All Chapters of The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND): Chapter 51 - Chapter 60

87 Chapters

Act 50. Bakat yang Terpendam

Malam itu, Ixy menari dalam kesendiriannya, dan ketika ia sudah puas menari, ia kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati ranjang tingkatnya, lalu menaiki tangga yang berada di samping ranjang, dan ia mulai membaringkan dirinya sendiri.Jendela kamarnya yang sudah tertutup rapat namun masih terhalang oleh kain gorden, membuat sinar bulan purnama malam itu semakin indah. Sinarnya menembus ke arah jendela kamarnya hingga ia dapat melihat sinar bulan yang indah itu dengan mata yang berkaca-kaca. Ia kemudian tertidur sendiri, tanpa menunggu kehadiran Rae.Sementara itu di dunia sihir, Rae ternyata sedang berdiri di depan pintu masuk Gedung Axell, ditemani oleh Yvoxy yang juga sedang berdiri di sebelahnya.Mereka berdua sedang memperhatikan para penyihir netral yang sedang mencari perlindungan di dalam benteng pelindung magis.Rae mulai berkata, "Demona masih mengincar manusia, ia mulai berkata bahwa energi yang didapatkan dari para manusia mortal tersebut, jauh lebih besar daripada ene
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 51. Sepasang Sepatu Balet

Tampaknya waktu makan pagi telah usai. Beberapa anak terlihat langsung berlarian kesana kemari setelah selesai menaruh piring-piring kotor mereka bekas makan pagi tadi. Tiga orang anak perempuan kemudian terlihat berjalan menuju ke ruang kelas tari balet.Sesampainya di depan kelas, mereka lalu membuka pintu, dan masuk ke dalamnya, namun, mereka terkejut karena Naoki ternyata sedang mengajari seorang anak perempuan sebelum mereka bertiga masuk ke dalam kelas.Naoki langsung saja mendekati ketiga anak perempuan itu dan mulai berkata, "Ah, Ixy, perkenalkan, mereka bertiga ini adalah anak didikku untuk kelas pagi, Saori, Hana, dan Kayora. Ah, kalian bertiga juga, ini adalah Ixy, dia adalah anak didik baru mulai hari ini. Aku harap kalian bisa akur dan berteman."Naoki lalu mempersilahkan ketiga anak perempuan tadi untuk masuk ke dalam kelas, dan meminta mereka untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu dan melenturkan tubuhnya.Pelajaran pagi untuk kelas tari balet, sudah dimulai.Naoki m
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 52. Keberanian yang Salah Sasaran

Ixy sangat senang menerima sepasang sepatu balet pemberian Rae tadi. Ia bahkan sampai tidak mau ikut makan siang setelah menerima hadiah itu walaupun Rae sudah menawarkan untuk menemaninya makan siang, namun Ixy tetap tidak mau.Yang ia pikirkan hanyalah keinginannya untuk menari dan mengulang lagi gerakan-gerakan dan teknik tari balet yang diajarkan Naoki tadi pagi. Ixy bahkan langsung memasang sepasang sepatu balet tersebut pada kedua kakinya, dan tampak sangat antusias ketika ia mengikat tali-tali sepatu itu.Rae melihat tekad Ixy yang sangat kuat terhadap tarian balet, namun juga ia terlihat ragu.Rae mulai berpikir dalam hatinya, "Apakah ucapanku salah lagi? Ya ampun! Mencari kedua orang tua kandungnya? Astaga Ixy, mereka berdua sudah tidak ada! Demona sudah membunuh mereka berdua, dan aku… Aku yang menyerahkan dirimu kepada Iora dan Han ketika kau masih bayi! Bagaimana ini, apakah Ixy akan membenciku jika ia tahu kenyataannya? Tidak, Rae, tenang! Tenang!"Rae berusaha menenangka
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 53. Bola Mata Berwarna Merah Darah

