Home / Romansa / Perfect Mate / Tawaran Kerja Sama

Share

Tawaran Kerja Sama

Author: Penyedap Rasa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ulfa hanya bisa mengelus surai anak berusia 4 tahun itu. Ia semakin menggengam erat tangan Dira. "Mending kita masuk, yuk. Dira sudah sarapan belum?!" Ia jadi mengalihkan perhatian Dira dengan makanan yang ia punya "Tante punya donat. Dira suka donat kan?" lanjutnya lagi. Dira mengangguk kegirangan. Mungkin saat ini ia berhasil mengelabui anak itu. Tapi entah, bagaimana hari-hari berikutnya. Ulfa hanya berharap Camelia cepat kembali. Dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

***

"Jadi bagaimana. Apa wanita itu ada hubungannya dengan Kaoru?" selidik Tetsu seraya tetap duduk di bangku kebesarannya. Lantas ia berdiri. Memandangi langit dari kaca jendela. Tanpa memperdulikan Eugine cuma menatap punggung lebarnya yang tertutupi jas berwarna hitam itu.

Eugine memberikan laporan sesuai yang ia terima. Untuk saat ini, ia belum tahu.., tapi sepertinya dugaan Tetsu benar.

"Kalau begitu. Cepat persiapkan wanita itu untuk ketempatku. Ahk, tidak. Pesan kan dia tiket yang sama denganku. Ia akan mengikutiku selama perjalanan satu bulan ini sebagai budak ku. Aku tidak mau menunggu satu bulan ke depan lagi!" seringai Tetsu. Yah, meski dari luar ia terlihat santun, nyatanya Tetsu adalah lelaki keji yang bisa melakukan apapun tanpa merasa bersalah. Ia punya prinsip, jika ada yang mengganggu otoritasnya. Maka ia akan mengobrak-abrik hidup orang tersebut.

Seperti Kaoru. Ia telah melakukan kesalahan fatal dengan menyakiti Chiya-adiknya. Dan ia tinggal bersiap mendapatkan ganjarannya. Seorang Tetsu tidak akan tinggal diam. Sampai lubang semut pun akan ia cari Kaoru. Tetsu sendiri sedang berencana melakukan perjalanan bisnis mengenalkan berlian terbaik keluaran perusahannya kepada para kolektor berlian. Biasanya orang-orang kaya itu tidak akan segan membelinya sebagai koleksi pribadi. Dan itu salah satu tujuan Tetsu ikut perjalanan mewah nan elegan Kapal Pesiar Royal Queen. Tujuan lain, karena Kaoru juga ada di perjalanan tersebut. Secara terpisah Tetsu membayar pihak penyelenggara untuk memberinya kamar di sebelah Kaoru. Ia rasa dirinya harus lebih dekat dengan musuhnya itu. Bukankah ada yang bilang, kenalilah musuhmu lebih baik ketimbang kau mengenali saudaramu.

***

Hari ini secara khusus Testu mendatangi Camelia. Kedatangannya sangat membuat rumah sakit heboh. Karena sungguh, ketampannya membuat siapapun bisa jadi tidak waras ketika melihatnya. Rahang tegas, serta hidung bangir. Jangan lupakan bibirnya yang seksi. Meskipun matanya memancarkan aura dingin, tapi itulah yang jadi daya tariknya. Tetsu sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang terhadapnya. Ia hanya ingin cepat menemui Camelia dan membicakan kerja sama dengannya. Derap langkahnya yang mengetuk lantai sangat ketara. Menandakan kalau Tetsu lelaki yang tidak pernah ragu melakukan apapun itu.

Tetsu sudah ada di depan Camelia. Semula Camelia sedang rebahan, jadi bangun terburu. Ia tidak enak jika lelaki lain menatapnya sedang tertidur pulas.

"Anda siapa?" cicit Camelia. Ia juga memandang Eugine yang di sebelah Tetsu.

Tetsu menatapnya dingin. Tangannya hanya membenarkan setelannya

"Langsung saja, sayalah orang yang menyelamatkan mu dari tabrakan malam itu!" Tetsu tidak suka berbasa-basi. Eugine mengangguk, seakan membenarkan. Melihatnya membuat Camelia tertunduk santun.

