Home / Romansa / Perfect Mate / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Perfect Mate: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Suami Ku Gila

"Hah... Haaah..." Camelia terus berlari di tengah deras hujan. Ia bahkan tidak memakai alas kaki saat pergi dari rumahnya. Bulir tetesan hujan ditambah keringat seakan memenuhi wajah cantiknya. Camelia bahkan tidak tahu harus kemana dirinya sekarang, sampai mana ia bisa berlari dari kejaran Derdy, suaminya.Suaminya? Bukankah seharusnya suami itu melindungi serta mengayomi. Bukan seperti yang Derdy lakukan saat ini padanya. Mengejarnya dengan sebilah belati yang terus ia acungkan demi menakut-nakuti Camelia.Flashback On"Mana sih, Mas Derdy?" rancau Camelia sendiri. Sedang tangannya sibuk menempuk lembut paha Dira, putrinya yang baru saja terlelap. Camelia tersenyum manis sewaktu melihat Dira. Hanya anak itu pelipur laranya. Ia bahkan rasanya tidak akan sanggup berpisah dengan Dira walau sehari saja.Camelia begitu mencintai Dira, jangan ditanya bagaimana cintanya kepada mahluk kecil itu. Ibaratnya kalau ia diminta mati untuk Dira, maka Camelia rela untuk melakukannya.Sebab itu juga
Read more

Bertemu Dengan Pria Misterius

"Ahah... Aahh..." rasanya Camelia tak kuat lagi berjalan, kakinya sudah begitu letih. Tapi ia juga harus fokus karena Derdy tidak menyerah untuk terus mengejarnya"Dira... Dira...." Dalam pelariannya hanya nama Dira yang menggaung di hatinya, membuat langkahnya semakin pendek sedang matanya berjaga-jaga ke arah belakang.Terlalu fokus dengan sosok Derdy yang mengejarnya. Camelia jadi tidak memperhatikan jalanan di depannya. Ia baru sadar ada mobil hitam sedang membelah jalan setelah jarak mereka cukup dekat."Aahkk...." teriak Camelia. Ia terpejam erat, entah karena cahaya lampu mobil yang menyorot wajahnya atau karena rasa takutnya."Haahh!" kaget Kaoru si pengemudiSedang Camelia sudah terjatuh di depan mobil.***Melihat istrinya tertabrak di jalan, Derdy malah memilih kembali ke rumah. Pria itu tidak ingin ikut campur. Derdy cukup tahu mobil yang menabrak Camelia adalah mobil mahal. Mungkin saja pemilik mobil itu malah menuntut Camelia yang berlari kearahnya tiba-tiba. Dan Derdy t
Read more

Kutitipkan anak kita pada orang lain

Camelia dan Eugine sudah sampai di klinik terdekat, sementara Tetsu menunggu di dalam mobil.Camelia mengalami shock tulang karena kejadian itu. Ia harus di rawat dengan intensif, jika tidak mau lukanya menjadi bengkak.Camelia menolak keras, tidak.., Ia tidak ingin disini berlama-lama. Camelia masih ingat pada rencananya semula untuk menjemput Dira saat Derdy tidak di rumah."Nona.., Nona. Tapi Nona tidak bisa pergi. Nona dengarkan kata dokter, kalau Nona memaksa pergi yang ada kaki Nona akan infeksi yang bisa berakibat amputasi," ucap Eugine. Camelia bergidik kengerian. Ia tidak mau cacat, Camelia tidak ingin menyusahkan Dira lebih jauh.Camelia jadi terdiam."Nah sebaiknya Nona beristirahat soal pembayaran rumah sakit ini sudah saya bayar semuanya," ujar Eugine kembali."Kenapa kamu sangat baik, sebenarnya apa yang kamu inginkan dari saya?" tegur Camelia. Eugine memutar bola matanya, mencari alasan. Ia hanya diminta Tetsu memastikan Camelia akan baik-baik saja, tetapi tidak mungkin
Read more

