Semua Bab Grup WA Keluarga Suamiku: Bab 41 - Bab 50

76 Bab

Tak Berkutik

PoV NajwaAku mendapat kiriman foto dari Hani, di saat akan menikmati makan siang. Hani mengirimkan foto yang cukup mengerikan bagiku. Itu adalah foto Tante Ratu yang sedang berada di rumah sakit, dengan keadaan yang memprihatinkan atau mungkin mengenaskan. Karena wajahnya lebam, matanya bengkak. Ia seperti usai mengalami kecelakaan. Aku menelpon Hani untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Panggilan tersambung. "Apa yang terjadi?" tanyaku pada Hani saat dia sudah menjawab panggilan telepon dariku. "Tante Ratu kecelakaan, bersama papaku. Keadaannya cukup parah Najwa, kata dokter dia lumpuh!" jawab Hani."Lumpuh?" tanyaku memastikan. Aku tidak senang dengan berita ini. Kasihan juga Tante Ratu."Apakah kamu mau akan datang kemari?" tanya Hani padaku."Ya aku akan datang, beri alamat rumah sakit, aku akan datang bersama nenek, nanti!" jawabku."Baiklah, aku akan segera mengirimnya." panggilan telepon ku akhiri. Aku harus melihat keadaan Tante Ratu. Sangat memprihatinkan kea
Baca selengkapnya

Terima Kasih Mbak Marwah

Terima Kasih Mbak.."Keluarlah Sayang, aku menunggumu!" Sania berteriak di depan pagar rumah Nathan. Dia sudah berusaha menghubungi Nathan di nomornya, namun tetap tidak diangkat. "Tidak bisa tersambung, pasti dia juga sudah memblokirku di nomor seluler!" gerutu Sania sambil menatap ke rumah Nathan. Tak ada tanda-tanda pria itu akan keluar. Sania nekat untuk menunggunya di depan rumah.Nathan ternyata memperhatikan Sania, dari cctv. Saat ini, ia sedang berdiri di depan pagar rumahnya. Mungkin Sania sudah hampir 1 jam berdiri di sana, cuaca di luar mendung. Langit sangat gelap, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Dan Sania belum juga pergi. Rumah Nathan bukanlah di kawasan elit, dia juga tidak punya satpam yang berjaga di depan rumah. Akhirnya Nathan keluar juga dari rumah, untuk menemui Sania. "Sayang, kamu menemuiku juga!" ucap Sania antusias melihat Nathan keluar dan menghampirinya."Pulanglah, sebentar lagi akan turun hujan!" ujar Nathan."Aku tidak mau pulang, ada sesua
Baca selengkapnya

Saat Tertidur

Saat TertidurHampir 1 jam Nathan menunggu Najwa. Akhirnya Najwa terbangun, beberapa kali Najwa mengerjapkan mata. Ia amat merasa pusing, dan terasa tubuhnya limbung saat Najwa mencoba untuk duduk. Yang Najwa ingat, tadi dia usai minum tehyang dibuatkan oleh office girl di kantor, setelah minum kopi itu Najwa merasa mengantuk dan akhirnya dia tidur di sofa. Najwa melihat Nathan tertidur duduk di sofa, dengan posisi berbaring dan melipat kedua tangannya didada. Najwa heran kenapa Nathan bisa berada di situ, dalam keadaan tidur. Najwa berdiri, melirik pada jam digital, sudah menunjukkan pukul 23.15 malam. sudah sangat larut. Ia mengambil tas untuk mencari ponselnya, saat Najwa memeriksa ponselnya, terakhir jam 22.00 banyak panggilan masuk yang tidak terjawab dari Belinda."Nenek!" ujar Najwa, dan mencoba menghubungi neneknya. Panggilan diangkat. "Halo...," terdengat suara perempuan, seperti suara Tari."Tari, apakah kamu? Dimana Nenek?" tanya Najwa."Sudah tidur dari Jam 9 ta
Baca selengkapnya