"Ahk, terima kasih, Tu~"

"Saya tidak membutuhkan rasa terima kasihmu. Tapi saya ingin agar kamu melakukan sesuatu untuk saya," ucap Tetsu dengan tatapan tidak bergeming. Camelia menyeritkan alisnya. Apa yang harus ia lakukan. Sedang dirinya sangat ingin pulang secepatnya.

"Aku ingin kau bekerja padaku!" lanjut Tetsu seraya duduk di kursi samping brankas. Ia akan jelaskan lebih lanjut seandainya Camelia bersedia.

"Pekerjaan apa?" beo wanita itu masih diliputi rasa bimbang. Camelia memang membutuhkan pekerjaan untuk membebaskan dirinya dan putrinya dari jerat Derdy. Ia yakin, Derdy tidak akan semudah itu menyerah.

"Tentunya pekerjaan yang bisa membuatmu kaya raya. Kau juga bisa menikmati semua fasilitas yang mungkin belum pernah kau rasakan," Semua ucapan Tetsu membuat Camelia semakin bimbang. Pekerjaan apa yang bisa membuatnya bergelimang harta. Jika itu tentang menjual tubuhnya. Sungguh, Camelia tidak sudi.

Sayang, bukan itu yang ingin Tetsu tawarkan. Ia memang memerlukan tubuh Camelia. Tetapi hanya sebatas fikirannya dan memperdaya Kaoru. Orang yang paling ia benci.

"Aku, apa aku boleh tahu apa itu?"

Tetsu memandang Camelia lekat. Cukup ia akui, Camelia wanita yang cerdas. Ia tidak silau dengan harta meski Tetsu sudah menjanjikan surgawi untuknya.

"Kau harus ikut denganku selama satu bulan menyusuri benua asia, disana akan aku jelaskan secara rinci!" tutur Tetsu.

Dari tatapan Camelia, Tetsu mengerti. "Kau tenang saja, aku tidak tertarik dengan wanita seperti mu. Lagipula aku sudah bertunangan!" jelasnya. Tetsu memang bertunangan dengan Sylva. Tapi semua itu hanya sebatas perekat hubungan bisnis tanpa ada cinta di dalamnya. Tetsu tidak percaya akan cinta. Setelah dicampakkan orangtuanya. Ia terus bertahan dalam kerasnya kehidupan sembari membesarkan Chiya. Keluarga satu-satunya. Mungkin karena itu juga, Tetsu jadi mati rasa.

Camelia menggeleng. Jika ia pergi selama satu bulan. Lalu bagaimana dengan Dira. Di benaknya kini hanya ada Dira. Camelia ingin kembali secepatnya.

"Aku tahu, malam itu kau dikejar oleh suamimu sendiri, bukan? Dan sekarang kau memikirkan anakmu?" tebak Tetsu tepat sasaran. Jangan tanya bagaimana caranya ia tahu, Tetsu cukup menjentikkan jari, dan semua yang ia kehendaki bisa terjadi. Orang-orangnyalah yang sudah mengulas masa lalu Camelia. Bahkan hubungan Camelia dan Derdy yang renggang juga sudah tersampaikan olehnya.

Camelia terhenyak. Ketika membicarakan Dira. Matanya jadi berbinar.

"Apa anda bisa mempertemukan aku dengan anakku?" harapnya.

"Jangankan mempertemukan. Aku bisa membuat pengasuhannya jatuh di tanganmu. Dan lelaki itu tidak bisa melakukan apapun lagi pada kalian," beber Tetsu.

"Asalkan.., kau ingin bekerja sama!" sambungnya dengan senyum tipis.

"Tapi kenapa harus aku, maksudku. Pasti banyak orang yang tertarik dengan pekerjaan ini, kenapa anda memilihku?"

Tetsu tersenyum miring, ternyata Camelia juga sangat bawel. Ia sebetulnya benci ditanyai terus menerus. Seandainya ia tidak membutuhkan Camelia dalam misi khusus. Ia sudah membuang wanita itu jauh

"Kau ingat, malam itu kau tertabrak mobil seorang pria?!"

Camelia berusaha memutar memori. Yah, dia ingat.., pria itu bahkan memberinya uang.

"Dia adalah musuh bisnisku. Aku ingin kau menjatuhkannya!"

Tentunya Camelia semakin tidak mengerti. Apa ia bisa, sayangnya. Tetsu tidak ingin membuang waktu dengan meyakinkan Camelia.

