หน้าหลัก / Romansa / Perfect Mate / Kutitipkan anak kita pada orang lain

แชร์

Kutitipkan anak kita pada orang lain

ผู้แต่ง: Penyedap Rasa
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-29 19:42:56

Camelia dan Eugine sudah sampai di klinik terdekat, sementara Tetsu menunggu di dalam mobil.

Camelia mengalami shock tulang karena kejadian itu. Ia harus di rawat dengan intensif, jika tidak mau lukanya menjadi bengkak.

Camelia menolak keras, tidak.., Ia tidak ingin disini berlama-lama. Camelia masih ingat pada rencananya semula untuk menjemput Dira saat Derdy tidak di rumah.

"Nona.., Nona. Tapi Nona tidak bisa pergi. Nona dengarkan kata dokter, kalau Nona memaksa pergi yang ada kaki Nona akan infeksi yang bisa berakibat amputasi," ucap Eugine. Camelia bergidik kengerian. Ia tidak mau cacat, Camelia tidak ingin menyusahkan Dira lebih jauh.

Camelia jadi terdiam.

"Nah sebaiknya Nona beristirahat soal pembayaran rumah sakit ini sudah saya bayar semuanya," ujar Eugine kembali.

"Kenapa kamu sangat baik, sebenarnya apa yang kamu inginkan dari saya?" tegur Camelia. Eugine memutar bola matanya, mencari alasan. Ia hanya diminta Tetsu memastikan Camelia akan baik-baik saja, tetapi tidak mungkin juga ia mengatakan yang sejujurnya.

"Saya hanya ingin menolong Nona." Eugine memilih jawaban yang diplomatis.

Tapi Camelia menyeritkan alisnya. Sungguh ia tidak percaya di kota besar ini ada seseorang yang mau membantu sejauh ini. Camelia jadi memasang wajah serius.

"Kalau kamu mau sesuatu hal dari saya, dengan tegas saya katakan. Saya tidak bisa memberikannya," beber Camelia ingin beringsut dari brankas rumah sakit. Baru saja ujung kakinya menyentuh lantai. Camelia kembali meringis kesakitan.

Rasanya kakinya semakin sakit dari awal ia tertabrak, mungkin rasa sakit itu mulai menjalar seluruh sendinya, sedang tadi mengapa Camelia tidak merasakan sakit. Karena ia sedang diliputi rasa takut.

"Aahk..." desis Camelia sambil menggigit bibir bawahnya kuat.

"Makanya Nona tiduran saja, setidaknya sampai Nona merasa baik kan," saran Eugine.

"Kau benar, tidak akan mengambil keuntungan apapun dariku?" selidik Camelia penuh curiga. Bahkan suaminya saja sudah tidak bisa ia percaya.

Eugine tersenyum "Maaf Nona, tapi Nona bahkan tidak memiliki apapun yang bisa saya ambil," sarkas pria bertubuh tinggi itu.

Camelia mengangguk tidak ada pilihan lain selain mempercayai dan menerima kebaikan hati pria yang baru ia kenal.

Ia memilih percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah menguji seorang hamba-Nya si luar kuasa yang bisa ia tanggung.

Di balik kepedihan yang bertubi ia masih mendapat cahaya terang berupa bantuan yang tidak terduga.

Camelia merebahkan tubuhnya, Sementara kedua kakinya sudah di perban. Di tangan kirinya terpasang selang infus karena kondisi Camelia begitu lemah ketika sampai sini. Jadi ia perlu asupan.

matanya hanya melihat ke atas, kearah tabung infus diletakkan. Tetes demi tetes jatuh memasukki selang dan berakhir meresap ke tubuhnya.

Sesaat ia merapatkan netranya lelah dengan semua telah menimpa hidupnya. Tetapi cepat ia membuka mata kembali, begitu mengingat Dira. Hatinya kembali sakit bagaimana dengan Dira, Tuhan tolong jaga anakku untukku, aku mohon. Hanya do'a tulus yang ia ucapkan untuk anaknya itu.

***

"Ibu.., Ibu.., Ibu dimana?" panggil Dira yang jadi terjaga. Ia masih berusaha mengucek matanya dengan boneka teddy di tangan.