Tawaran Kerja Sama

Ulfa hanya bisa mengelus surai anak berusia 4 tahun itu. Ia semakin menggengam erat tangan Dira. "Mending kita masuk, yuk. Dira sudah sarapan belum?!" Ia jadi mengalihkan perhatian Dira dengan makanan yang ia punya "Tante punya donat. Dira suka donat kan?" lanjutnya lagi. Dira mengangguk kegirangan. Mungkin saat ini ia berhasil mengelabui anak itu. Tapi entah, bagaimana hari-hari berikutnya. Ulfa hanya berharap Camelia cepat kembali. Dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.***"Jadi bagaimana. Apa wanita itu ada hubungannya dengan Kaoru?" selidik Tetsu seraya tetap duduk di bangku kebesarannya. Lantas ia berdiri. Memandangi langit dari kaca jendela. Tanpa memperdulikan Eugine cuma menatap punggung lebarnya yang tertutupi jas berwarna hitam itu. Eugine memberikan laporan sesuai yang ia terima. Untuk saat ini, ia belum tahu.., tapi sepertinya dugaan Tetsu benar. "Kalau begitu. Cepat persiapkan wanita itu untuk ketempatku. Ahk, tidak. Pesan kan dia tiket yang sama denganku. Ia aka
Read more

Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

"Dira, Dira..," Langkah Ulfa tertahan saat melihat anak dari temannya sedang berbicara dengan orang asing. Ia segera berlari untuk mengambil Dira."Anda siapa?" Ulfa menarik Dira yang kini dihadapan Eugine. Eugine kembali berdiri, ia memberikan kartu namanya dan mengatakan jika ia adalah suruhan Camelia."Saya diminta ibunya anak ini untuk membawanya." Eugine menyentuh pipi Dira, sekedar menjawilnya gemas.'Camelia, Apa Camelia punya kenalan orang seperti ini?' suara hati Ulfa bermonolog"Saya tidak bisa percaya dengan anda! Lagipula, saya diminta ayah anak ini untuk menjaganya. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan datang menjemput!" katanya berani. Eugine sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia malah menantang."Maksudmu lelaki yang sudah berniat membunuh istrinya itu. Ia membiarkan istrinya berlari di antara hujan dan hampir saja mati tertabrak mobil yang lewat!" Eugine mengungkapkan fakta membuat Ulfa melotot tajam. Ia tahu, Derdy tidak berperasaan tapi tidak pernah menyan
Read more

Membuat Perjanjian Dengan Iblis.

Berkerja sama dengan Tetsu sama saja seperti sedang mengantarkan jiwa kepada iblis. Ia tidak akan melepaskan mangsa sebelum semua keinginannya terlaksana. Camelia sampai di lantai 17 yang seluruhnya milik Tetsu. artinya, jika ia berteriak minta tolong pun tak akan ada orang yang datang menolongnya."Silahkan, Nona!" Eugine membukakan pintu seraya mempersilahkan Camelia masuk. Habis itu, ia meninggalkan Camelia sendiri. Suasana unit apartemennya yang sepi juga temarang semakin membuat Camelia bergidik beberapa kali.Bagi Camelia. Tetsu memiliki aura misterius begitu kuat. Camelia rasa, tak ada manusia yang bisa mengambil hatinya. Ia begitu dingin nyaris tak terjamaah.Camelia memindai keadaan. Tidak ada satu pun orang di sini setelah Eugine meninggalkannya dan memintanya menunggu Tuan Tetsu di dalam. Karena tak ada pilihan, akhirnya Camelia melangkahkan kaki ke dalam. Suasananya hampir mirip dengan di luar unit. Gelap juga semeriyak hawa dingin menusuk kalbu.Camelia melirik jam. Men
Read more

