Mendengar perkataan Saori barusan, Ixy mulai menjadi semakin kesal, kemudian ia menatap kedua mata Saori dengan tatapan yang sangat tajam, dan semakin tajam, hingga kedua bola matanya mulai berubah warna, yang tadinya hitam, lalu berubah warna menjadi merah darah.Saori kemudian melepaskan cengkramannya dari tangan Ixy, lalu berdiri tegak, dan membalas tatapan mata gadis kecil itu... Namun tiba-tiba beberapa saat kemudian, ia terjatuh ke atas lantai tanpa sebab, namun sambil masih menatap kedua bola mata Ixy dengan sangat fokus.Anak-anak perempuan lainnya langsung terkejut ketika melihat Saori yang tiba-tiba saja terjatuh, dan mereka mulai berjalan agak mundur, menjauh dari tubuh Saori. Ixy sendiri terus menatap Saori dengan tatapan yang sangat, sangat tajam dan penuh amarah serta emosi.Saori sendiri masih melotot, dan masih menatap kedua bola mata Ixy yang sorot matanya terlihat emosi yang semakin membara, dan beberapa saat kemudian, darah mulai mengalir dari mulut dan hidung Saori
Tiba-tiba suara sirine mobil ambulan terdengar dari dekat, dan seluruh orang yang berada di dalam panti asuhan mulai berkumpul karena penasaran, untuk melihat apa yang sudah terjadi.Bagian belakang mobil ambulan itu kemudian terbuka dan terlihat dua orang perawat yang sedang menunggu, lalu Naoki tiba-tiba saja muncul dari pintu masuk depan panti asuhan sambil menggendong Saori yang berdarah-darah, kemudian ia berlari menuju mobil ambulan itu, lalu naik ke atasnya, dibantu oleh dua orang perawat yang sudah menunggu mereka tadi.Setelah Naoki dan Saori naik ke atas mobil ambulans itu, salah seorang dari perawat tersebut lalu menutup bagian belakang mobil, lalu mereka bergegas pergi menuju pusat kesehatan terdekat.Sementara itu di dalam kamar, Rae terlihat sedang duduk di sebelah Ixy yang masih menangis pelan.Rae kemudian berbisik kepada Ixy, "Aku mengerti apa yang sedang kau rasakan. Aku akan selalu memberikan dukungan untukmu. Seluruh kesedihanmu hari ini, tolong jangan menjadi peng
Naoki kemudian melihat ke arah jam yang berada di pojok dinding ruang kelas. Setelah waktunya tepat, ia kemudian memulai pelajaran tari balet pagi ini. Naoki pertama-tama, meminta ketiga anak didiknya tersebut untuk melakukan pemanasan.Sementara itu, Rae terlihat meninggalkan ruang kelas tari balet sambil berjalan menuju sebuah kamar yang berada di ujung lorong. Sesampainya di depan kamar itu, Rae lalu membuka pintunya secara perlahan, berjalan masuk ke dalam, dan menutup pintunya, kemudian berjalan mendekati seorang anak perempuan yang terbaring lemah di atas ranjangnya.Rae lalu berdiri di samping ranjang anak perempuan itu, dan bertanya, “Saori, apakah kau sudah merasa baik-baik saja?”Anak perempuan tersebut ternyata Saori yang baru saja kembali dari pusat kesehatan.Saori lalu menatap Rae dengan sorot mata tajam dan ekspresi yang sangat kesal, kemudian berseru, “Kau, Claire, kau selalu bersama Ixy, kau menyayanginya! Kau bahkan tidak pernah memperhatikan anak-anak lainnya, Clair
Ixy hanya bisa bersedih sambil menatap punggung Naoki, dan melihatnya berjalan keluar dari ruang kelas itu dan menutup pintunya.Ixy kemudian menoleh ke arah jendela besar yang berada tepat di sebelahnya, sambil bergumam dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Untuk beberapa saat, Ixy hanya bisa terdiam, berdiri terpaku sambil menatap ke arah luar jendela besar itu. Tiba-tiba, Ixy mendengar suara pintu ruang kelas terbuka, dan ia langsung menoleh ke arah pintu, lalu menatap seseorang yang sudah membuka pintunya tersebut, ah, ternyata Saori.Dengan langkah pelan, Saori kemudian masuk ke dalam ruang kelas dan mulai mendekatinya.Ixy sangat senang melihat Saori yang terlihat baik-baik saja sejak insiden kemarin, bahkan Ixy menyapa Saori, "Ah, kakak Saori! Apakah dirimu sudah lebih baik? Uhm… maafkan aku, kakak…"Saori yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Ixy, lalu tersenyum kepadanya dan bertanya, "Aku selalu baik-baik saja, Ixy. Bagaimana jika aku memberikanmu sedikit… Nas