"Ayah, Ibu mana?" tanyanya dengan suara hampir ingin menangis.

"Ibu lo udah gak ada," jawab Derdy yang sedang makan dengan kaki terangkat ke kursi.

Dira mendekat "Ibu kemana, Yah.., Ibu kemana?" jeritnya sambil menarik ujung baju Derdy. Sikapnya membuat Derdy tidak sabaran.

"Aahkk..." Derdy menghempaskan tangan Dira.

"Mending lo makan, Ayah sudah belikan ayam kesukaan Dira" Meski keji tetapi jauh di lubuk hatinya Derdy mencintai Dira. Apalagi sekarang kesadarannya sedikit kembali.

"Aku gak mau makan!" sahut Dira dengan suara sesunggukkan.

"Duh mewek lagi!" Derdy jadi membanting sendoknya ke piring.

Dira bahkan sampai berjinjit kaget, ia sadar harus menjaga sikap di depan ayahnya itu. Bahkan Dira yang masih kecil saja tahu bagaimana watak Derdy ketoka marah. "Maafin Dira, Yah.., Maaf" semakin kencanglah suara sesunggukkannya. Air mata terus keluar membasahi pipi chubbynya, meski berusaha ia tahan.

Derdy yang melihat jadi bertanya pada dirinya sendiri. Sejak kapan ia menjadi sosok yang menakutkan seperti ini. Sejak kapan monster mengusai hati dan otaknya. Hingga tega membentak Dira, putri kecilnya.

Ia ingat semula berawal dari rasa kecewanya. Alih-alih menduga dirinya mau naik jabatan. Derdy justru menjadi salah satu dari banyaknya karyawan yang di PHK.

Sembilan tahun mengabdi ternyata bukan alasan ia bisa di pertahankan. Bahkan perusahaan bisa dengan sangat mudah mencari penggantinya dalam kurun waktu satu minggu. Sedih, kecewa dan perasaan dikhianatilah yang membuat Derdy malah menyia-nyiakan hidupnya.

Tentang Camelia. Camelia adalah wanita yang ia cintai, Yah setidaknya di masa itu.

Dahulu rasa itu kuat Derdy rasakan untuk Camelia, seiring berjalannya waktu, perasaan sayangnya semakin hambar hanya meninggalkan kewajibannya sebagai seorang suami.

Baginya Camelia terlalu rapuh sebagai wanita, disaat Derdy terpuruk Camelia justru memilih ikut sibuk bekerja. Sebagai salah satu penjaga roti. Setidak-tidaknya jadi menyita waktunya dari pagi hingga sore. Sedang penghasilan yang Camelia dapatkan tak sepadan dengan jerih payah yang ia keluarkan. Hal itu membuat Derdy sesak dan perlahan membenci Camelia. Kenapa ia mau-maunya menghabiskan waktu untuk hal yang tidak ada guna. Katanya kecintaannya terhadap dunia pastry yang menjadikan Camelia ikhlas bekerja dengan upah yang sedikit. Tapi di mata Derdy itu terlalu konyol.

Camelia juga cantik, terang-terangan teman-temannya menawar Camelia untuk mereka nikmati semalam tentunya dengan bayaran fantastis

Derdy merasa terhina. Sayang ia tidak punya cukup kekuatan untuk membungkam mulut-mulut lelaki buaya tersebut.

Ia hanya bisa memilih membenci Camelia. Menyalahkan istrinya atas apa yang tidak ia lakukan. Membenci wajah itu. Wajah yang sempat membuatnya tergila-gila dan tak banyak berubah walau waktu terus berjalan. Sedang dirinya berubah lesu juga kumal karena minuman haram. Kini Dira menjadi masalah baru untuknya. Tanpa ibunya, bagaimana anak itu tumbuh?

Ahk, Derdy tahu... Ia mungkin bisa menitipkan Dira pada tetangganya.

Keesokkan harinya, Derdy menitipkan Dira ke Ulfa, teman masa sekolah Camelia. Ia mengatakan jika Camelia kabur darinya dan meninggalkan Dira. Derdy mencoba bermain peran meski sebenarnya, Ulfa tidak bisa percaya begitu saja. Ia amat mengenal Camelia, temannya. Sesusah apapun dirinya. Tidak mungkin meninggalkan Dira. Tapi ia memilih percaya karena tak ingin Dira bersama dengan ayahnya yang gila itu. Ulfa berjanji akan menjaga Dira untuk Camelia.