"Fikirkan lagi, jika kau mau. Maka anak, uang dan jaminan keselamatan akan ada di tanganmu. Tetapi jika kau menolak, bersiaplah membayar uang rumah sakit. Juga jangan harap mendapatkan pengashan putrimu." Licik, itu sama saja Tetsu tidak memberikan pilihan apapun.

"Kau bisa mengatakan jawabanmu kepada Eugine!"

"Tidak Tuan, tolong jangan pergi. Jangan apa-apakan anak ku!" Camelia berteriak keras. Ia juga ingin berlari mengejar, sayangnya kakinya masih linu dan sulit digerakkan.

Tetsu pergi. Ia sangat yakin kalau Camelia akan menyetujuinya.

Di sepanjang lorong Eugine mengikuti Tetsu.

"Cepat cari dimana anak wanita itu. Lalu kita ambil sebagai jaminan!" titah Tetsu. Eugine terbelalak. Ia tidak menyangka bosnya bisa bertindak seperti ini. Keheranan Eugine bisa ditangkap Tetsu meski ia membelakangi bawahannya itu.

"Kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan apapun padanya. Justru aku ingin menyelamatkannya dari ayahnya yang brutal!"

Eugine merasa cukup lega. Setidaknya hati nurani Tetsu masih bekerja. Dan ia juga setuju dengan saran Tetsu.

"Baik kalau begitu, siang ini juga saya akan mencari tahu, Pak."

Eugine tidak membuang waktu. Ia mendatangi rumah Camelia sesuai alamat yang didapat. Rumah itu sepi, karena Derdy sedang tidak di rumah entah kemana angin membawa langkahnya. Tapi karena itu juga Eugine bisa mencari di mana Dira dengan leluasa.

Seperti mendapatkan restu dari semesta. Dira nyatanya sedang bermain di luar. Pria itu mencocokkan dengan yang di foto.

"Itu dia," gumam Eugine mendekati Dira. Ia terjongkok untuk menyamai tinggi anak itu.

"Om siapa?" Dira jadi mundur. Ia sudah diajarkan oleh Camelia untuk tidak mudah percaya dengan orang asing.

Related chapters

  • Perfect Mate   Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

    "Dira, Dira..," Langkah Ulfa tertahan saat melihat anak dari temannya sedang berbicara dengan orang asing. Ia segera berlari untuk mengambil Dira."Anda siapa?" Ulfa menarik Dira yang kini dihadapan Eugine. Eugine kembali berdiri, ia memberikan kartu namanya dan mengatakan jika ia adalah suruhan Camelia."Saya diminta ibunya anak ini untuk membawanya." Eugine menyentuh pipi Dira, sekedar menjawilnya gemas.'Camelia, Apa Camelia punya kenalan orang seperti ini?' suara hati Ulfa bermonolog"Saya tidak bisa percaya dengan anda! Lagipula, saya diminta ayah anak ini untuk menjaganya. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan datang menjemput!" katanya berani. Eugine sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia malah menantang."Maksudmu lelaki yang sudah berniat membunuh istrinya itu. Ia membiarkan istrinya berlari di antara hujan dan hampir saja mati tertabrak mobil yang lewat!" Eugine mengungkapkan fakta membuat Ulfa melotot tajam. Ia tahu, Derdy tidak berperasaan tapi tidak pernah menyan

  • Perfect Mate   Membuat Perjanjian Dengan Iblis.

    Berkerja sama dengan Tetsu sama saja seperti sedang mengantarkan jiwa kepada iblis. Ia tidak akan melepaskan mangsa sebelum semua keinginannya terlaksana. Camelia sampai di lantai 17 yang seluruhnya milik Tetsu. artinya, jika ia berteriak minta tolong pun tak akan ada orang yang datang menolongnya."Silahkan, Nona!" Eugine membukakan pintu seraya mempersilahkan Camelia masuk. Habis itu, ia meninggalkan Camelia sendiri. Suasana unit apartemennya yang sepi juga temarang semakin membuat Camelia bergidik beberapa kali.Bagi Camelia. Tetsu memiliki aura misterius begitu kuat. Camelia rasa, tak ada manusia yang bisa mengambil hatinya. Ia begitu dingin nyaris tak terjamaah.Camelia memindai keadaan. Tidak ada satu pun orang di sini setelah Eugine meninggalkannya dan memintanya menunggu Tuan Tetsu di dalam. Karena tak ada pilihan, akhirnya Camelia melangkahkan kaki ke dalam. Suasananya hampir mirip dengan di luar unit. Gelap juga semeriyak hawa dingin menusuk kalbu.Camelia melirik jam. Men

