Home / CEO / Mengejar Cinta Tuan Barra / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Mengejar Cinta Tuan Barra: Chapter 1 - Chapter 10

96 Chapters

Chapter 1

Sepuluh orang wanita berjalan di atas stage dengan pakaian seksi, perlahan musik mengalun mengiringi tarian mereka lalu disusul tiga orang wanita yang meliuk-liuk di tiang menonjolkan sisi sensual tubuhnya. Helena yang berada di tengah-tengah, menari meliuk-liukkan tubuhnya dan sesekali meremas area sensitif di dadanya. Helena melepas lingerienya satu persatu secara perlahan dengan gerakan yang memikat, para pria langsung bersorak saat Helena menampilkan gerakan yang membuat birahi mereka sampai di puncaknya. Helena turun satu tingkat dari stage, lalu mengambil minuman yang ada di meja pelanggan paling depan. Helena menegak minuman itu namun tidak menelannya, ia mengeluarkan lagi minuman itu lewat mulutnya dan mengalirkannya lagi hingga membasahi area dadanya. Pria yang ada di hadapannya menelan ludah dengan susah payah saat melihat penampilan Helena di depan matanya, setelah berhasil membuat turn on pria itu Helena kembali lagi ke atas panggung dan menari bersama grupnya. Musik ber
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

Chapter 2

Sarah menatap nanar bangunan di hadapannya yang sudah menaunginya sejak ia kecil hingga dewasa, beberapa hari yang lalu ia masih ratu di rumah ini tapi sekarang ada wanita lain yang menggantikan posisinya dari hasil mencuri. Wanita itu kini tengah bersantai ria di kursi taman dengan berbagai makanan tersedia di hadapannya, raut wajahnya menunjukkan betapa bahagianya ia saat ini setelah mendapatkan semuanya. Sarah melenggang masuk ke dalam rumah dengan arogan, belum genap seminggu ia pergi dari rumah tapi ternyata sudah banyak barang di rumah ini yang berganti dan berubah posisinya. Bahkan fotonya saja sudah tidak ada lagi di rumah ini, Mario benar-benar membuangnya dan menghilangkan jejak pemilik asli rumah ini. "Nyonya Sarah!" pekik Yuyun, asisten rumah tangga Sarah. Yuyun berlari menghampiri Sarah dan menghambur ke dalam pelukannya, Yuyun sudah bekerja untuk Sarah selama hampir delapan tahun. Yuyun sangat kehilangan sosok Sarah, nyonya baru di rumah ini begitu angkuh dan sombong
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

Chapter 3

Sarah terdiam tanpa ekspresi di meja bar dengan segelas alkohol di tangannya, ini sudah gelas keempat yang ia minum dan sekarang kepalanya terasa sedikit pening padahal satu jam lagi ia akan naik ke atas stage. Barra, sudah hampir satu minggu pria itu tidak datang ke tempat ini padahal Sarah sedang sangat membutuhkannya. Setiap malam yang ia temui hanyalah para pria hidung belang yang tidak ada gunanya, Sarah mulai muak dengan semuanya dan merasa putus asa dengan rencananya untuk memikat Barra. Gelas keenam, Sarah akhirnya mulai kehilangan kesadarannya namun ia terus berusaha sekuat tenaga untuk tetap profesional menari di atas stage. Sarah kini sudah menjadi primadona di klub ini, berkatnya klub ini sekarang semakin ramai pengunjung dan banyak pria dari kalangan atas yang berdatangan ke tempat ini karena penasaran dengan kecantikan Sarah. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil tidur dengan Sarah meskipun sudah menawarkan uang yang cukup besar, Sarah tidak mau tidur dengan
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