Mendengar perkataan Saori barusan, Ixy mulai menjadi semakin kesal, kemudian ia menatap kedua mata Saori dengan tatapan yang sangat tajam, dan semakin tajam, hingga kedua bola matanya mulai berubah warna, yang tadinya hitam, lalu berubah warna menjadi merah darah.Saori kemudian melepaskan cengkramannya dari tangan Ixy, lalu berdiri tegak, dan membalas tatapan mata gadis kecil itu... Namun tiba-tiba beberapa saat kemudian, ia terjatuh ke atas lantai tanpa sebab, namun sambil masih menatap kedua bola mata Ixy dengan sangat fokus.Anak-anak perempuan lainnya langsung terkejut ketika melihat Saori yang tiba-tiba saja terjatuh, dan mereka mulai berjalan agak mundur, menjauh dari tubuh Saori. Ixy sendiri terus menatap Saori dengan tatapan yang sangat, sangat tajam dan penuh amarah serta emosi.Saori sendiri masih melotot, dan masih menatap kedua bola mata Ixy yang sorot matanya terlihat emosi yang semakin membara, dan beberapa saat kemudian, darah mulai mengalir dari mulut dan hidung Saori
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 54. Ketegangan di Antara Mereka

Tiba-tiba suara sirine mobil ambulan terdengar dari dekat, dan seluruh orang yang berada di dalam panti asuhan mulai berkumpul karena penasaran, untuk melihat apa yang sudah terjadi.Bagian belakang mobil ambulan itu kemudian terbuka dan terlihat dua orang perawat yang sedang menunggu, lalu Naoki tiba-tiba saja muncul dari pintu masuk depan panti asuhan sambil menggendong Saori yang berdarah-darah, kemudian ia berlari menuju mobil ambulan itu, lalu naik ke atasnya, dibantu oleh dua orang perawat yang sudah menunggu mereka tadi.Setelah Naoki dan Saori naik ke atas mobil ambulans itu, salah seorang dari perawat tersebut lalu menutup bagian belakang mobil, lalu mereka bergegas pergi menuju pusat kesehatan terdekat.Sementara itu di dalam kamar, Rae terlihat sedang duduk di sebelah Ixy yang masih menangis pelan.Rae kemudian berbisik kepada Ixy, "Aku mengerti apa yang sedang kau rasakan. Aku akan selalu memberikan dukungan untukmu. Seluruh kesedihanmu hari ini, tolong jangan menjadi peng
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 55. Kesendirian

Naoki kemudian melihat ke arah jam yang berada di pojok dinding ruang kelas. Setelah waktunya tepat, ia kemudian memulai pelajaran tari balet pagi ini. Naoki pertama-tama, meminta ketiga anak didiknya tersebut untuk melakukan pemanasan.Sementara itu, Rae terlihat meninggalkan ruang kelas tari balet sambil berjalan menuju sebuah kamar yang berada di ujung lorong. Sesampainya di depan kamar itu, Rae lalu membuka pintunya secara perlahan, berjalan masuk ke dalam, dan menutup pintunya, kemudian berjalan mendekati seorang anak perempuan yang terbaring lemah di atas ranjangnya.Rae lalu berdiri di samping ranjang anak perempuan itu, dan bertanya, “Saori, apakah kau sudah merasa baik-baik saja?”Anak perempuan tersebut ternyata Saori yang baru saja kembali dari pusat kesehatan.Saori lalu menatap Rae dengan sorot mata tajam dan ekspresi yang sangat kesal, kemudian berseru, “Kau, Claire, kau selalu bersama Ixy, kau menyayanginya! Kau bahkan tidak pernah memperhatikan anak-anak lainnya, Clair
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 56. Krahe, Angsa Hitam Lainnya

Ixy hanya bisa bersedih sambil menatap punggung Naoki, dan melihatnya berjalan keluar dari ruang kelas itu dan menutup pintunya.Ixy kemudian menoleh ke arah jendela besar yang berada tepat di sebelahnya, sambil bergumam dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Untuk beberapa saat, Ixy hanya bisa terdiam, berdiri terpaku sambil menatap ke arah luar jendela besar itu. Tiba-tiba, Ixy mendengar suara pintu ruang kelas terbuka, dan ia langsung menoleh ke arah pintu, lalu menatap seseorang yang sudah membuka pintunya tersebut, ah, ternyata Saori.Dengan langkah pelan, Saori kemudian masuk ke dalam ruang kelas dan mulai mendekatinya.Ixy sangat senang melihat Saori yang terlihat baik-baik saja sejak insiden kemarin, bahkan Ixy menyapa Saori, "Ah, kakak Saori! Apakah dirimu sudah lebih baik? Uhm… maafkan aku, kakak…"Saori yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Ixy, lalu tersenyum kepadanya dan bertanya, "Aku selalu baik-baik saja, Ixy. Bagaimana jika aku memberikanmu sedikit… Nas
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 57. Misteri Perasaan yang Hilang