Kau Tak Bisa Membantahku

Malam itu, Camelia harus rela tertidur di sofa seraya memeluk tubuhnya. Ia tidak mungkin beranjak dari tempat duduk demi mencari kamar lain. Tetsu sendiri bangun lebih awal dari Camelia. Ia baru saja selesai membakar lemak di ruang gym yang bisa dilalui lewat kamarnya. Tetsu cukup kaget melihat Camelia tidur di sini dengan posisi seperti semalam. Ia fikir Camelia bisa mengambil insiatif mencari ruang lain yang bisa ia gunakan untuk tidur. Tetsu jadi tersenyum miring."Bangunlah," ucapnya dengan suara barito. Camelia mengucek matanya. Sesaat ia kaget melihat Tetsu, namun detik kemudian ia sadar dengan kejadian semalam. "Satu jam lagi kita akan bersiap pergi. Dan kau, apa tidak ada niatan untuk mandi?" goda Tetsu. Camelia jadi menatap diri. Sesekali mencium aromanya. Apa Tetsu mau bilang kalau dirinya bau badan. Tetapi Camelia tidak merasakan. Camelia mencibik sambil menatap Tetsu jutek.Lagi-lagi Testu menggeleng. Perbuatan mencium ketiak di depan orang sama sekali tidak sopan. Apa C
Read more

Mulailah Melupakan Suamimu

Satu persatu kancing dibukanya. Memperlihatkan otot liat menyelimuti dada bidang itu. Ia melempar kemejanya kasar. Semakin mengantarkan rasa ngeri pada Camelia yang masih setia di bawah kungkungannya. Camelia berontak, namun Tetsu menahan bahunya. Satu tangan lagi mencoba melucuti gesper. Spontan Camelia menutup mata. Ia fikir.., Tetsu akan menyiksanya dengan benda itu. "Jangan," pekiknya kalap. Tetsu mengelus pipi samping Camelia dengan gerakkan lamat. Tenang saja, ia tidak suka menyiksa wanita seperti itu. Melainkan.., hanya memberikan kenikmatan tiada tara dan pastinya sulit dilupakan. Merasakan sentuhan tangan Tetsu, Camelia bersedia membuka kelopaknya. Ia mengikuti gerakan tangan lelaki itu dan berakhir di bawah bibirnya. Tetsu menekan bibir bawah Camelia dan memainkan sebentar menggunakan telunjuknya."Hisap!" titahnya dengan tatapan tidak ingin dibantah. Seperti terhipnotis, Camelia menjilati jari itu ragu. Namun gerakkannya yang kaku malah menyulut gelora dalam dada. Tetsu m
Read more

Turuti Aku Atau Kau Akan Tahu Akibatnya

"Hentikan. Tuan, aku mohon hentikan!" Suara Camelia terdengar begitu memelas juga sangat seksi. Lumatan pada tonjolan kecil di dada Camelia semakin lahap. Membuat alunan berkecipak mengisi ruang kosong. Sedang jemarinya terus mengocok liang kenikmatan Camelia dengan gerakkan tergesa."Kau memintaku menghentikan. Tapi milikmu malah menyedot dan mencengkram jariku!" protes Testu merasa seluruh otot kewanitaan Camelia meremas jemarinya. Seolah tidak ingin berpisah dan menantikan kocokkan Tetsu semakin liar.Ia akhirnya mencabut jarinya saat Camelia hampir saja tiba. Camelia mendelik tidak suka. Ditanggapin senyum miring Testu."Kenapa? Kau memintaku menghentikannya, bukan?" Tetsu tidak ingin memberikan kenikmatan pada Camelia semudah itu. Ia ingin Camelia merasa tersiksa sampai tidak bisa lagi mengingat suaminya yang tidak berguna itu.Camelia tidak sudi menatap Tetsu. Ia membuang pandangan dan kembali berusaha menarik ikatan."Kau akan menyakiti pergelangan tanganmu jika terus melakukan
Read more

Puaskan aku, Camelia!

Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status