"Bu Asih, saya tadi lupa kasih taunya. Rumah kontrakan buat bu Asih udah dapat. Dua kamar. Dan berita bagusnya lagi, itu kontrakan dekat dengan sekolah SD dan SMP. Jadi cocok buat ibu buka usaha appaa gitu, yang dibutuhkan oleh anak-anak sekolah," jelasku bersemangat, lebih bersemangat dari opera di luar. "Alhamdulillah, Mbak Fir. Saya senang mendengarnya. Terima kasih ya, Allah." Wajah bu Asih berseri dengan mata yang berkaca-kaca."Kira-kira kapan ibu mau pindahnya?" tanyaku memastikan. Sejenak kami melupakan kegaduhan di luar rumah. "Kalau saya terserah mbak Firda saja gimana baiknya. Yang penting bagi saya, mbak ikut juga. Saya kok nggak rela mbak Firda direcokin terus sama keluarga itu," tunjuk bu Asih ke arah luar yang masih ramai dengan suara bu Marni dan bu Salamah. "InshaAllah, Bu. Sekarang saya lagi konsen buat urus surat cerai dulu. Ni, mau menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan," kataku. "Iya, Mbak. Saya doakan semoga semua urusan berjalan lancar. Aamiin.""Aamiin, B
Last Updated : 2024-02-19 Read more