduk di sebelahku menatap ke arah pintu dengan mulut menganga. Air liurnya nyaris meluncur, namun dengan cepat ia meraih selembar tissue lalu menyekanya. Ish, jorok!

Lelaki tinggi itu sesuai dengan yang di foto. Tinggi, putih, hidung mancung, ganteng dan seksi dengan tubuh berotot. Pastinya bukan editan kamera jahanam. Ini asli ganteng made in rahim.

“Halo ... boleh saya duduk?” tanyanya. Aku hanya bisa mengangguk, kehabisan kata-kata saking terpesona dengan ciptaan Tuhan yang maha sempurna ini. Aku menoleh ke arah Dewi, ia pun sepertinya sama sepertiku. Speechless!

“Oh, iya. Maaf. Kamu Theresia, 'kan?” tanyanya, ia lalu mengulurkan tangannya. Refleks, Dewi menyambar tangan kekar itu terlebih dulu.

“Saya, Dewi. Temannya Theresia!” Dewi nyengir memamerkan keindahan senyumannya, bonus lesung pipi yang dalamnya mirip sumur.

Aku menepuk kening, tidak habis pikir dengan tingkahnya. Usia aku dan Dewi hanya berbeda setengah minggu, bedanya Dewi lebih beruntung daripada aku, karena ia akan segera melangsungkan pernikahan beberapa bulan lagi.

Aku berdehem, menetralisir radikal bebas. Dewi pun menawarkan minum untuk Roy. Dan beruntungnya lelaki ini menyukai kopi. Yes, dia lelaki sejati. Bukan lelaki rumahan yang setia di bawah ketiak Mama.

Untuk beberapa saat lamanya, kami bertiga hanyut dalam canda tawa. Roy Bayangan pandai bermain kata, membuatku terbuai dan yakin untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius.

Oh, Roy! Kamu adalah makhluk Tuhan yang paling seksi!

Pesanan kopi milik Roy datang, si Mbak waiters pun dibuat terpesona sampai saat hendak meletakkan kopi di meja, tangannya menyenggol nampan yang ia bawa dan kopi panas itu nyaris tumpah. Namun dengan cepat tangan Roy menahannya, maka jadilah adegan saling berpegangan tangan pada secangkir kopi. Membuatku sukses hareudang!

Wajah Mbak waiters memerah, setelah mengucapkan maaf dan terima kasih ia undur diri. Lalu kami pun melanjutkan obrolan.

Roy mengangkat kaki kanannya lalu bertumpu pada kaki kiri. Oh, God. Sumpah demi apa aku memperhatikan semua gerakannya. Ini cowok perfect abis!

Yang baju merah jangan sampai lolos. Genderang perang bertalu-talu menyuarakan agar jangan sampai melepaskan momen berharga ini. Roy, kamu adalah milikku!

Sesi pertanyaan tentang latar belakang pun dimulai. Roy bercerita bahwa ia adalah seorang binaragawan dan instruktur di sebuah pusat kebugaran. Ucapannya bisa dipercaya melihat tubuhnya yang kekar dan macho. Aww!

“Usiaku 42 tahun,” ucapku. Dalam hati aku berdoa agar dia tidak keberatan dengan usiaku yang sudah tua.

Roy tersenyum manis, membuta hati ini meringis ingin memiliki bibir ranumnya. Eh, belum halal, woy! Sadar, The, sadar!

Roy mengangguk paham, dan mengatakan ingin mengadakan pertemuan selanjutnya. Itu artinya jika kencan buta ini berhasil.

Horeee ... Papa ... The pulang bawa calon mantu ganteng! Please, ya. Cuma teriak dalam hati.

Saat hendak sesi pertukaran nomor telepon, aku menghidu aroma lain dari bawah meja yang membuatku mual.

Huek ... Dewi yang sudah tidak tahan dengan baunya bereaksi lebih cepat. Ia tancap gas menuju toilet.

Kepalaku berada di bawah meja, mencari sumber masalah. Masa iya ada bangkai buaya darat di kolong kedai kopi. Namun pada nyatanya bersih, bangkai nyamuk pun tidak ada. Yang ada hanya sepasang kaki yang dibalut sepatu hitam. Oh, no! Jangan-jangan ....

Tak lama Dewi muncul dan kembali duduk bergabung. Aku menatap wajah Roy yang masih terlihat tenang.

“Sorry, ya. Kamu pasti mencium aroma dari sepatu aku ya,” tuturnya polos.

