Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 281 - Chapter 290

301 Chapters

Bab 281

Setelah menjalani operasi besar, Aldino Tama Waluyo akhirnya bisa selamat dan siuman. Malati ialah orang pertama yang memasuki ruangan di mana Aldino dirawat. Kini Aldino sudah dipindahkan di ruangan intensif rawat inap. Senyum tipis menyambut kedatangan Malati yang memasuki ruangan itu didorong oleh seorang perawat senior. Perawat itu lantas meninggalkan mereka berdua. Sementara itu para bude dan pakde tengah mengurus administrasi rumah sakit selama di sana. Mereka menunggu giliran berkunjung dengan Malati. Malati memakai seragam khusus saat memasuki ruangan di mana suaminya berada. Ke dua netra yang saling mendamba akhirnya bertemu. Mereka saling menyematkan senyuman hangat dan penuh kerinduan. Seakan-akan mereka lama tak bersua.Aldino tidak bisa banyak bicara untuk saat ini. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Namun pria itu memang bermental baja, ia bahkan selalu menampakkan dirinya yang tegar di hadapan istri tercinta.Malati memeluk lengan suaminya dan menangisinya. Hanya
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 282

Semalaman Ali dan Sulis menyusuri setiap jalan yang pernah Ana lewati menurut kesaksian orang yang melihatnya. Namun pencarian terasa buntu sebab mereka kehilangan jejak. Namun mereka tidak menyerah demi melaksanakan misi penyelamatan Ana. Mereka benar-benar tidak mengetahui kondisi Ana apakah menghilang karena kabur dari rumah atau diculik.“Ali, bagaimana kalau kita istirahat?”Dengan nafas yang memburu, Sulis berkata pada Ali. Dengan bersabar, Sulis terus menemani Ali dalam mencari adiknya meskipun ia sendiri merasa letih.Ali menoleh ke arah Sulis dengan wajah yang letih. Ia merasa menyesal karena telah melibatkan Sulis dalam melakukan pencarian. Bagaimanapun, meskipun Sulis kuat tetapi dia seorang wanita. Seketika Ali terkejut saat melihat noda pada betis Sulis meski samar karena Sulis mengenakan celana panjang berwarna light blue. Ali baru ingat jika kaki Sulis sempat dijahit.Ali panik lalu segera mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya duduk di atas sebuah bangku di sampin
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 283

Suara pintu ditendang dengan begitu kencang dari luar. Sebuah aksi penyelamatan akhirnya tiba. Abhizar yang nyaris menggagahi Ana langsung bangkit dan menoleh ke arah sumber suara yang mengusik waktunya. Buru-buru pria itu membetulkan sabuk yang melilit pinggangnya. Tanpa tedeng aling-aling, seorang pemuda bermata sipit langsung menerjang Abhizar hingga terjadi pertarungan di antara mereka. Ke dua pria bertarung dengan begitu hebatnya. Mereka saling memukul, menangkis hingga menendang. Pertarungan terjadi secara seri. Pantas saja mereka sama-sama jago bela diri.Ana yang melihat pertarungan itu buru-buru menarik sprei dan memungut pakaiannya yang tercecer. Dengan perasaan pedih, Ana buru-buru memakai pakaiannya dengan perasaan penuh luka. Ia merasa terpukul karena Abhizar berusaha menggagahinya untuk ke dua kalinya.Jika pria bermata sipit itu tidak datang mungkin Ana sudah dirudapaksa oleh bedebah Abhizar.Pertarungan terus berlanjut hingga tanpa tedeng aling-aling, Ana mengambil k
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 284