Chapter 4

Sarah terbangun dari tidur nyenyaknya saat telinganya mendengar suara dua orang pria berbincang di dalam kamar, Sarah mengenali suara yang satunya tapi yang satunya lagi terdengar asing di telinga Sarah. Sarah membuka kelopak matanya yang masih terasa berat, berusaha memulihkan kesadarannya untuk melihat siapa pria yang tengah berbincang dengan Barra. "Sepertinya putri tidur sudah bangun, kalau gitu saya permisi dulu tuan." Gabriel melangkah keluar dan selintas tersenyum kepada Sarah."Tuan Barra, siapa pria tadi?" tanya Sarah. "Dia Gabriel, asisten pribadiku." Sarah tersadar akan suatu hal sampai kedua matanya terbuka lebar, lalu dengan cepat menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Aneh, tubuhnya kini sudah terbalut kimono tidur padahal seingatnya tadi malam ia tidur tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu. "Ada apa? kenapa kamu begitu panik?" "Siapa yang memakaikan kimono ini di tubuhku, tuan Barra?" Sarah balik bertanya. "Tentu saja aku, memangnya siapa lagi. Kemarilah, a
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Chapter 5

"Saya tidak mau tau, pokoknya malam ini saya ingin tidur dengan Sarah!" teriak Irvan, membuat keributan di dalam klub. Olivia sudah tidak bisa bersabar lagi menghadapi Irvan, ia segera memanggil penjaga keamanan untuk mengusirnya dari tempat ini. Irvan meronta-ronta saat diseret keluar dan terus mengucapkan kata-kata yang membuat Olivia geram, tapi Olivia tidak mau membuang tenaganya untuk meladeni ucapan Irvan. Dulu Irvan merupakan tamu VIP di klubnya dan juga orang yang berjasa dalam meramaikan klubnya, tapi semenjak bisnis orang tuanya menuju ambang kebangkrutan ia tidak lagi di anggap sebagai tamu VIP. Setiap datang ke klub yang ia lakukan hanya membuat onar dan berhutang, dan inilah saatnya bagi Olivia untuk melarang Irvan datang lagi ke tempat ini karena pria itu selalu membuat kerugian di setiap kedatangannya. "Silahkan tampil lagi Sarah, Irvan sudah tidak ada lagi disini." Olivia mengelus pelan bahu Sarah. Tadi saat di pertengahan pertunjukan tarian, Irvan yang sudah mabuk
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Chapter 6

*Flashback*Barra nampak gelisah di balik mejanya karena pikirannya terus memikirkan Sarah, entah apa yang sudah Sarah lakukan padanya hingga membuatnya selalu teringat akan sosok cantiknya. Setelah meeting selesai, Barra segera keluar dari ruang meeting dan kembali ke ruangannya untuk menyelesaikan pekerjaan agar bisa cepat bertemu dengan Sarah. Berlama-lama jauh darinya membuat hati Barra tersiksa menahan rasa rindu, juga tubuhnya yang kini hanya menginginkan sosok Sarah saja karena Barra sudah tidak tertarik lagi pada wanita lain. Arista nampak tersenyum sumringah saat memasuki ruang kerja Barra bersama Luna, wanita paruh baya itu membawa sebuah kotak perhiasan ekslusif di tangan kanannya untuk ia tunjukkan kepada Barra. Luna pun demikian, rona bahagia dan senyum manis tidak kunjung pergi dari wajahnya karena hari ini Arista akan memberitahukan kepada Barra tanggal pernikahan mereka yang sudah di tetapkan oleh orang tua Luna. Arista masuk ke ruangan Barra tanpa permisi, membuat Ba
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Chapter 7

Sarah terbangun dari tidurnya saat ujung hidung bangirnya menabrak dada bidang Barra, pria ini tidur tanpa memakai baju dan hanya menggunakan celana bokser yang begitu ketat. Melihat bias cahaya yang muncul dari celah jendela Sarah yakin sekali kalau sekarang pasti sudah pagi atau mungkin sudah siang hari, ia lalu mengecek ponselnya untuk melihat jam dan benar saja sekarang sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Sarah beranjak dari ranjang pelahan, lalu pergi keluar kamar untuk melihat-lihat tempat yang ia tiduri semalam. Tempat ini begitu luar biasa, meskipun Sarah terlahir sebagai anak orang kaya tapi ia belum termasuk ke dalam golongan yang bisa membeli barang antik berharga fantastis seperti ini juga barang branded yang harganya hampir bisa membayar gaji para karyawannya di kantor. Perut Sarah tiba-tiba mulai terasa keroncongan, Sarah baru ingat kalau kemarin ia hanya makan sedikit di siang hari dan minum alkohol di malam hari. Sarah segera pergi ke dapur untuk mengecek isi
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

