Bang Ridwan menemaniku ke pengadilan agama untuk menghadiri sidang pertama perceraian dengan Mas Riky. "Udah siap belum, Ri?" tanya Bang Ridwan sambil mengetuk pintu kamarku. "Belum, Bang. Sebentar lagi." Aku menatap cermin sekali lagi. Menghela napas pelan. Sebenarnya, aku belum siap untuk menghadiri sidang, aku belum siap untuk menjaga Adel sendirian. Masih ada sesuatu yang lemah di dalam diriku. Apalagi mengingat kebersamaanku dengan Mas Riky yang bisa dibilang cukup lama kami bersama. "Dek? Nanti kita terlambat, loh. Kamu ngapain di dalam kamar?" Bang Ridwan kembali mengetuk pintu kamar, dia tidak sabaran lagi. Buru-buru aku mengusap pipi. Berusaha tersenyum. Ya, aku bisa, jangan sampai aku goyah, karena satu hal. Cinta. Ah, sulit sekali melupakan itu semua. Aku membuka pintu kamar, mengajak Bang Ridwan untuk segera berangkat. "Kamu kayaknya sedih banget hari ini. Gak kayak biasanya, gak ceria."Mendengar perkataan Bang Ridwan, aku langsung menoleh. Perasaan, tadi aku suda
Baca selengkapnya