Derdy merasa berterima kasih kepada Ulfa. Sebelum pergi, ia menciumi kepala Dira sayang. Bagaimanapun anak itu adalah hasil buah cintanya dengan istrinya Meski sekarang, Derdy amat membenci Camelia. Ia berjanji akan memberikan balasan yang setimpal untuk wanita tidak tahu diri itu.

Dira menatap kepergian sang ayah dengan gamang. Satu sisi, ia merasa sedih tapi sisi lain. Ia cukup lega. Setelah ayahnya pergi. Dira bertanya dimana Ibunya.

"Tante, Tante tau gak ibu kemana?" Mata polosnya memperlihatkan harapan besar. Terpaksa Ulfa berbohong dengan bilang Ibunya sedang ada urusan sementara waktu.

"Jadi Dira sama Tante dulu saja. Ibu kamu bentar lagi juga pulang," tambahnya seraya menuntun Dira masuk ke rumah.

"Tapi tadi kata ayah, ibu ninggalin aku?" Wajah lugunya terlihat terluka. Ulfa terdiam, tidak disangka.., Dira mendengar dan mengerti isi percakapannya dengan Derdy tadi.

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Perfect Mate   Tawaran Kerja Sama

    Ulfa hanya bisa mengelus surai anak berusia 4 tahun itu. Ia semakin menggengam erat tangan Dira. "Mending kita masuk, yuk. Dira sudah sarapan belum?!" Ia jadi mengalihkan perhatian Dira dengan makanan yang ia punya "Tante punya donat. Dira suka donat kan?" lanjutnya lagi. Dira mengangguk kegirangan. Mungkin saat ini ia berhasil mengelabui anak itu. Tapi entah, bagaimana hari-hari berikutnya. Ulfa hanya berharap Camelia cepat kembali. Dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.***"Jadi bagaimana. Apa wanita itu ada hubungannya dengan Kaoru?" selidik Tetsu seraya tetap duduk di bangku kebesarannya. Lantas ia berdiri. Memandangi langit dari kaca jendela. Tanpa memperdulikan Eugine cuma menatap punggung lebarnya yang tertutupi jas berwarna hitam itu. Eugine memberikan laporan sesuai yang ia terima. Untuk saat ini, ia belum tahu.., tapi sepertinya dugaan Tetsu benar. "Kalau begitu. Cepat persiapkan wanita itu untuk ketempatku. Ahk, tidak. Pesan kan dia tiket yang sama denganku. Ia aka

  • Perfect Mate   Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

    "Dira, Dira..," Langkah Ulfa tertahan saat melihat anak dari temannya sedang berbicara dengan orang asing. Ia segera berlari untuk mengambil Dira."Anda siapa?" Ulfa menarik Dira yang kini dihadapan Eugine. Eugine kembali berdiri, ia memberikan kartu namanya dan mengatakan jika ia adalah suruhan Camelia."Saya diminta ibunya anak ini untuk membawanya." Eugine menyentuh pipi Dira, sekedar menjawilnya gemas.'Camelia, Apa Camelia punya kenalan orang seperti ini?' suara hati Ulfa bermonolog"Saya tidak bisa percaya dengan anda! Lagipula, saya diminta ayah anak ini untuk menjaganya. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan datang menjemput!" katanya berani. Eugine sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia malah menantang."Maksudmu lelaki yang sudah berniat membunuh istrinya itu. Ia membiarkan istrinya berlari di antara hujan dan hampir saja mati tertabrak mobil yang lewat!" Eugine mengungkapkan fakta membuat Ulfa melotot tajam. Ia tahu, Derdy tidak berperasaan tapi tidak pernah menyan

  • Perfect Mate   Membuat Perjanjian Dengan Iblis.