Keringat dingin Rae langsung keluar mengalir melewati wajahnya. Ia langsung menoleh ke arah Ixy yang masih berdiri terdiam tanpa mengedipkan matanya sama sekali, dan tampaknya ia bahkan tidak mendengar atau melihat semua yang sudah terjadi.Kedua bola matanya masih berwarna merah, sehingga Rae kemudian mengarahkan tangan kanannya tepat di depan Ixy, dan dengan kekuatan sihirnya, Rae lalu membuat Ixy tertidur, hingga ia menutup kedua matanya.Ixy yang tiba-tiba tertidur karena kekuatan sihir Rae itu, langsung saja tubuhnya lemas, dan ia dengan cepat, menangkap tubuh Ixy, kemudian menggendongnya, dan berjalan keluar dari ruang kelas, menuju ke kamarnya.Setelah sampai di dalam kamar, Rae kemudian berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan Ixy perlahan. Setelah itu, Rae lalu menatap Ixy dengan raut wajah yang sedih.Ia lalu bergumam pelan, "Ixy, maafkan aku yang bodoh ini. Aku tidak sadar sama sekali, bahwa Saori adalah Krahe! Sialan…! Bagaimana ini, kepingan-kepingan hati milik Ixy, ap
Di sisi lain, di dalam sebuah gedung tua yang kotor di dunia penyihir, Demona yang kini wujudnya adalah seekor burung gagak hitam raksasa yang menakutkan, terlihat dari kedua bola matanya bahwa ia sedang dipenuhi oleh amarah. Demona sudah lama menatap Krahe yang terlihat sedang berlutut agak jauh di depan dirinya.Dengan kesal, Demona lalu berseru kepada Krahe, "Anak bodoh! Mengapa tidak kau hancurkan kepingan-kepingan perasaan milik anak itu secara langsung ketika penyihir bodoh bernama Rae itu datang dan memergokimu? Apa yang sudah kau pikirkan, Krahe? Aku membesarkanmu sejak kau masih kecil, dan beginilah balasanmu kepadaku! Kau sendiri tahu, bahwa kedua orang tuamu adalah pengikutku, dan mereka berdua telah dibunuh oleh manusia, dan aku berbesar hati membesarkanmu sampai sekarang, tapi apa yang kau lakukan itu, Krahe?!"Krahe sangat ketakutan, bahkan ketakutan tersebut tampak jelas di wajahnya, namun, dengan memberanikan dirinya, ia mulai menjawab, "Ibu, maafkan aku! Aku benar-ben
Rae dan Yvoxy kemudian saling menatap satu sama lain setelah mendengar permintaan wanita muda itu, lalu Rae menoleh ke arahnya, dan bertanya lagi, "Kira-kira… Anakmu itu sekarang sudah berusia berapa tahun, nyonya, maafkan aku sebelumnya memanggilmu nona. Kalau aku boleh tahu, siapa namamu, dan di mana suamimu?"Rae kemudian membantu wanita muda itu untuk berdiri. Wanita muda tersebut kemudian memegang erat kedua tangan Rae, lalu berdiri, dan menjawab, "Nona Rae, maafkan aku, namaku Rosse… Dan anakku berusia empat tahun ketika itu. Rumah kami tiba-tiba diserang oleh para penyihir hitam waktu itu. Aku langsung menggendong anakku dan berlari keluar melalui pintu belakang rumah kami ketika aku melihat para penyihir hitam itu sudah berada di depan pintu rumah kami dan mendobrak pintu itu. Suamiku langsung memintaku untuk berlari secepat mungkin, dan ia akhirnya meninggal karena dengan sengaja melawan para penyihir hitam itu hanya untuk mengulur waktu agar aku dan anakku bisa berlari sejau
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun sudah terlewati. Tidak terasa sudah sepuluh tahun berlalu dengan damai sejak Ixy dipisahkan dengan anak-anak lainnya di dalam panti asuhan tersebut, dan sejak Krahe membuang beberapa kepingan-kepingan hati yang ia miliki, ke segala tempat di dalam dunia manusia.Dan sampai sekarang, Rae sama sekali belum bisa menemukannya satu pun, karena yang dapat mendeteksi kepingan-kepingan hati tersebut hanyalah pemiliknya, yakni Ixy.Rae memang berkali-kali, sempat ingin menyerah, namun, ia melihat Ixy yang semakin dewasa dan semakin pandai menari balet, rasanya Rae seperti memiliki sebuah harapan.Walaupun rasanya aneh setiap kali Ixy menari, menurut Rae, namun seluruh gerakan tari balet yang Ixy lakukan, semuanya sempurna. Ia bahkan memberikannya banyak sepatu en pointé setiap kali sepatu milik Ixy rusak. Tampaknya Rae sangat menyayangi Ixy, sudah seperti anaknya sendiri.Rae juga tidak lagi menggunakan sihirnya di d