Chapter 8

"Sarah!" panggil Gabriel seraya menjegal tangannya. "Gabriel?" "Saya daritadi panggil-panggil kamu, apa kamu tidak mendengarnya?" Sarah menggeleng, ia tidak mendengar panggilan Gabriel karena otaknya sedang dipenuhi umpatan untuk Barra. "Ayo, saya antar kamu ke klub." Sarah langsung tersenyum sumringah saat mendengar ajakannya, Gabriel adalah asisten pribadi Barra jadi yang menyuruh Gabriel untuk mengantarnya sudah pasti Barra. Sarah kira Barra tidak perduli padanya, tapi ternyata pria itu punya caranya sendiri untuk memperdulikan Sarah.Sarah menepuk bahu Gabriel untuk menyuruhnya berhenti di apotik dekat persimpangan jalan, Gabriel pun memberhentikan mobilnya dan Sarah memintanya untuk menunggu di mobil saja agar Gabriel tidak tau apa yang Sarah beli di dalam. Sarah melangkah masuk ke dalam apotik dan langsung membeli pil kontrasepsi darurat untuknya, saat hendak keluar ia berpapasan dengan seorang wanita hamil yang berjalan terburu-buru ke dalam apotik. "Maaf," ucapnya denga
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Chapter 9

Barra melangkah menyusuri lorong lantai empat yang mulai di penuhi dengan suara manja dari para wanita yang ditiduri tamu kehormatan, dan Barra terus berharap kalau wanitanya itu belum terjamah meskipun hanya seujung kuku oleh Nathaniel. Barra akhirnya sampai di kamar paling pojok, lalu menendang pintunya hingga engselnya patah dan pintunya nyaris roboh. Mendengar suara kencang dari luar, Sarah langsung bergegas keluar dari kamar mandi dengan menggunakan sehelai handuk. "Tuan Nathan, ada apa?" tanya Sarah yang belum menyadari kehadiran Barra. "Wah, disini rupanya kalian." ucap Barra dengan emosi di kepalanya yang sudah memuncak saat melihat keadaan Sarah yang hanya terbalut handuk.Barra melirik ke arah Nathaniel, lelaki itu masih mengenakan setelan jasnya dengan lengkap itu berarti mereka belum melakukan aktivitas itu disini. "Mau apa kamu kesini Barra?" tanya Nathaniel."Menjemput wanitaku," sahutnya dengan tatapan tajam lalu menghampiri Sarah. "Wanitamu? tapi dia tidak menyebut
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

Chapter 10

Ponsel Barra terus berdering di atas nakas dan membuat tidur nyenyaknya terganggu, Barra meraba nakas tanpa membuka matanya lalu menjawab telepon dalam keadaan belum sadar sepenuhnya. "Halo?" "Tuan Barra! cepat datang ke parkiran basement, Sarah melarikan diri!" ucap Gabriel membuat kesadaran Barra muncul seketika. "Apa?! dimana dia sekarang?" "Di dalam mobil saya tuan, untungnya saya cepat menemukannya sebelum ia pergi jauh." Barra segera memakai kimono tidurnya untuk menyusul Sarah, dari sudut matanya Barra melihat sebuah kertas cek yang ia berikan semalam untuk Sarah tengah tergeletak di atas karpet lantai. Sarah tidak membawa sepeser pun uang saat pergi, ternyata benar kalau wanita itu memang tidak membutuhkan hartanya. Pintu lift terbuka, parkiran basement yang luas dan gelap langsung terpampang jelas di depan matanya. Di ujung sana ada Gabriel yang tengah menunggunya dan masih mengenakan setelan olahraga, ia tengah berolahraga pagi saat menemukan Sarah pergi mengendap-endap
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status