Keringat dingin Rae langsung keluar mengalir melewati wajahnya. Ia langsung menoleh ke arah Ixy yang masih berdiri terdiam tanpa mengedipkan matanya sama sekali, dan tampaknya ia bahkan tidak mendengar atau melihat semua yang sudah terjadi.Kedua bola matanya masih berwarna merah, sehingga Rae kemudian mengarahkan tangan kanannya tepat di depan Ixy, dan dengan kekuatan sihirnya, Rae lalu membuat Ixy tertidur, hingga ia menutup kedua matanya.Ixy yang tiba-tiba tertidur karena kekuatan sihir Rae itu, langsung saja tubuhnya lemas, dan ia dengan cepat, menangkap tubuh Ixy, kemudian menggendongnya, dan berjalan keluar dari ruang kelas, menuju ke kamarnya.Setelah sampai di dalam kamar, Rae kemudian berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan Ixy perlahan. Setelah itu, Rae lalu menatap Ixy dengan raut wajah yang sedih.Ia lalu bergumam pelan, "Ixy, maafkan aku yang bodoh ini. Aku tidak sadar sama sekali, bahwa Saori adalah Krahe! Sialan…! Bagaimana ini, kepingan-kepingan hati milik Ixy, ap
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 58. Rahasia Krahe

Di sisi lain, di dalam sebuah gedung tua yang kotor di dunia penyihir, Demona yang kini wujudnya adalah seekor burung gagak hitam raksasa yang menakutkan, terlihat dari kedua bola matanya bahwa ia sedang dipenuhi oleh amarah. Demona sudah lama menatap Krahe yang terlihat sedang berlutut agak jauh di depan dirinya.Dengan kesal, Demona lalu berseru kepada Krahe, "Anak bodoh! Mengapa tidak kau hancurkan kepingan-kepingan perasaan milik anak itu secara langsung ketika penyihir bodoh bernama Rae itu datang dan memergokimu? Apa yang sudah kau pikirkan, Krahe? Aku membesarkanmu sejak kau masih kecil, dan beginilah balasanmu kepadaku! Kau sendiri tahu, bahwa kedua orang tuamu adalah pengikutku, dan mereka berdua telah dibunuh oleh manusia, dan aku berbesar hati membesarkanmu sampai sekarang, tapi apa yang kau lakukan itu, Krahe?!"Krahe sangat ketakutan, bahkan ketakutan tersebut tampak jelas di wajahnya, namun, dengan memberanikan dirinya, ia mulai menjawab, "Ibu, maafkan aku! Aku benar-ben
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

Act 59. Misteri Lainnya, Syerin

Rae dan Yvoxy kemudian saling menatap satu sama lain setelah mendengar permintaan wanita muda itu, lalu Rae menoleh ke arahnya, dan bertanya lagi, "Kira-kira… Anakmu itu sekarang sudah berusia berapa tahun, nyonya, maafkan aku sebelumnya memanggilmu nona. Kalau aku boleh tahu, siapa namamu, dan di mana suamimu?"Rae kemudian membantu wanita muda itu untuk berdiri. Wanita muda tersebut kemudian memegang erat kedua tangan Rae, lalu berdiri, dan menjawab, "Nona Rae, maafkan aku, namaku Rosse… Dan anakku berusia empat tahun ketika itu. Rumah kami tiba-tiba diserang oleh para penyihir hitam waktu itu. Aku langsung menggendong anakku dan berlari keluar melalui pintu belakang rumah kami ketika aku melihat para penyihir hitam itu sudah berada di depan pintu rumah kami dan mendobrak pintu itu. Suamiku langsung memintaku untuk berlari secepat mungkin, dan ia akhirnya meninggal karena dengan sengaja melawan para penyihir hitam itu hanya untuk mengulur waktu agar aku dan anakku bisa berlari sejau
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status