  • Perfect Mate   Kau Tak Bisa Membantahku

    Malam itu, Camelia harus rela tertidur di sofa seraya memeluk tubuhnya. Ia tidak mungkin beranjak dari tempat duduk demi mencari kamar lain. Tetsu sendiri bangun lebih awal dari Camelia. Ia baru saja selesai membakar lemak di ruang gym yang bisa dilalui lewat kamarnya. Tetsu cukup kaget melihat Camelia tidur di sini dengan posisi seperti semalam. Ia fikir Camelia bisa mengambil insiatif mencari ruang lain yang bisa ia gunakan untuk tidur. Tetsu jadi tersenyum miring."Bangunlah," ucapnya dengan suara barito. Camelia mengucek matanya. Sesaat ia kaget melihat Tetsu, namun detik kemudian ia sadar dengan kejadian semalam. "Satu jam lagi kita akan bersiap pergi. Dan kau, apa tidak ada niatan untuk mandi?" goda Tetsu. Camelia jadi menatap diri. Sesekali mencium aromanya. Apa Tetsu mau bilang kalau dirinya bau badan. Tetapi Camelia tidak merasakan. Camelia mencibik sambil menatap Tetsu jutek.Lagi-lagi Testu menggeleng. Perbuatan mencium ketiak di depan orang sama sekali tidak sopan. Apa C

  • Perfect Mate   Mulailah Melupakan Suamimu

    Satu persatu kancing dibukanya. Memperlihatkan otot liat menyelimuti dada bidang itu. Ia melempar kemejanya kasar. Semakin mengantarkan rasa ngeri pada Camelia yang masih setia di bawah kungkungannya. Camelia berontak, namun Tetsu menahan bahunya. Satu tangan lagi mencoba melucuti gesper. Spontan Camelia menutup mata. Ia fikir.., Tetsu akan menyiksanya dengan benda itu. "Jangan," pekiknya kalap. Tetsu mengelus pipi samping Camelia dengan gerakkan lamat. Tenang saja, ia tidak suka menyiksa wanita seperti itu. Melainkan.., hanya memberikan kenikmatan tiada tara dan pastinya sulit dilupakan. Merasakan sentuhan tangan Tetsu, Camelia bersedia membuka kelopaknya. Ia mengikuti gerakan tangan lelaki itu dan berakhir di bawah bibirnya. Tetsu menekan bibir bawah Camelia dan memainkan sebentar menggunakan telunjuknya."Hisap!" titahnya dengan tatapan tidak ingin dibantah. Seperti terhipnotis, Camelia menjilati jari itu ragu. Namun gerakkannya yang kaku malah menyulut gelora dalam dada. Tetsu m

  • Perfect Mate   Turuti Aku Atau Kau Akan Tahu Akibatnya

    "Hentikan. Tuan, aku mohon hentikan!" Suara Camelia terdengar begitu memelas juga sangat seksi. Lumatan pada tonjolan kecil di dada Camelia semakin lahap. Membuat alunan berkecipak mengisi ruang kosong. Sedang jemarinya terus mengocok liang kenikmatan Camelia dengan gerakkan tergesa."Kau memintaku menghentikan. Tapi milikmu malah menyedot dan mencengkram jariku!" protes Testu merasa seluruh otot kewanitaan Camelia meremas jemarinya. Seolah tidak ingin berpisah dan menantikan kocokkan Tetsu semakin liar.Ia akhirnya mencabut jarinya saat Camelia hampir saja tiba. Camelia mendelik tidak suka. Ditanggapin senyum miring Testu."Kenapa? Kau memintaku menghentikannya, bukan?" Tetsu tidak ingin memberikan kenikmatan pada Camelia semudah itu. Ia ingin Camelia merasa tersiksa sampai tidak bisa lagi mengingat suaminya yang tidak berguna itu.Camelia tidak sudi menatap Tetsu. Ia membuang pandangan dan kembali berusaha menarik ikatan."Kau akan menyakiti pergelangan tanganmu jika terus melakukan

  • Perfect Mate   Puaskan aku, Camelia!

    Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi

  • Perfect Mate   Biar Aku yang menanggungnya

    Tetsu merebahkan Camelia di jok mobil Kakinya dikangkangi tanpa melepas penyatuan mereka di bawah sana. Karena sempit, kepala Camelia jadi terangkat dan ia jadi bisa melihat sendiri moment penyatuan mereka untuk pertama kali. Ia menutup mata dan memalingkan wajah. Tapi Tetsu justru bahagia."Bagaimana Camelia. Lihat, keduanya sangat serasi kan. Mereka adalah pasangan yang sempurna," ucap Tetsu merasa telah menemukan ladangnya untuk bercocok tanam meski ia tidak mengharapkan hasil apapun.Tetsu yang adalah korban broken home, tidak pernah berfikir punya keluarga kecil utuh, dilengkapi istri dan anak miliknya. Tidak, itu terlalu mustahil dan menggelikan untuknya. Tetsu mengatur posisi lantas mulai memajukan panggulnya membuat miliknya melesat begitu cepat ke dalam Camelia."Ahk," suara keduanya saling bersautan merasa linu juga nikmat disaat yang sama.Sisi lain hati Eugine masih dilanda rasa cemburu, entah apa yang ia fikirkan. Tetapi pria itu malah mengebut, sesekali berjalan zigzag

  • Perfect Mate   Mencoba Memahami

    Hentakkan kaki Tetsu seakan sinyal untuk beberapa orang berusaha menyangjung sang don juan dengan cara menundukkan kepala. Di belakang pria itu ada seorang wanita yang kesulitan mengatur langkah kakinya. Sesekali Camelia juga merapatkan area kewanitannya yang terasa masih linu seakan milik Tetsu masih menancap di dalam sana."Selamat siang, Tuan!" sapa salah satu pelayan santun. Pelayan itu terlihat kaget karena Tetsu tidak membawa calon istrinya ke dalam perjalan panjang itu. Memang orang Tetsu mengatakan tuannya akan datang bersama wanita, tapi tidak bilang siapa wanita itu. Lalu kru kapal memprediksi jika wanita itu adalah calon istrinya yang beberapa waktu lalu wajahnya tersiar di media. Wanita cantik dari negeri sakura yang akan menjadi calon istrinya. Persis seperti asal usul Tetsu sendiri. Tentunya wanita yang bersanding dengan Tetsu juga punya kualifikasi yang lain. Tak lain anak dari penguasaha terbesar baik di negerinya maupun di negeri orang. Yah. Pernikahan bisnis sebentar

Latest chapter

  • Perfect Mate   Malam Menggairahkan

    Camelia memegangi batang kenikmatan itu dengan tangan bergetar. Berusaha seperti apapun, tangannya tidak bisa menyelimuti batang milik Tetsu yang besar dan panjang itu. Camelia jadi menelan liurnya kasar. Bagaimana kalau benda itu ia paksa masuk ke dalam rongga mulutnya. Mungkin Camelia bisa muntah dalam sekejap. Cukup lama Camelia menimbang seolah tidak memperdulikan erangan frustasi dari bibir Tetsu."Cepat Camelia. Kau gak bisa terus cuma menatapnya," ucap Tetsu dengan aksen yang masih kental. Camelia berdehem. Tetsu dinilainya sangat tidak sabaran. Camelia akhirnya tidak sengaja menyentuh ujungnya. Tidak disangka. Ini lebih lembut daripada sisinya yang tegang berurat. Camelia seakan mendapat mainan baru. Ia memutar ujung jarinya di sana."Ahk, Camelia!" Merasa Tetsu sudah kehabisan kesabaran. Camelia langsung memasukkan benda itu ke mulutnya. Tentunya sangat penuh. Lelaki itu sungguh besar sampai Camelia menitikkan air mata. Itupun baru setengahnya.Tetsu bergelinjang. Tangannya

