"Selain air susu yang kurang lancar, bisa jadi karena tali pusat Rafka masih basah dan belum terlepas makanya rewel terus. Bayi bisanya cuma nangis, dan kita harus belajar memahami makna dari tangisan itu. Barangkali haus atau lapar, kepengin digendong atau perutnya sakit," jelas Ibuk. "Betul, Nduk. Kamu dulu juga begitu, bahkan sampai sebulan masih rajin begadang nguji kesabaran orang tuamu ini." Bapak mengupas bawang, membantu Ibuk menyiapkan menu makan malam. "Masa sih, Pak?" Aku menimang-nimang Rafka yang terlelap berbalut kain bedong. "Iya. Sampai Ibukmu kurus kering." Lelaki itu terkekeh dan mencolek pinggul Ibuk, berbalas pelototan tajam. "Gimana gak kurus kering, banyak sekali pantangan makanan. Mbah Utimu benar-benar kolot di jamannya. Gak boleh makan telur, ikan dan protein hewani lainnya. Alasannya, nanti jalan lahir jadi gatal dan memperlambat proses pemulihan. Hari-hari, ibuk cuma makan kuluban (sayur rebus) dan botok tempe semangit (tempe yang hampir busuk)." Masy
Last Updated : 2022-07-26 Read more