Buset, itu sepatu udah berapa bulan nggak dicuci.

Dewi menyikut lenganku dan mengatakan supaya pergi, dan dengan cekatan menarik tanganku agar segera menjauh dari TKP.

“The, saya belum tau nomor hape kamu!” Terdengar teriakan Roy. Dewi semakin mempercepat langkahnya. Aku bingung dengan sikap temanku ini, di satu sisi ia ingin aku segera punya pasangan, giliran yang sempurna ada di depan mata malah disia-siakan.

“Wi ....” Aku menarik tangannya agar berhenti saat kami sudah jauh dari kedai. Ia manut, lalu menoleh ke arahku.

“Aku tekan tombol failed ya untuk kencan hari ini.”

“Kok gagal, sih, Wi!” protesku.

“Dia ganteng. Tapi nggak bisa ngerawat dirinya, The. Gimana dia mau jagain kamu coba.” Dewi mengeluarkan unek-uneknya.

“Tapi bagi aku dia sempurna, Wi!”

“Kesempurnaan hanya milik Tuhan, kamu dan aku atau dia, hanya manusia biasa!”

Bab terkait

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    ketemu mantan

    🌷🌷Siapa sih yang tidak pernah mengalami kasus bau kaki seperti kasus Roy Bayangan kemarin. Aku, Dewi, dan kamu yang lagi baca pun pasti pernah mengalami? Hayo ngaku! Pasti kakimu pernah bau, ya 'kan? Kalo nggak ngaku, aku sumpahin yang boong jadi sukses. Amin!Mataku nyaris tidak bisa terpejam malam ini. Di luar hujan, sepertinya langit dan seperangkatnya mengerti akan adanya hati yang sedang gegana. Gelisah galau merana.Huhuhu ... gagal lagi, deh punya pacar ganteng. Padahal aku udah semangat banget mau ngenalin Roy ke Papa, dan gara-gara Dewi itu semua sirna.Saat jalan pulang kemarin, Dewi tak henti minta maaf. Bahkan ingin membatalkan kencan buta untuk besok pagi, padahal antrean stok lelaki untuk kencan besok panjang, ada sepuluh orang yang ingin merasakan kencan denganku. Namun kali ini aku yang menyeleksi orang-orang itu dan pilihanku jatuh kepada pemilik akun bernama Dede kontainer. Ebuset, namanya aneh banget. Tapi kalo bukan karena tampangnya yang ganteng, aku nggak baka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    mantan? big, no!

    🌷🌷Menjalin hubungan dengan mantan? Tidaaak ....Aku meremas rambut menirukan gaya perempuan saat melihat suaminya yang direbut pelakor.Memimpikannya saja aku tidak berani, apalagi sampai menginginkan itu terjadi. Kata Papa gula alias sugar dady, mantan itu rasanya kaya sayur kemarin lusa. Asem, kecut, basi! Mau dihangatkan pake cara dipresto juga rasanya akan tetep nggak enak. Jangan dicicipi, letakkan ke tempat pembuangan sampah yang terdalam, biar dia tenggelam dan nggak bisa bangkit lagi. Nggak percaya? Sana cobain deh.Hari ini Dewi tidak ada kabar, terakhir di chat dia bilang kalau masih sibuk mengurus pernikahannya. Ya sudah. Urusan comblang menyomblang ini biar aku yang tangani sendiri. Malu jika sampai urusan jodoh teman pun turun tangan. Kan katanya jodoh ada di tangan Tuhan, jadi biarlah takdir Tuhan yang berbicara, dan aku yang melakukannya semaksimal mungkin. Hiya ... bisa ngomong bijak aku. HahahaSore ini langit mendung, hujan turun rintik-rintik mirip air mataku yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    mantan itu, tulang belulang

    🌷 Wanita itu tulang rusuk, lelaki tulang punggung, mantan tulang belulang. Buang!🌷🌷Aku meremas kertas berwarna merah muda yang diberikan Pak Edi-OB kantor. Di sana tertulis nama Denis dengan seorang wanita berinisial T. Tapi itu bukan Terasi apalagi nama Theresia, melainkan nama Tania yang bersandingan dengan nama Denis.Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia, harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia ... huwo uwo ....Sakit, nyesek, plus pengen makan odading campur jadi satu. Air mata luruh tanpa salam. Dada ini pun remuk redam.Huaaaaaaaa ... Denis kamu jahat! Tangisku menggelegar sambil garuk-garuk tembok. Untungnya aku memiliki ruangan pribadi, jadi mau menangis sambil koprol pun bebas.Surat undangan pernikahan Denis yang masih disegel, aku potong-potong menjadi bagian paling kecil. Diiringi lagu mengheningkan cipta, dan berakhir di tempat sampah.Huuhuhu ... membayangkan hal itu membuatku kembali berderai air mata dan menjadi cengeng. Aku menyeka air mata deng

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    cemburu dengan mantan?