    Berkerja sama dengan Tetsu sama saja seperti sedang mengantarkan jiwa kepada iblis. Ia tidak akan melepaskan mangsa sebelum semua keinginannya terlaksana. Camelia sampai di lantai 17 yang seluruhnya milik Tetsu. artinya, jika ia berteriak minta tolong pun tak akan ada orang yang datang menolongnya."Silahkan, Nona!" Eugine membukakan pintu seraya mempersilahkan Camelia masuk. Habis itu, ia meninggalkan Camelia sendiri. Suasana unit apartemennya yang sepi juga temarang semakin membuat Camelia bergidik beberapa kali.Bagi Camelia. Tetsu memiliki aura misterius begitu kuat. Camelia rasa, tak ada manusia yang bisa mengambil hatinya. Ia begitu dingin nyaris tak terjamaah.Camelia memindai keadaan. Tidak ada satu pun orang di sini setelah Eugine meninggalkannya dan memintanya menunggu Tuan Tetsu di dalam. Karena tak ada pilihan, akhirnya Camelia melangkahkan kaki ke dalam. Suasananya hampir mirip dengan di luar unit. Gelap juga semeriyak hawa dingin menusuk kalbu.Camelia melirik jam. Men

  • Perfect Mate   Kau Tak Bisa Membantahku

    Malam itu, Camelia harus rela tertidur di sofa seraya memeluk tubuhnya. Ia tidak mungkin beranjak dari tempat duduk demi mencari kamar lain. Tetsu sendiri bangun lebih awal dari Camelia. Ia baru saja selesai membakar lemak di ruang gym yang bisa dilalui lewat kamarnya. Tetsu cukup kaget melihat Camelia tidur di sini dengan posisi seperti semalam. Ia fikir Camelia bisa mengambil insiatif mencari ruang lain yang bisa ia gunakan untuk tidur. Tetsu jadi tersenyum miring."Bangunlah," ucapnya dengan suara barito. Camelia mengucek matanya. Sesaat ia kaget melihat Tetsu, namun detik kemudian ia sadar dengan kejadian semalam. "Satu jam lagi kita akan bersiap pergi. Dan kau, apa tidak ada niatan untuk mandi?" goda Tetsu. Camelia jadi menatap diri. Sesekali mencium aromanya. Apa Tetsu mau bilang kalau dirinya bau badan. Tetapi Camelia tidak merasakan. Camelia mencibik sambil menatap Tetsu jutek.Lagi-lagi Testu menggeleng. Perbuatan mencium ketiak di depan orang sama sekali tidak sopan. Apa C

  • Perfect Mate   Mulailah Melupakan Suamimu

    Satu persatu kancing dibukanya. Memperlihatkan otot liat menyelimuti dada bidang itu. Ia melempar kemejanya kasar. Semakin mengantarkan rasa ngeri pada Camelia yang masih setia di bawah kungkungannya. Camelia berontak, namun Tetsu menahan bahunya. Satu tangan lagi mencoba melucuti gesper. Spontan Camelia menutup mata. Ia fikir.., Tetsu akan menyiksanya dengan benda itu. "Jangan," pekiknya kalap. Tetsu mengelus pipi samping Camelia dengan gerakkan lamat. Tenang saja, ia tidak suka menyiksa wanita seperti itu. Melainkan.., hanya memberikan kenikmatan tiada tara dan pastinya sulit dilupakan. Merasakan sentuhan tangan Tetsu, Camelia bersedia membuka kelopaknya. Ia mengikuti gerakan tangan lelaki itu dan berakhir di bawah bibirnya. Tetsu menekan bibir bawah Camelia dan memainkan sebentar menggunakan telunjuknya."Hisap!" titahnya dengan tatapan tidak ingin dibantah. Seperti terhipnotis, Camelia menjilati jari itu ragu. Namun gerakkannya yang kaku malah menyulut gelora dalam dada. Tetsu m

