“Kapan, Nggit?” tanya Om Dirga putus asa.“Kalau Om ingin kenikmatan, Inggit bisa berikan. Namun, kalau pernikahan, jangan nikahi Inggit, Om!”Mata Om Dirga membelalak mendengar ucapanku, ia menautkan alisnya lalu menggeleng.“Ada apa, Nggit?” tanya Om Dirga pelan. Ia melepas pelukannya dengan kasar, seolah tidak Terima dengan ucapanku.“Om tidak perlu tahu apa alasannya!”“Om harus tahu, karena kamu menjadi tanggung jawab Om sekarang.”“Kita hanya sebatas saling menguntungkan, Om. Aku dapat uang, dan om dapat kenikmatan, itu saja!” Sakit, sungguh sakit saat aku mengatakan kalimat itu, bukan hanya uang, aku mendapatkan apa yang aku inginkan, sesuatu yang selama ini aku harapkan, yaitu kasih sayang. Namun, aku tidak mau Om Dirga tahu bagaimana perasaanku.“Jadi, kamu memandang Om hanya sebatas itu, Nggit?” tanya Om Dirga tak percaya.“Iya, lebih baik kita putus saja, Om!” Setelah mengucapkan itu, aku segera berbalik pergi meninggalkan ruangan Om Dirga. Aku tak peduli dengan teriakan Om
Last Updated : 2022-06-24 Read more