    🌷🌷Tidak pernah terlintas di benakku bisa akur dengan mantan. Hal Yang sering aku lakukan dulu adalah menjaga jarak sejauh mungkin dengan mereka. Perasaan takut disakiti lagi, lebih dominan dari rasa benci, dan aku memilih menjauh.Denis mengantarku pulang setelah puas jalan-jalan di taman, tidak lupa ia membelikan aku pop corn. Ia masih ingat rupanya dengan apa yang kusuka.Aroma parfum dari tubuhnya memenuhi rongga hidung saat aku duduk manis di boncengan membangkitkan kenangan di masa lalu. Ahh ... aku merindukan momen kebersamaan ini.“Pilihin parfum dong, Sayang,” ucapnya kala itu saat kami tengah berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan, dan aku dengan senang hati memilih.“Ini kayanya cocok deh!” Aku menyodorkan parfum dengan aroma campuran menthol dan pinus. Menurutku cocok dengannya yang maskulin tapi terkesan dingin, mirip primata yang ada di hutan. Denis memang seperti itu, btw.Denis dengan wajah semringah saat aku menyodorkan parfum pilihanku. Sejak saat itu ia selalu me

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 7

    Bab. 7Aku, Dewi dan Denis duduk bertiga di ruang tengah. Sahabatku tertawa lepas saat Denis melemparkan guyonan padanya. Mudah-mudahan masalah yang Dewi hadapi segera menemukan titik terang dan Denis berhenti mengejarku.“The ... gimana kencan buta kamu. Ada hasil?” Dewi menanyakan itu tanpa rasa bersalah. Harusnya ia berpikir ribuan kali jika masuk ke sebuah grup biro jodoh. Ini pun risikonya tidak main-main, jika dalam waktu 30 hari masih jomlo, maka akan dinikahkan dengan orang yang pilihan admin grup.Otakku membayangkan bagaimana calon suami pilihan admin. Tiba-tiba tubuhku bergidik saat terbayang Lamban yang jadi suamiku. Nggak bakal bisa bohong kalo dia jadi suamiku, sedangkan aku paling jago bohong sama Papa.Eits ... jangan ditiru, ya.Aku menjawab pertanyaan Dewi dengan menggelengkan kepala, lalu mengembuskan napas panjang.“Mas ini, siapa kamu, The?” Dewi menunjuk Denis yang tengah fokus nonton drakor. Yaelah, laki-laki, kok doyan nonton beginian.“Dia mantan aku d

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 8

    Aku berusaha mencairkan suasana dengan bertanya seputar pekerjaannya dan apesnya dijawab pake gaya rapper.Pengen rasanya ngelus dada laki orang. Eh, dada Denis nggak apa-apa, deh. Dia pasti seneng dielus dadanya sama aku. Aku juga kangen nggak lakuin itu.Hayo, loh. Theresia, kamu nakal!Aku berusaha berbaur dengan situasi begini, meski yang kulihat Dewi sepertinya tidak nyaman. Ia bahkan butuh ketenangan yang jauh lebih tenang setelah masalah gagalnya pernikahannya.Duh, Wi. Maafin aku.Tiba-tiba mataku menangkap sosok tak asing, seorang lelaki tengah menggandeng tangan wanita hendak masuk ke dalam cafe.“Dion!” seruku pelan, tapi sepertinya Dewi mendengar ucapanku. Wajahnya lalu menatap ke arah sosok yang sedang aku amati.Raut wajah Dewi berubah drastis. Wajahnya yang semula sedikit ceria, kini mendadak muram.Kesialan hari ini tidak sampai di sini, Dion pun menyadari kehadiran Dewi. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah kami.“Hai, Wi. Kamu lagi apa?” tanyanya. Dion memas

