"Ka—kamu serius, Diah?" Aku mengangguk. Ya, disini yang paling terkejut adalah Mama, karena Mas Riko sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Mama. Apalagi, setiap Mas Riko datang, dia terlihat baik sekali. Wataknya tiba-tiba berubah. Seperti punya dua kepribadian."Udah lama kamu tau itu?" Papa terlihat marah sekali. Aku menggenggam tangan Mama. Menghela napas pelan. "Baru beberapa hari yang lalu, Pa." "Kurang ajar!" Mendengar teriakan Papa, aku sedikit tersentak. Sedangkan Mama langsung berdiri, menenangkan Papa. "Gak tahu diri! Atau dia lupa diri, hah?!""Sabar, Pa. Ada Andre disini. Jangan teriak-teriak." Mama mengusap-usap punggung Papa. Aku menunduk. Mungkin, ini salahku, karena memberitahukan lebih cepat. Hanya saja, aku ingin yang terbaik untuk Andre. Beberapa menit, suasana kembali tenang. Papa menatapku serius. Akhirnya, aku menceritakan semuanya. Awal pertama kali, aku tahu, kalau Mas Riko menikah kembali. "Kamu tunggu apalagi, Diah? Ceraikan Riko. Papa sudah tida
Read more