Membaik

Mulai MembaikKarena berkat usaha dan kegigihannya. Marwah kini sudah bisa meraup keuntungan yang berlimpah, dari usaha yang ia jalani. Begitupun Seno, bahkan dia di promosikan untuk naik jabatan.Mereka dari awal dekat dengan Najwa bukan karena, uang. Tapi itu hasil dari kebaikan mereka, yang tulus selama ini. Bahkan Marwah dan Seni sudah berencana, pindah untuk membeli rumah dua lantai. Selama ini Marwah juga menjaga jarak dari keluarga suaminya, apalagi mereka juga menjauhi Marwah dan Seno. Waktunya ia manfaatkan untuk mengembangkan usaha. Rumah yang akan mereka beli, juga akan di bayar secara cash. Seno juga rutin mengirim Ibunya uang setiap bulan, Marwah tak pernah menghalangi. **Husna sudah seminggu bekerja di toko Marwah. Ia bekerja dengan baik, tak pernah mencari masalah. Walaupun kadang karyawan toko lain sinis padanya. Husna diam saja dan tetap bekerja, dia harus tahan dari pada nanti menjadi keributan. Sesekali Husna mendengar beberapa karyawan itu bilang dia wanita mu
Baca selengkapnya

Berhenti Jadi Ibu Peri

Berhenti Jadi Ibu PeriSemenjak kejadian malam itu Belinda semakin dekat dengan Tari. Najwa merasa jika Tari adalah penyebab sifatnya neneknya, yang kadang tiba-tiba ketus pada dirinya. Najwa ingin mengajak neneknya untuk jalan ke mall, atau kemanapun yang diinginkan sang nenek agar mereka bisa dekat kembali seperti sebelum kedatangan Tari. Dia juga janjian, Nathan akan ikut bersamanya. "Ayo kita jalan yuk, Nek!" ajak Najwa sambil memeluk neneknya dari belakang, kemudian mencium pipi Belinda dengan hangat. Belinda tersenyum."Besok aja ya Najwa Nenek hari ini mau pergi sama Tari, ucap Belinda."Emangnya, Kalian mau pergi kemana?" tanya Najwa melepaskan pelukannya dari sang nenek, dengan raut wajah kecewa."Nenek mau pergi ke rumah orang tua tari. Bapaknya lagi sakit, jadi nenek mau menjenguknya," jelas Belinda. "Ya udah aku ikut ya, Nek!" pinta Najwa. "Bukannya kamu, harus kerja ya?" ucap Belinda. "Tapi kalau kamu mau ikut, nenek justru seneng!" ujar Belinda kembali."Sekarang t
Baca selengkapnya

Cemburu

Bab 46Aku sangat kesal dengan ucapan Tari barusan. Dia bilang bercanda dan setelah itu tertawa."Kita pergi saja dari sini!" aku beranjak dari duduk dan menarik tangan Nathan untuk berdiri juga. Nathan menuruti dan berdiri. Aku menariknya untuk berjalan keluar rumah orang tua Tari."Kamu cemburu?" tanya Nathan padaku saat kami tiba didepan.Pertanyaan barusan semakin membuatku kesal dan jengkel. Nathan kadang juga bersikap menyebalkan, disaat seperti ini dia masih saja bercanda padaku. "Enggak lah kenapa aku cemburu, jadi kamu suka mendengar Tari berbicara seperti itu!" cecarku padanya. "Geli, aku sama dia!" jawab Nathan. Bagus Nathan menjawab seperti itu. Aku senang mendengar jawabannya, berarti wanita seperti Tari tidak termasuk tipenya. Tapi aku tidak boleh lupa jika selera Nathan juga aneh, dia pernah menjadi pacar Sania wanita matre itu.Aku berjalan. Nathan memanggilku."Kemana?" tanya Nathan."Mau ke mobil!" sahutku."Tunggu jangan tinggalkan aku dong, kamu mengajakku kelu
Baca selengkapnya

Hampir Saja

Hampir Saja LarasSudah 1 minggu ini Sania pulang dari rehabilitasi, keadaannya mulai membaik l, badannya tidak kurus seperti dulu saat dia akan direhabilitasi. Kini mereka tidak tinggal di kontrakan lagi. Tapi Seno telah membelikan rumah baru, untuk Ibunya dan Sania. Tapi Arkan dan Gista yang sudah menikah ikut tinggal disana. Ya, Gista wanita yang saat itu mencoba memfitnah Husna di depan Marwah. Sampai sekarang Arkan tidak mempunyai pekerjaan, saat awal dia menikah dengan Gista Arkan sempat bekerja menjadi ojek online, namun dia hanya bertahan 1 bulan saja. Arkan bilang dia capek dan tidak sanggup lagi, dia lebih nyaman di rumah dan bisa bermain game. Belum lagi Gista selalu mengambil uang jatah bulanan dari Seno, yang ia rampas dari Laras, sang Ibu mertua. Laras sekarang lemah, sering sakit dan menuruti semua ucapan Gista. Tanpa berani melapor pada Seno. Gista membuka tudung saji, dia melihat belum ada makanan yang tersaji."Bu..!" teriak Gista memanggil Ibu mertuanya. Gista
Baca selengkapnya