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 9

    Memang benar, sejak saat aku menerima surat undangan pernikahan Denis, aku resign dan mengurung diri di rumah selama hampir setengah tahun. Lalu berikutnya aku kembali bertemu Dewi setelah sekian lama tidak berjumpa. Saat lulus SMA, Dewi ikut orang tuanya kuliah di luar negeri dan aku tetap di sini.Aku menoleh ke arah Denis, wajah lelaki itu menampakkan keseriusan. Ah, entahlah, aku tidak mau membayangkan yang indah-indah, tapi di sisi lain, hatiku pun kesepian dan sepertinya aku butuh manusia seperti Denis.Ah, dasar aku labil.“Kamu bawa aja uangnya. Aku nggak butuh!” Aku masih dengan pendirian ini, enggan menjalin dengan manusia yang sudah menjadi mantan.Lah, emang kalo udah mantan, dia jadi setan, gitu?“Ini hak kamu. Aku kembalikan.”Kartu ATM ia letakkan di dekatku. Denis lantas berdiri. Ih ... kok cepet banget pergi.“Aku pulang dulu.” Denis mengarahkan wajahnya, menatapku yang sedang menatapnya.“Saranku, kencan butanya nggak usah diterusin. Karena cintaku padamu aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab 10

    Aku membuka mata saat mendengar suara rintik hujan di luar. Mataku melirik ke arah jam di dinding, pukul lima sore. Aku bangkit dan keluar kamar.Hujan deras mengguyur bumi senja ini dan jauh dalam hati ini merasakan sepi. Kakiku perlahan mendekati teras, tangan kanan terulur menyentuh air yang turun dari atap.“Denis.” Nama itu lolos dari mulutku.Sebegitu besarkah rasa cintanya padaku, sampai ia melakukan ini semua? Apakah ia benar-benar akan berubah, dan tidak meninggalkan aku seperti dulu.Tuhan ... aku bingung.Aku berjalan semakin menjauhi teras, sampai tubuh ini basah oleh air hujan.Tuhan ... aku pun ingin bahagia, meski tak bersama dia ....Nyanyian sendu penghantar kegalauan sore ini. Mandi hujan sampai puas mumpung Papa tidak ada di rumah.Aku memejamkan mata, bayangan wajah Denis melintas. Kenangan masa lalu berputar-putar dalam ingatan, membuatku pusing.Aku menyudahi mandi hujan, bergegas ke kamar mandi guna bilas dengan air hangat lalu mengganti pakaian.Aku duduk di ru

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24

Bab terbaru

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    END

    Saat aku tengah tertawa, tiba-tiba Teguh bangkit dan berjalan ke wastafel cuci piring lalu menyalakan keran dan membasuh wajahnya. “Om kacamata, jangan dihapus dulu make-upnya!” teriak Beha tidak terima. Ia berlari mendekati lelaki itu, tapi Teguh tidak menggubris perkataannya. Teguh menghapus make-up yang menempel di wajahnya, setelah dirasa bersih, ia mengambil tissue di meja makan dan melap kering wajahnya. “Om ....” Beha menarik celana Teguh, wajahnya sendu dan matanya basah. “Sini, Sayang. Dandanin Om Manis, aja!” teriak Denis. Aku yang semula melihat ke arah Teguh, kini beralih ke Denis. Wajahnya sudah tidak karuan akibat ulah Bra, tapi dia santuy dan tidak protes. Wajah Beha kembali semringah, ia lalu berlari dan mulai ikut mendandani Denis. Tapi kali ini dia mulai merias rambut Denis dengan koleksi jepitan miliknya. “The, saya pamit pulang. Ada metting mendadak!” seru Teguh.Tanpa melihat ke arahku dan si kembar, lelaki jangkung itu berlalu. Di dalam sini, ada yang

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 19

    🌷🌷 Hari pertama selesai, meski ada sedikit insiden kecil. Denis dan Teguh tidak bisa menghias rambut si kembar dengan rapi. Maklum, lah, mereka berdua 'kan masih bujang, belum khatam soal mengurus anak kecil. Akhirnya setelah aku rayu keduanya mengikhlaskan rambut diikat ala kadarnya. Setelah makan malam, Bra dan Beha tertidur pulas di kamarku. Malam ini, sampai tujuh hari ke depan aku harus rela berbagi kamar dengan mereka. Aku tidak masalah, itung-itung belajar jika suatu hari nanti memiliki anak dari pernikahanku dengan salah satu dari lelaki ini. Denis atau Teguh? “The ... aku pulang,” ucap Denis. Aku mengangguk. Teguh pun mengucapkan kalimat yang sama. Aku mengantar kedua lelaki itu sampai teras. “Tunggu!” seruku pada keduanya. Denis dan Teguh memutar badannya menghadapku. “Kenapa, The?” tanya Teguh. “Saranku kalian nyerah aja. Aku yakin ucapan Papa siang tadi nggak serius soal kompetisi konyol ini. Jadi aku harap kalian besok nggak usah datang ke sini lagi,” uc

