"Wah, bener juga ya, Mas, kamu kan, baik. Baaiiikkk banget, sampai-sampai, ngasih uang bulanan aja sekarang lima ratus ribu. Lumayan tuh, kalau dilaminasi, bisa awet setahun. Lebih malah."Aku menaikkan alis saat ia reflek menatap kedua bola mataku. Ia sedikit membesarkan mata saat kuucapkan uneg-uneg yang mengganjal belakangan ini.Apa ini karma? Ah, entahlah, aku tak pernah berdo'a buruk untuk ayah kedua anakku, semoga hanya kecelakaan keseleo biasa.Mas Ari nampak kesakitan saat sholat Maghrib berjamaah. Ia juga tak bisa berdiri tegak saat berjalan. Yang ia lakukan ialah seperti berjalan dengan cara ngesot. Anak-anak malah senang melihatnya. "Ayah … jalannya bagus Ayah, adek suka. Lagi Yah, lagi."Memang dasar bocah, kenapa dia malah kayak ngerjain Ayahnya? Kalau berhenti diminta jalan lagi, dengan cara ngesot lagi. Lama-lama kasihan juga aku melihat Mas Ari. Namun, ia menolak saat aku berniat membantu."Nggak usah, Mas bisa sendiri."Iya, b
Last Updated : 2022-10-01 Read more