Seorang pria tengah sesenggukan menangis sembari meninju dinding tembok beberapa kali untuk melampiaskan amarah dan kesedihannya. Ia sudah tak kuat lagi mendengar kabar buruk yang menimpa saudarinya. Pria itu jarang menangis dan selalu tegar. Namun ketika terjadi sesuatu pada adiknya, maka ia akan mendadak melankolis dan lemah. Bahkan seandainya jika ia menukar nyawa untuk adiknya sekalipun, ia rela akan melakukannya!“Ali, stop! Kau sudah melukai dirimu sendiri!”Sulis, sang kekasih berusaha menenangkan dirinya. Wanita berambut panjang itu syok saat melihat Ali yang terlihat frustrasi setelah mengetahui kabar kecelakaan yang menimpa adik kesayangannya. Mengabaikan Sulis, Ali terus menangis dan memukul-mukul dinding hingga tangannya terluka. Sulis merasa tak tega melihat kondisi Ali. Hatinya ikut bersedih saat melihatnya sedih.Sulis pun tak menyerah, ia memeluk Ali dari belakang agar Ali berhenti melakukan hal yang konyol dengan melukai dirinya sendiri.“Sayang, sudah yuk! Dengarka
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 285

“Bagaimana kabarmu Ana?”Sulis menyematkan senyum hangat pada Ana yang kini sudah bisa pulang ke kediamannya. Kondisi tubuh Ana cepat pulih sehingga ia bisa pulang. Adapun tentang penyakit amnesia yang dideritanya masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Ana juga harus mengikuti berbagai macam terapi untuk memulihkan ingatannya.Menurut hasil diagnosa dokter yang menanganinya, ingatan Ana hanya kecil kemungkinan akan kembali. Mungkin hanya masalah waktu ia akan pulih. Waktu yang tak tentu!“Baik,” jawab Ana singkat. Wanita bertubuh jangkung itu hanya duduk menatap layar televisi. Ia sedang menonton acara drama Korea favoritnya. Meskipun ia tidak mengingat kebiasaan, namun alam bawah sadarnya masih menghadirkan kebiasaan lamanya. Ana masih melakukan hobi favoritnya dari menonton drama romansa dan bermain piano.Sulis selalu merasa simpatik melihat kondisi adik kekasihnya itu. Sungguh, hatinya ikut teriris melihat kondisinya. Apalagi melihat kondisi kekasihnya-Ali yang kini sangat te
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more

Bab 286

“Mau kemana Sayang?”Hanum bertanya pada Sulis yang menarik koper miliknya. Ia menuruni anak tangga dengan sedikit lesu. Sebetulnya ia merasa tak tega pergi meninggalkan kediaman Basalamah mengingat sikap mereka yang begitu baik padanya.Namun apalah daya, ia merasa semakin hari semakin tersiksa karena sikap Ali yang seakan mengabaikannya. Padahal gadis tomboi itu sudah mencoba menjadi kekasih yang penurut demi mengambil hati Ali. Ironisnya, justru Ali malah mengabaikan keberadaan dirinya dan tidak menghargai usahanya.“Mama, mohon maaf, aku akan pulang. Bapak memintaku untuk pulang ke rumah.”Sulis berkata dengan perasaan serba salah. Sebetulnya ia berdusta. Mana ada ayahnya memintanya untuk pulang. Semenjak Sulis memutuskan keluar rumah, keluarganya bersikap bodo amat padanya. Kecuali sang kakak yang seringkali mengkhawatirkannya meski berujung pada hanya meminta bantuannya.Hanum tergugu mendengar jawaban Sulis yang mengecewakannya. Wanita cantik itu sangat berharap jika Sulis bisa
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 287

Aldino kini sudah bisa berada dalam satu ruangan dengan istrinya. Kesehatannya berangsur membaik, kecuali bagian kakinya. Aldino harus mengikuti prosedur operasi pada bagian kakinya yang lumpuh. Saat kecelakaan mobil berlangsung, ada syaraf bagian punggungnya yang bermasalanh hingga menyebabkan bagian kakinya lumpuh.Aldino sudah tak sabar ingin segera melihat baby Al Junior pagi itu. Ia tak pernah bosan melihat bayi mungil yang sedang menjadi penyemangat barunya.Ketika seorang perawat datang sembari membawa bayi lelakinya yang tampan, Aldino sudah melambaikan tangannya pada perawat untuk menyerahkan bayi itu padanya terlebih dahulu. Adapun Malati sedang berada di kamar mandi.“Oalah, anak Papa yang sangat tampan. Kau tidur nyenyak, Sayang.”Aldino berceloteh sembari memangku bayi itu dari tangan perawat. Kemudian ia menggendongnya ala kangguru karena bayinya terbilang prematur dengan berat badan yang dianggap masih kurang.Bayi merah itu menggeliat namun matanya masih terpejam. Bayi
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 288