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 18

    🌷🌷Papa melarikan diri di kamar, menguncinya rapat agar tidak diganggu si kembar. Idih, curang.“Papa minta bantuan kamu, The, awasin mereka!” seru Papa sebelum pintu kamar terkunci.Papa yang punya rencana, kenapa aku yang harus merana? Untung dia Papaku, kalo bukan, udah aku hiiih!Aku terduduk di sofa, lemas. Sementara telinga harus kebal saat si kembar mulai berteriak-teriak.Denis dan Teguh saling sikut, Denis berbisik pada Teguh, tapi aku masih bisa mendengar.“Cara bedain mereka gimana, Guh?”“Ntah, Den. Aku juga nggak tau!”Aku tertawa dalam hati. Si kembar memiliki wajah dan postur tubuh yang sama. Bahkan tahi lalat di wajah pun sama, panjang rambut pun tidak beda. Yang membedakan hanya cara menata rambut mereka. Jika Bra terbiasa dikuncir dua, sedangkan Beha selalu ingin dikepang.“Om, Manis, Bra mau maen sepeda! serunya pada Denis. Ia sepertinya menyukai Denis yang hitam manis mirip gula jawa.“Om, Kacamata, Beha juga mau! Ayo ambil sepeda di garasi!” seru Beha pada Teguh

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab. 17

    🌷🌷Aku membolak-balikkan tumpukan berkas di hadapan. Belum lagi kerjaan lain yang menunggu untuk segera diselesaikan. Aku harus bagaimana. Pikiranku terus berada di rumah, memikirkan hal aneh-aneh yang akan dilakukan Papa ke Denis dan Teguh.Bagaimana nasib mereka?Tiba-tiba pikiranku memutar memori kejadian kencan dua minggu yang lalu, aku menjalani kencan buta dengan orang yang berbeda. Rasanya aku seperti orang yang nggak laku. Diobral dengan harga murah. Ish, apaan, sih. Akhirnya aku pun menekan tombol winner, sebagai tanda bahwa aku sudah menemukan jodoh.Namun, dari kejadian itu aku bisa menyimpulkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna.Meski pun demikian, Tuhan akan selalu punya cara untuk bisa membahagiakan hambanya, bukan? Melalui Denis dan juga kembalinya Teguh. Dua orang di masa lalu, yang kini hadir kembali.Denis si hitam manis kaya Malika yang dirawat dengan sepenuh hati. Pun Teguh, lelaki berkacamata yang memiliki pertahanan diri seteguh namanya.Teguh atau Denis, p

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab 16

    🌷🌷Aku tidak pernah membayangkan akan seperti ini. Bisa duduk berdampingan dengan Teguh adalah hal yang mustahil bagiku. Itu dulu, tapi sekarang lain cerita, lelaki berkacamata yang dulu dikenal jail dan sering bikin masalah kini terlihat kalem dan berwibawa. Tentunya makin ganteng.Tuhan ... kuatkan iman hamba!Aku banyak diam dan melihat sisi jalan, sementara Teguh bercerita tentang bagaimana ia menjalani hari-harinya setelah wisuda. Mulai dari mengerjakan pekerjaan serabutan, hingga mencapai kesuksesan sepet sekarang ini.“Kamu sekarang kerja di mana, The?” tanyanya. Ia mungkin sengaja menyelipkan pertanyaan saat ocehannya tidak aku hiraukan.“Aku kerja di perusahaan milik keluarga temanku. Sebagai marketing.” Aku menoleh sekilas ke arah Teguh yang sedang mengemudi, tapi jantungku berdebar lebih kencang seperti habis lari maraton lapangan. Apalagi saat dirinya menoleh sekilas ke arahku, membuat kami beradu pandang. Ya ampun, rasanya jantung kaya mau copot.“Kamu bagaimana? Sudah