  • Perfect Mate   Turuti Aku Atau Kau Akan Tahu Akibatnya

    "Hentikan. Tuan, aku mohon hentikan!" Suara Camelia terdengar begitu memelas juga sangat seksi. Lumatan pada tonjolan kecil di dada Camelia semakin lahap. Membuat alunan berkecipak mengisi ruang kosong. Sedang jemarinya terus mengocok liang kenikmatan Camelia dengan gerakkan tergesa."Kau memintaku menghentikan. Tapi milikmu malah menyedot dan mencengkram jariku!" protes Testu merasa seluruh otot kewanitaan Camelia meremas jemarinya. Seolah tidak ingin berpisah dan menantikan kocokkan Tetsu semakin liar.Ia akhirnya mencabut jarinya saat Camelia hampir saja tiba. Camelia mendelik tidak suka. Ditanggapin senyum miring Testu."Kenapa? Kau memintaku menghentikannya, bukan?" Tetsu tidak ingin memberikan kenikmatan pada Camelia semudah itu. Ia ingin Camelia merasa tersiksa sampai tidak bisa lagi mengingat suaminya yang tidak berguna itu.Camelia tidak sudi menatap Tetsu. Ia membuang pandangan dan kembali berusaha menarik ikatan."Kau akan menyakiti pergelangan tanganmu jika terus melakukan

  • Perfect Mate   Puaskan aku, Camelia!

    Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi

  • Perfect Mate   Biar Aku yang menanggungnya

    Tetsu merebahkan Camelia di jok mobil Kakinya dikangkangi tanpa melepas penyatuan mereka di bawah sana. Karena sempit, kepala Camelia jadi terangkat dan ia jadi bisa melihat sendiri moment penyatuan mereka untuk pertama kali. Ia menutup mata dan memalingkan wajah. Tapi Tetsu justru bahagia."Bagaimana Camelia. Lihat, keduanya sangat serasi kan. Mereka adalah pasangan yang sempurna," ucap Tetsu merasa telah menemukan ladangnya untuk bercocok tanam meski ia tidak mengharapkan hasil apapun.Tetsu yang adalah korban broken home, tidak pernah berfikir punya keluarga kecil utuh, dilengkapi istri dan anak miliknya. Tidak, itu terlalu mustahil dan menggelikan untuknya. Tetsu mengatur posisi lantas mulai memajukan panggulnya membuat miliknya melesat begitu cepat ke dalam Camelia."Ahk," suara keduanya saling bersautan merasa linu juga nikmat disaat yang sama.Sisi lain hati Eugine masih dilanda rasa cemburu, entah apa yang ia fikirkan. Tetapi pria itu malah mengebut, sesekali berjalan zigzag

บทล่าสุด

  • Perfect Mate   Malam Menggairahkan

    Camelia memegangi batang kenikmatan itu dengan tangan bergetar. Berusaha seperti apapun, tangannya tidak bisa menyelimuti batang milik Tetsu yang besar dan panjang itu. Camelia jadi menelan liurnya kasar. Bagaimana kalau benda itu ia paksa masuk ke dalam rongga mulutnya. Mungkin Camelia bisa muntah dalam sekejap. Cukup lama Camelia menimbang seolah tidak memperdulikan erangan frustasi dari bibir Tetsu."Cepat Camelia. Kau gak bisa terus cuma menatapnya," ucap Tetsu dengan aksen yang masih kental. Camelia berdehem. Tetsu dinilainya sangat tidak sabaran. Camelia akhirnya tidak sengaja menyentuh ujungnya. Tidak disangka. Ini lebih lembut daripada sisinya yang tegang berurat. Camelia seakan mendapat mainan baru. Ia memutar ujung jarinya di sana."Ahk, Camelia!" Merasa Tetsu sudah kehabisan kesabaran. Camelia langsung memasukkan benda itu ke mulutnya. Tentunya sangat penuh. Lelaki itu sungguh besar sampai Camelia menitikkan air mata. Itupun baru setengahnya.Tetsu bergelinjang. Tangannya

  • Perfect Mate   Kau Boleh Memimpin Camelia

    Wacana bunuh diri sudah ada dalam benaknya. Sudah cukup lama ia berjalan menyeret langkah kaki seraya menahan linu. Tetsu memutuskan tidak peduli dengan hidupnya. Saat ini ia hanya mau pergi selamanya. Namun, masalahnya bunuh diri tidak semudah seperti yang diucapkan. Meski kini ia sudah berdiri di jembatan perorangan. Menatap dengan pengharapan kosong juga kekecewaan tak terbendung lagi. Disela itu ada bayang seorang gadis kecil memanggilnya dengan riang "Koko..!" Suara Chiya mengisi indera pendengarannya. Tetsu menangis tersedu. Ia paling tidak kuasa meninggalkan Chiya sendiri. Apalagi ayah mereka bukan seperti yang ia fikirkan. Celak itu membawa Tetsu pada fikiran jika ayahnya juga bisa menyakiti Chiya sama sepertinya. Tetsu menggeleng penuh. Tidak, ia gak mau Chiya merasakan kesakitan ini. Jika memang diam adalah syarat utama dari ayahnya. Maka Tetsu berusaha diam.Flashback Off.Tetsu masih termenung. Sesekali menghela nafas panjang. Diceritakan beberapa kali pun hatinya tetap sa