“Ali, setelah kau mandi, Mama ingin bicara denganmu! Mama tunggu di kamar!”Hanum menarik lengan Ali dengan agak keras. Ia merasa geregetan sekaligus kesal pada putranya karena ia tidak pulang semalam tanpa mengabarinya. Ali menghela nafas pelan ketika mendapat tatapan yang menghunus tajam dari ibunya. Ia melirik ke arah Sulis, berharap Sulis bisa mengajak ibunya mengobrol agar ia terbebas dari omelannya.Namun menyadari situasi, Sulis justru tersenyum miring dan ia lebih memilih berjalan menuju dapur bergabung bersama ART untuk membantu mereka menyiapkan makanan untuk makan siang. “Bye, Ali! Semoga harimu menyenangkan!” ucap Sulis saat ia melewati Ali yang diam mematung setelah mendapat tekanan dari sang Ibu.“Ali!” seru Hanum untuk yang ke dua kalinya. “Iya, Mama, aku mau mandi dulu.”Ali pun menjawab dengan sedikit tergeragap. Ia menghela nafas pelan melihat ibunya pergi begitu saja meninggalkannya. ‘ya ampun, Mama pasti menyidangku! Apa Mama yang menyuruh Sulis untuk mencarik
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 289

Sulis dilanda gugup sebab tak sengaja ia menguping pembicaraan Ali dan ibunya. Ia berniat ingin mengajak mereka makan siang. Namun tak sengaja ia justru menangkap perbincangan mereka soal lamaran.Gadis bertubuh jangkung itu pun berniat langsung melarikan diri dari sana namun kekasihnya keburu memanggilnya. Otomatis langkah Sulis terhenti kemudian dengan gerakan reflek ia menoleh ke arah si pemanggil.“Sulis!” seru Ali keluar dari kamar ibunya lalu berjalan mendekati kekasihnya.Sulis tampak mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menarik ke dua busur di wajahnya dan memperlihatkan giginya.“Aku gak dengar kok,” imbuh Sulis cengengesan. Ali hanya mendesah pelan mendengar perkataan Sulis yang mirip seorang anak kecil. Jelas saja, ia mendengar dengan mengatakan itu.“Ali …” imbuh Sulis dengan suara yang pelan. Ia meremat jari jemarinya dengan gugup. Kemudian ia mendekati Ali.“Kenapa?” tukas Ali membelai pipi kekasihnya. Ia bisa melihat raut cemas di wajah Sulis. Namun ia tidak bisa
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more

Bab 290

Hiks, hiks, hiks “Sulis, sudah, sudah, kau jangan menangis! Sejak kapan preman menangis?”Ali memeluk Sulis sembari mengusap-usap punggungnya dengan lembut. Berharap tangisan Sulis akan mereda setelah dihibur olehnya.“Kau tidak akan merasakan apa yang aku rasakan, Ali!” imbuh Sulis mendongak menatap Ali dengan tatapan kesal. Kemudian, reflek, ke dua tangannya mengepal dan memukul-mukul dada bidang Ali.“Ough, ough, sakit, S-Sayang!”Ali mencengkram ke dua pergelangan tangan Sulis dan tawa lolos dari bibirnya. “Kenapa kau menertawaiku?” protes Sulis tak terima dengan sikap kekasihnya yang seakan mengejeknya dan mencemooh dirinya.“Sulis, dengarkan aku sekali saja!” bujuk Ali dengan sabar. Ia memandang lurus Sulis dengan serius. “Dengar, tidak ada yang mengejekmu! Tidak ada! Baik Mama dan Papa sama sekali tidak mempermasalahkanmu karena tak bisa masak.”Kini Ali memegangi ke dua lengannya dengan lembut. Ia tak ingin kekasihnya bersedih hati. Ali yang dingin di luar namun hangat di d
last updateLast Updated : 2024-08-31
Read more
PREV
1
...
262728293031
DMCA.com Protection Status