  • Perfect Mate   Kau Boleh Memimpin Camelia

    Wacana bunuh diri sudah ada dalam benaknya. Sudah cukup lama ia berjalan menyeret langkah kaki seraya menahan linu. Tetsu memutuskan tidak peduli dengan hidupnya. Saat ini ia hanya mau pergi selamanya. Namun, masalahnya bunuh diri tidak semudah seperti yang diucapkan. Meski kini ia sudah berdiri di jembatan perorangan. Menatap dengan pengharapan kosong juga kekecewaan tak terbendung lagi. Disela itu ada bayang seorang gadis kecil memanggilnya dengan riang "Koko..!" Suara Chiya mengisi indera pendengarannya. Tetsu menangis tersedu. Ia paling tidak kuasa meninggalkan Chiya sendiri. Apalagi ayah mereka bukan seperti yang ia fikirkan. Celak itu membawa Tetsu pada fikiran jika ayahnya juga bisa menyakiti Chiya sama sepertinya. Tetsu menggeleng penuh. Tidak, ia gak mau Chiya merasakan kesakitan ini. Jika memang diam adalah syarat utama dari ayahnya. Maka Tetsu berusaha diam.Flashback Off.Tetsu masih termenung. Sesekali menghela nafas panjang. Diceritakan beberapa kali pun hatinya tetap sa

  • Perfect Mate   Korban KDRT

    "Lantas anda membenci orangtua anda karena itu?" Camelia mencoba bangun dengan memakai sikut tangan. Apalagi Tetsu sudah menyingkir dari atasnya dan terduduk sambil melamun. Tatapannya kini melayang. Sebelumnya tidak ada yang bertanya alasan ia membenci ibunya."Tidak semudah itu, Camelia." Suara Tetsu terdengar lirih dan kecewa. Kepalanya menunduk dengan helaan nafas berat.Sementara Camelia terus menatapnya dengan dahi berkerut khawatir. Andai ia bisa memahami sedikit saja semua sikap pria itu, mungkin suatu saat nanti hal itu bisa menjadi keuntungan untuknya. Lagipula, ia rasa dirinya gak bisa bekerja sama tanpa saling memahami. Semua fikiran buruk berusaha ia tepis. Kini Camelia mencoba melihat Tetsu dengan pandangan manusia biasa. Pernah berbuat salah dan bisa juga kecewa. Tetsu menatap Camelia kembali. Aura Camelia membawa kedamaian hingga bibirnya dengan mudahnya berceloteh hal paling pribadi. Rahasia yang ia tutupi. Bahkan disangkalnya karena tak ingin terlihat berbeda."Aku y

  • Perfect Mate   Mencoba Memahami

    Hentakkan kaki Tetsu seakan sinyal untuk beberapa orang berusaha menyangjung sang don juan dengan cara menundukkan kepala. Di belakang pria itu ada seorang wanita yang kesulitan mengatur langkah kakinya. Sesekali Camelia juga merapatkan area kewanitannya yang terasa masih linu seakan milik Tetsu masih menancap di dalam sana."Selamat siang, Tuan!" sapa salah satu pelayan santun. Pelayan itu terlihat kaget karena Tetsu tidak membawa calon istrinya ke dalam perjalan panjang itu. Memang orang Tetsu mengatakan tuannya akan datang bersama wanita, tapi tidak bilang siapa wanita itu. Lalu kru kapal memprediksi jika wanita itu adalah calon istrinya yang beberapa waktu lalu wajahnya tersiar di media. Wanita cantik dari negeri sakura yang akan menjadi calon istrinya. Persis seperti asal usul Tetsu sendiri. Tentunya wanita yang bersanding dengan Tetsu juga punya kualifikasi yang lain. Tak lain anak dari penguasaha terbesar baik di negerinya maupun di negeri orang. Yah. Pernikahan bisnis sebentar

  • Perfect Mate   Biar Aku yang menanggungnya

    Tetsu merebahkan Camelia di jok mobil Kakinya dikangkangi tanpa melepas penyatuan mereka di bawah sana. Karena sempit, kepala Camelia jadi terangkat dan ia jadi bisa melihat sendiri moment penyatuan mereka untuk pertama kali. Ia menutup mata dan memalingkan wajah. Tapi Tetsu justru bahagia."Bagaimana Camelia. Lihat, keduanya sangat serasi kan. Mereka adalah pasangan yang sempurna," ucap Tetsu merasa telah menemukan ladangnya untuk bercocok tanam meski ia tidak mengharapkan hasil apapun.Tetsu yang adalah korban broken home, tidak pernah berfikir punya keluarga kecil utuh, dilengkapi istri dan anak miliknya. Tidak, itu terlalu mustahil dan menggelikan untuknya. Tetsu mengatur posisi lantas mulai memajukan panggulnya membuat miliknya melesat begitu cepat ke dalam Camelia."Ahk," suara keduanya saling bersautan merasa linu juga nikmat disaat yang sama.Sisi lain hati Eugine masih dilanda rasa cemburu, entah apa yang ia fikirkan. Tetapi pria itu malah mengebut, sesekali berjalan zigzag

  • Perfect Mate   Puaskan aku, Camelia!

    Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi

  • Perfect Mate   Turuti Aku Atau Kau Akan Tahu Akibatnya

    "Hentikan. Tuan, aku mohon hentikan!" Suara Camelia terdengar begitu memelas juga sangat seksi. Lumatan pada tonjolan kecil di dada Camelia semakin lahap. Membuat alunan berkecipak mengisi ruang kosong. Sedang jemarinya terus mengocok liang kenikmatan Camelia dengan gerakkan tergesa."Kau memintaku menghentikan. Tapi milikmu malah menyedot dan mencengkram jariku!" protes Testu merasa seluruh otot kewanitaan Camelia meremas jemarinya. Seolah tidak ingin berpisah dan menantikan kocokkan Tetsu semakin liar.Ia akhirnya mencabut jarinya saat Camelia hampir saja tiba. Camelia mendelik tidak suka. Ditanggapin senyum miring Testu."Kenapa? Kau memintaku menghentikannya, bukan?" Tetsu tidak ingin memberikan kenikmatan pada Camelia semudah itu. Ia ingin Camelia merasa tersiksa sampai tidak bisa lagi mengingat suaminya yang tidak berguna itu.Camelia tidak sudi menatap Tetsu. Ia membuang pandangan dan kembali berusaha menarik ikatan."Kau akan menyakiti pergelangan tanganmu jika terus melakukan

  • Perfect Mate   Mulailah Melupakan Suamimu

    Satu persatu kancing dibukanya. Memperlihatkan otot liat menyelimuti dada bidang itu. Ia melempar kemejanya kasar. Semakin mengantarkan rasa ngeri pada Camelia yang masih setia di bawah kungkungannya. Camelia berontak, namun Tetsu menahan bahunya. Satu tangan lagi mencoba melucuti gesper. Spontan Camelia menutup mata. Ia fikir.., Tetsu akan menyiksanya dengan benda itu. "Jangan," pekiknya kalap. Tetsu mengelus pipi samping Camelia dengan gerakkan lamat. Tenang saja, ia tidak suka menyiksa wanita seperti itu. Melainkan.., hanya memberikan kenikmatan tiada tara dan pastinya sulit dilupakan. Merasakan sentuhan tangan Tetsu, Camelia bersedia membuka kelopaknya. Ia mengikuti gerakan tangan lelaki itu dan berakhir di bawah bibirnya. Tetsu menekan bibir bawah Camelia dan memainkan sebentar menggunakan telunjuknya."Hisap!" titahnya dengan tatapan tidak ingin dibantah. Seperti terhipnotis, Camelia menjilati jari itu ragu. Namun gerakkannya yang kaku malah menyulut gelora dalam dada. Tetsu m

  • Perfect Mate   Kau Tak Bisa Membantahku

    Malam itu, Camelia harus rela tertidur di sofa seraya memeluk tubuhnya. Ia tidak mungkin beranjak dari tempat duduk demi mencari kamar lain. Tetsu sendiri bangun lebih awal dari Camelia. Ia baru saja selesai membakar lemak di ruang gym yang bisa dilalui lewat kamarnya. Tetsu cukup kaget melihat Camelia tidur di sini dengan posisi seperti semalam. Ia fikir Camelia bisa mengambil insiatif mencari ruang lain yang bisa ia gunakan untuk tidur. Tetsu jadi tersenyum miring."Bangunlah," ucapnya dengan suara barito. Camelia mengucek matanya. Sesaat ia kaget melihat Tetsu, namun detik kemudian ia sadar dengan kejadian semalam. "Satu jam lagi kita akan bersiap pergi. Dan kau, apa tidak ada niatan untuk mandi?" goda Tetsu. Camelia jadi menatap diri. Sesekali mencium aromanya. Apa Tetsu mau bilang kalau dirinya bau badan. Tetapi Camelia tidak merasakan. Camelia mencibik sambil menatap Tetsu jutek.Lagi-lagi Testu menggeleng. Perbuatan mencium ketiak di depan orang sama sekali tidak sopan. Apa C

DMCA.com Protection Status