  • Perfect Mate   Korban KDRT

    "Lantas anda membenci orangtua anda karena itu?" Camelia mencoba bangun dengan memakai sikut tangan. Apalagi Tetsu sudah menyingkir dari atasnya dan terduduk sambil melamun. Tatapannya kini melayang. Sebelumnya tidak ada yang bertanya alasan ia membenci ibunya."Tidak semudah itu, Camelia." Suara Tetsu terdengar lirih dan kecewa. Kepalanya menunduk dengan helaan nafas berat.Sementara Camelia terus menatapnya dengan dahi berkerut khawatir. Andai ia bisa memahami sedikit saja semua sikap pria itu, mungkin suatu saat nanti hal itu bisa menjadi keuntungan untuknya. Lagipula, ia rasa dirinya gak bisa bekerja sama tanpa saling memahami. Semua fikiran buruk berusaha ia tepis. Kini Camelia mencoba melihat Tetsu dengan pandangan manusia biasa. Pernah berbuat salah dan bisa juga kecewa. Tetsu menatap Camelia kembali. Aura Camelia membawa kedamaian hingga bibirnya dengan mudahnya berceloteh hal paling pribadi. Rahasia yang ia tutupi. Bahkan disangkalnya karena tak ingin terlihat berbeda."Aku y

  • Perfect Mate   Mencoba Memahami

    Hentakkan kaki Tetsu seakan sinyal untuk beberapa orang berusaha menyangjung sang don juan dengan cara menundukkan kepala. Di belakang pria itu ada seorang wanita yang kesulitan mengatur langkah kakinya. Sesekali Camelia juga merapatkan area kewanitannya yang terasa masih linu seakan milik Tetsu masih menancap di dalam sana."Selamat siang, Tuan!" sapa salah satu pelayan santun. Pelayan itu terlihat kaget karena Tetsu tidak membawa calon istrinya ke dalam perjalan panjang itu. Memang orang Tetsu mengatakan tuannya akan datang bersama wanita, tapi tidak bilang siapa wanita itu. Lalu kru kapal memprediksi jika wanita itu adalah calon istrinya yang beberapa waktu lalu wajahnya tersiar di media. Wanita cantik dari negeri sakura yang akan menjadi calon istrinya. Persis seperti asal usul Tetsu sendiri. Tentunya wanita yang bersanding dengan Tetsu juga punya kualifikasi yang lain. Tak lain anak dari penguasaha terbesar baik di negerinya maupun di negeri orang. Yah. Pernikahan bisnis sebentar

  • Perfect Mate   Biar Aku yang menanggungnya

    Tetsu merebahkan Camelia di jok mobil Kakinya dikangkangi tanpa melepas penyatuan mereka di bawah sana. Karena sempit, kepala Camelia jadi terangkat dan ia jadi bisa melihat sendiri moment penyatuan mereka untuk pertama kali. Ia menutup mata dan memalingkan wajah. Tapi Tetsu justru bahagia."Bagaimana Camelia. Lihat, keduanya sangat serasi kan. Mereka adalah pasangan yang sempurna," ucap Tetsu merasa telah menemukan ladangnya untuk bercocok tanam meski ia tidak mengharapkan hasil apapun.Tetsu yang adalah korban broken home, tidak pernah berfikir punya keluarga kecil utuh, dilengkapi istri dan anak miliknya. Tidak, itu terlalu mustahil dan menggelikan untuknya. Tetsu mengatur posisi lantas mulai memajukan panggulnya membuat miliknya melesat begitu cepat ke dalam Camelia."Ahk," suara keduanya saling bersautan merasa linu juga nikmat disaat yang sama.Sisi lain hati Eugine masih dilanda rasa cemburu, entah apa yang ia fikirkan. Tetapi pria itu malah mengebut, sesekali berjalan zigzag

  • Perfect Mate   Puaskan aku, Camelia!

    Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi

  • Perfect Mate   Turuti Aku Atau Kau Akan Tahu Akibatnya

    "Hentikan. Tuan, aku mohon hentikan!" Suara Camelia terdengar begitu memelas juga sangat seksi. Lumatan pada tonjolan kecil di dada Camelia semakin lahap. Membuat alunan berkecipak mengisi ruang kosong. Sedang jemarinya terus mengocok liang kenikmatan Camelia dengan gerakkan tergesa."Kau memintaku menghentikan. Tapi milikmu malah menyedot dan mencengkram jariku!" protes Testu merasa seluruh otot kewanitaan Camelia meremas jemarinya. Seolah tidak ingin berpisah dan menantikan kocokkan Tetsu semakin liar.Ia akhirnya mencabut jarinya saat Camelia hampir saja tiba. Camelia mendelik tidak suka. Ditanggapin senyum miring Testu."Kenapa? Kau memintaku menghentikannya, bukan?" Tetsu tidak ingin memberikan kenikmatan pada Camelia semudah itu. Ia ingin Camelia merasa tersiksa sampai tidak bisa lagi mengingat suaminya yang tidak berguna itu.Camelia tidak sudi menatap Tetsu. Ia membuang pandangan dan kembali berusaha menarik ikatan."Kau akan menyakiti pergelangan tanganmu jika terus melakukan

  • Perfect Mate   Mulailah Melupakan Suamimu

    Satu persatu kancing dibukanya. Memperlihatkan otot liat menyelimuti dada bidang itu. Ia melempar kemejanya kasar. Semakin mengantarkan rasa ngeri pada Camelia yang masih setia di bawah kungkungannya. Camelia berontak, namun Tetsu menahan bahunya. Satu tangan lagi mencoba melucuti gesper. Spontan Camelia menutup mata. Ia fikir.., Tetsu akan menyiksanya dengan benda itu. "Jangan," pekiknya kalap. Tetsu mengelus pipi samping Camelia dengan gerakkan lamat. Tenang saja, ia tidak suka menyiksa wanita seperti itu. Melainkan.., hanya memberikan kenikmatan tiada tara dan pastinya sulit dilupakan. Merasakan sentuhan tangan Tetsu, Camelia bersedia membuka kelopaknya. Ia mengikuti gerakan tangan lelaki itu dan berakhir di bawah bibirnya. Tetsu menekan bibir bawah Camelia dan memainkan sebentar menggunakan telunjuknya."Hisap!" titahnya dengan tatapan tidak ingin dibantah. Seperti terhipnotis, Camelia menjilati jari itu ragu. Namun gerakkannya yang kaku malah menyulut gelora dalam dada. Tetsu m

  • Perfect Mate   Kau Tak Bisa Membantahku

    Malam itu, Camelia harus rela tertidur di sofa seraya memeluk tubuhnya. Ia tidak mungkin beranjak dari tempat duduk demi mencari kamar lain. Tetsu sendiri bangun lebih awal dari Camelia. Ia baru saja selesai membakar lemak di ruang gym yang bisa dilalui lewat kamarnya. Tetsu cukup kaget melihat Camelia tidur di sini dengan posisi seperti semalam. Ia fikir Camelia bisa mengambil insiatif mencari ruang lain yang bisa ia gunakan untuk tidur. Tetsu jadi tersenyum miring."Bangunlah," ucapnya dengan suara barito. Camelia mengucek matanya. Sesaat ia kaget melihat Tetsu, namun detik kemudian ia sadar dengan kejadian semalam. "Satu jam lagi kita akan bersiap pergi. Dan kau, apa tidak ada niatan untuk mandi?" goda Tetsu. Camelia jadi menatap diri. Sesekali mencium aromanya. Apa Tetsu mau bilang kalau dirinya bau badan. Tetapi Camelia tidak merasakan. Camelia mencibik sambil menatap Tetsu jutek.Lagi-lagi Testu menggeleng. Perbuatan mencium ketiak di depan orang sama sekali tidak sopan. Apa C

DMCA.com Protection Status