Naoki kemudian melihat ke arah jam yang berada di pojok dinding ruang kelas. Setelah waktunya tepat, ia kemudian memulai pelajaran tari balet pagi ini. Naoki pertama-tama, meminta ketiga anak didiknya tersebut untuk melakukan pemanasan.Sementara itu, Rae terlihat meninggalkan ruang kelas tari balet sambil berjalan menuju sebuah kamar yang berada di ujung lorong. Sesampainya di depan kamar itu, Rae lalu membuka pintunya secara perlahan, berjalan masuk ke dalam, dan menutup pintunya, kemudian berjalan mendekati seorang anak perempuan yang terbaring lemah di atas ranjangnya.Rae lalu berdiri di samping ranjang anak perempuan itu, dan bertanya, “Saori, apakah kau sudah merasa baik-baik saja?”Anak perempuan tersebut ternyata Saori yang baru saja kembali dari pusat kesehatan.Saori lalu menatap Rae dengan sorot mata tajam dan ekspresi yang sangat kesal, kemudian berseru, “Kau, Claire, kau selalu bersama Ixy, kau menyayanginya! Kau bahkan tidak pernah memperhatikan anak-anak lainnya, Clair
Ixy hanya bisa bersedih sambil menatap punggung Naoki, dan melihatnya berjalan keluar dari ruang kelas itu dan menutup pintunya.Ixy kemudian menoleh ke arah jendela besar yang berada tepat di sebelahnya, sambil bergumam dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Untuk beberapa saat, Ixy hanya bisa terdiam, berdiri terpaku sambil menatap ke arah luar jendela besar itu. Tiba-tiba, Ixy mendengar suara pintu ruang kelas terbuka, dan ia langsung menoleh ke arah pintu, lalu menatap seseorang yang sudah membuka pintunya tersebut, ah, ternyata Saori.Dengan langkah pelan, Saori kemudian masuk ke dalam ruang kelas dan mulai mendekatinya.Ixy sangat senang melihat Saori yang terlihat baik-baik saja sejak insiden kemarin, bahkan Ixy menyapa Saori, "Ah, kakak Saori! Apakah dirimu sudah lebih baik? Uhm… maafkan aku, kakak…"Saori yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapan Ixy, lalu tersenyum kepadanya dan bertanya, "Aku selalu baik-baik saja, Ixy. Bagaimana jika aku memberikanmu sedikit… Nas
Keringat dingin Rae langsung keluar mengalir melewati wajahnya. Ia langsung menoleh ke arah Ixy yang masih berdiri terdiam tanpa mengedipkan matanya sama sekali, dan tampaknya ia bahkan tidak mendengar atau melihat semua yang sudah terjadi.Kedua bola matanya masih berwarna merah, sehingga Rae kemudian mengarahkan tangan kanannya tepat di depan Ixy, dan dengan kekuatan sihirnya, Rae lalu membuat Ixy tertidur, hingga ia menutup kedua matanya.Ixy yang tiba-tiba tertidur karena kekuatan sihir Rae itu, langsung saja tubuhnya lemas, dan ia dengan cepat, menangkap tubuh Ixy, kemudian menggendongnya, dan berjalan keluar dari ruang kelas, menuju ke kamarnya.Setelah sampai di dalam kamar, Rae kemudian berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan Ixy perlahan. Setelah itu, Rae lalu menatap Ixy dengan raut wajah yang sedih.Ia lalu bergumam pelan, "Ixy, maafkan aku yang bodoh ini. Aku tidak sadar sama sekali, bahwa Saori adalah Krahe! Sialan…! Bagaimana ini, kepingan-kepingan hati milik Ixy, ap
Di sisi lain, di dalam sebuah gedung tua yang kotor di dunia penyihir, Demona yang kini wujudnya adalah seekor burung gagak hitam raksasa yang menakutkan, terlihat dari kedua bola matanya bahwa ia sedang dipenuhi oleh amarah. Demona sudah lama menatap Krahe yang terlihat sedang berlutut agak jauh di depan dirinya.Dengan kesal, Demona lalu berseru kepada Krahe, "Anak bodoh! Mengapa tidak kau hancurkan kepingan-kepingan perasaan milik anak itu secara langsung ketika penyihir bodoh bernama Rae itu datang dan memergokimu? Apa yang sudah kau pikirkan, Krahe? Aku membesarkanmu sejak kau masih kecil, dan beginilah balasanmu kepadaku! Kau sendiri tahu, bahwa kedua orang tuamu adalah pengikutku, dan mereka berdua telah dibunuh oleh manusia, dan aku berbesar hati membesarkanmu sampai sekarang, tapi apa yang kau lakukan itu, Krahe?!"Krahe sangat ketakutan, bahkan ketakutan tersebut tampak jelas di wajahnya, namun, dengan memberanikan dirinya, ia mulai menjawab, "Ibu, maafkan aku! Aku benar-ben