Terkena Jebakan

Terkena Jebakan"Aku yakin sekali. Jika Mbak Gista yang telah meracuni ibu, sudahlah Mbak kamu mengaku saja..!" desak Sania yang memaksa Gista untuk mengakui perbuatannya."Sania, kamu tidak boleh seperti itu pada istri Mas. Dia tidak akan melakukan hal sejahat itu pada ibu," ucap Arkan. Mas kamu ini gimana sih, tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar. Sadar Mas l, dokter sendiri bilang Ibu keracunan makanan, ibu habis memakan bubur yang diberikan oleh Mbak Gista, masa iya kamu masih mau mengelak lagi tentang fakta ini!" ujar Sania yang geram pada Arkan, tidak mau mempercayainya justru terus saja membela Gista."Mas kita pulang saja, aku takut Mas, di sini. Seperti di intimidasi keluargamu!" Gista memohon pada Arkan untuk mengajaknya pulang."Kenapa, kamu ketakutan kan jika ketahuan kita, kamu jangan pulang dulu tunggu hasilnya!" cegah Seno agar ia tidak pergi.Gista tertegun ia ketakutan, sepertinya sulit untuk dia pulang atau pergi dari tempat itu. Apalagi Seno sudah berbic
Baca selengkapnya

Ada Apa Beni

Beni Mulai Darting Melihat Gista yang kesakitan, membuat Arkan merasa panik. "Kamu, kenapa?" tanya Arkan cemas.Gista tak bisa bicara, karena menahan kesakitan.Mulutnya mengeluarkan buih. Dengan cepat Arkan menggendong Gista, kembali meminjam mobil tetangga yang tadi sudah ia kembalikan.Gista mulai pucat, Arkan khawatir saat melihatnya."Bertahanlah!" ujar Amran. Gista mendelik dia ingin menjawab ucapan Arkan, tapi dia tidak sanggup lagi untuk berbicara.Akhirnya Gista merasa lemas, dan tidak sadarkan diri. Setibanya di rumah sakit, ia dibawa ke ruang IGD untuk mendapatkan penanganan dari Dokter. Arkan membawa Gista ke rumah sakit yang sama di mana ibunya dirawat. Arkan memegangi dahinya yang merasa panik, dia takut jika Gista tidak tertolong, karena keadaannya tadi sangat mengkhawatirkan."Semoga istriku, selamat." gumam Arkan. Ia merasa lemas dan duduk di bangku ruang tunggu. Marwah melihat Arkan. Dia melewati lorong dekat ruang IGD, kebetulan Marwah dari kantin untuk membel
Baca selengkapnya

Merasakan Bahagia

Merasakan BahagiaBeni kemudian membuka undangan itu, ternyata pernikahan Najwa akan dilangsungkan pada tanggal 8. Berarti 2 hari lagi. Seno dan Marwah datang, dengan cepat Beni mengembalikan undangan itu pada tempat semula." Apakah kamu diundang, oleh Najwa?" tanya Marwah. Saat sadar jika Beni memperhatikan undangan itu.Beni menggeleng "Tidak Mbak, aku tidak diundang oleh Najwa!" jawab Beni. Kemudian Seno memberi isyarat Beni untuk duduk. "Tumben sekali kamu main ke sini malam, pasti ada hal penting," ujar Seno, yang seakan tahu jika Beni datang pasti ada maunya. "Iya Mas, ada hal yang penting. Aku ingin meminta bantuan Mas Seno untuk menolongku,' ucap Beni." Memangnya ada apa, Ben, katakanlah !"ucap Seno."Begini Mas, aku ingin membuka usaha dan aku butuh modal. Jadi aku ingin meminjam pada kalian," ujar Beni. "Kamu butuh berapa?" tanya Seno to the point."Ya nggak banyak sih Mas, sekitar 500 juta aja!" jawab Beni. Marwah sedikit tercengang mendengar pinjaman yang Beni kata
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status