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    bab 15

    🌷🌷Semalam padahal aku mimpi ketemu oppa Korea yang gantengnya nyaris naik genteng, kenapa hari ini malah ketemu sama setan kampus. Sial, memang. Hasrat hati ingin mengusirnya, tapi aku mengenal Teguh dengan baik, pendiriannya seteguh namanya. Yang artinya ia bukan tipe orang yang mudah diusir.Ndableg memang!Lelaki berkacamata itu meraih ponsel di saku celananya dan tampak menelepon seseorang yang entah siapa.“Baik, saya tunggu,” ucapnya dan sambungan telepon terputus.“Jadi sampai di mana obrolan kita tadi?” tanyanya, wajahnya yang lumayan ganteng tapi tidak sepadan dengan otaknya yang kurang separo. Orang ini harusnya berada di rumah sakit jiwa, bukannya malah berkeliaran bebas seperti ini.“Kamu nggak waras-waras, ya?” tanyaku sinis. Lagi pula, satu detik saat dirinya datang pun, kita belum terlibat obrolan apa pun.Teguh terkekeh, raut wajahnya menandakan bahagia. Entah, dia bahagia karena apa. Mungkin saja mainannya saat di kampus dulu, kini sedang duduk berhadapan dengannya

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    hari sial

    🌷🌷Harusnya aku tidak selemah ini. Harusnya aku bisa lebih kuat dari sebelumnya. Jatuh dalam hal cinta hal biasa, tapi cara untuk bangkit bisa membedakan seperti apa dirimu yang sesungguhnya.Aku menghempaskan tubuh di sofa, suasana rumah yang sepi membuatku tenang. Terlebih Papa masih akan tinggal di puncak bareng Bang Bro dalam waktu yang tidak ditentukan.Aku memejamkan mata dengan kepala bersandar di sandaran soga. Rasa lelah membuatku cepat mengantuk. Tapi saat diri ini hendak terlelap, bayangan wajah Denis terlintas di ingatan.Sial.Aku kembali membuka mata, berusaha menepis bayangan malaikat maut itu. Sikap dan perlakuan lembut Denis selama ini berhasil menyelinap masuk ke dalam hati. Perlahan tapi pasti, aku mulai terbiasa dengan kehadirannya dan itu membuatku nyaman.Apakah sebuah kesalahan jika aku tidak mau memberikan kesempatan kedua untuk Denis? Hati kecilku ingin kembali, tapi di hati lain aku takut jika ia akan mengkhianati cinta lagi.Aku dilema.Di saat kegamangan,

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    jangan cari aku

    🌷🌷Film yang sedang diputar menampakkan adegan seorang lelaki tampan tengah duduk berdampingan dengan seorang wanita di sebuah taman yang dipenuhi bunga tulip.Asep sialan. Kenapa pilih nonton film romantis, aku 'kan baperan orangnya.“Sayang ... bibirmu basah!” seru lelaki itu.“Tolong basahi dengan lidahmu,” ucap si gadis tanpa ragu.Aku memerhatikan orang-orang yang ada di bioskop, semuanya fokus pada layar lebar di hadapan. Di ujung podium aku melihat sepasang manusia sedang asyik berbisik-bisik sampai ke tetangga.Aku kembali menatap layar bioskop, tapi tiba-tiba wajah si aktor berubah menjadi wajah Denis, dan wanita yang ada di sampingnya persis seperti wanita yang kulihat tadi.Denis mendekatkan wajahnya dengan menjulurkan lidahnya hendak menyentuh bibir gadis itu, aku menutup mata dan telinga dengan tangan, diri ini tidak sanggup untuk melihat adegan selanjutnya.Tidaaakk ....Aku berteriak lantang dan untuk sesaat aku melupakan di mana aku berada.Jantungku seolah berhenti

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta    menarilah

    🌷🌷“Menarilah, Theresia!” seru Denis menyemangati. Ruang auditorium sudah sepi ditinggalkan karyawan karena metting telah usai, tapi Denis masih menahanku di sini dan ia ingin melihatku menari.Bukan perkara sulit untuk mengabulkan permintaannya, karena menari adalah hobi yang diturunkan Mama padaku.Aku melepas sepatu high heels lalu berdiri dengan bertumpu pada ujung jari, aku menari balet, dan Mama adalah gurunya.Denis menyalakan music dari ponselnya, suara piano mengalun lembut. Denis berdiri dengan tubuh bersandar di dinding, wajahnya terus mengarah padaku, membuatku salah tingkah.Alunan suara piano seolah menghipnotis, membuatku enggan berhenti dan terus menari. Sudah lama aku tidak menari sebebas ini karena dulu sempat terpuruk saat Mama pergi untuk selamanya.“Theresia ....” Aku membuka mata, lalu menoleh saat Papa menepuk bahu. Rupanya tadi aku tengah melamun.Papa duduk di sampingku, wajah senjanya menatapku teduh.Kedatangan Denis pagi ini malah membuat suasana hatiku s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status