Rae dan Yvoxy kemudian saling menatap satu sama lain setelah mendengar permintaan wanita muda itu, lalu Rae menoleh ke arahnya, dan bertanya lagi, "Kira-kira… Anakmu itu sekarang sudah berusia berapa tahun, nyonya, maafkan aku sebelumnya memanggilmu nona. Kalau aku boleh tahu, siapa namamu, dan di mana suamimu?"Rae kemudian membantu wanita muda itu untuk berdiri. Wanita muda tersebut kemudian memegang erat kedua tangan Rae, lalu berdiri, dan menjawab, "Nona Rae, maafkan aku, namaku Rosse… Dan anakku berusia empat tahun ketika itu. Rumah kami tiba-tiba diserang oleh para penyihir hitam waktu itu. Aku langsung menggendong anakku dan berlari keluar melalui pintu belakang rumah kami ketika aku melihat para penyihir hitam itu sudah berada di depan pintu rumah kami dan mendobrak pintu itu. Suamiku langsung memintaku untuk berlari secepat mungkin, dan ia akhirnya meninggal karena dengan sengaja melawan para penyihir hitam itu hanya untuk mengulur waktu agar aku dan anakku bisa berlari sejau
Hari demi hari berlalu begitu cepat. Bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun sudah terlewati. Tidak terasa sudah sepuluh tahun berlalu dengan damai sejak Ixy dipisahkan dengan anak-anak lainnya di dalam panti asuhan tersebut, dan sejak Krahe membuang beberapa kepingan-kepingan hati yang ia miliki, ke segala tempat di dalam dunia manusia.Dan sampai sekarang, Rae sama sekali belum bisa menemukannya satu pun, karena yang dapat mendeteksi kepingan-kepingan hati tersebut hanyalah pemiliknya, yakni Ixy.Rae memang berkali-kali, sempat ingin menyerah, namun, ia melihat Ixy yang semakin dewasa dan semakin pandai menari balet, rasanya Rae seperti memiliki sebuah harapan.Walaupun rasanya aneh setiap kali Ixy menari, menurut Rae, namun seluruh gerakan tari balet yang Ixy lakukan, semuanya sempurna. Ia bahkan memberikannya banyak sepatu en pointé setiap kali sepatu milik Ixy rusak. Tampaknya Rae sangat menyayangi Ixy, sudah seperti anaknya sendiri.Rae juga tidak lagi menggunakan sihirnya di d
Mendengar perkataan Naoki tadi, Ixy langsung menjawab, “Kau membiarkanku menari balet sesuka hatiku dan selalu membuatku menjauhi anak-anak lain, begitu juga kakak Claire, melakukan hal yang sama sepertimu. Ada apa dengan kalian berdua? Bukankah kalian sendiri yang membuatku menjadi seambisius ini? Lalu, kapan kau akan membawaku ke gedung teater utama? Kapan? Aku masih ingat, waktu itu, Hana dan Kayora yang masih sangat kecil, sudah kau bawa mereka berdua ke sana, mereka lalu mendapatkan peran besar dan mulai menjadi terkenal, sementara aku yang berada di sini, hanya berlatih, berlatih, dan berlatih! Tidak pernah kalian membiarkan aku untuk menjadi penari profesional!”Setelah itu, ia lalu berlari keluar dari ruang kelas tari balet itu dan membuka pintunya dengan keras, dengan wajahnya terlihat penuh amarah. Naoki hanya bisa terdiam melihat Ixy yang meninggalkan ruang kelas dengan penuh kekesalan di wajahnya.Ia kemudian berlari menuju ke halaman belakang panti asuhan tersebut. Tidak
Ixy… Ternyata tidak tidur sama sekali. Setelah Rae keluar dari kamar, Ixy berjalan menuju pintu dengan langkah yang sangat pelan, kemudian ia berdiri sangat dekat dengan pintu, dan dengan jelas, ia dapat mendengarkan percakapan antara Rae dan Naoki, namun, ia sama sekali tidak berpikir bahwa yang sebenarnya sedang dibicarakan oleh Rae dan Naoki adalah dirinya.Ia berpikir bahwa percakapan tersebut hanyalah percakapan biasa. Setelah tidak mendengar apapun dari luar melalui pintu tersebut, ia kemudian membuka pintu itu secara perlahan, lalu berjalan keluar dari kamar dengan cepat, kemudian mulai berlari menuju ke arah halaman belakang panti asuhan itu.Setelah sampai di halaman belakang panti asuhan, karena tidak ada orang sama sekali, Ixy mulai berjalan menuju ke arah pagar tembok di samping halaman belakang tersebut, kemudian berusaha untuk memanjat pagar tembok yang memang tidak begitu tinggi itu.Setelah berbagai cara ia gunakan, akhirnya perlahan-lahan, ia mulai berhasil memanjat p