"Ayolah, katakan padaku. Abi dimana?" Abizar membujuk. Helaan napasnya terdengar.Sudah di lain kota, Omar tersenyum tipis. "Sudah kubilang, aku sudah tidak ada lagi di sana.""Iya, kalau begitu dimana?" Abizar membalas sinis."Semarang, kota kelahiran ibumu. Tempat yang juga mempertemukan kamu dengan calon istrimu.""Dengan siapa Abi ke sana? Jangan sembarangan mengambil tumpangan. Kalau kamu dibegal, satu keluarga Hafshan akan gaduh.""Tenang saja," Omar tersenyum tipis. "Aku bersama Ahmad, kalau tidak percaya—" Omar mendekatkan layar ponselnya ke mulut Ahmad yang duduk di sebelahnya. "Bicaralah, Ahmad. Buktikan kepada anak bebal itu ayahnya baik-baik saja dan akan baik-baik saja, ada kamu yang menjagaku dan ada Akbar yang mengantarku." Ahmad patuh dan membuka mulut, "tenang saja, Tuan Abizar. Ada saya yang menemani Tuan Omar." Omar menjauhkan ponsel keemasannya dari wajah Ahmad, lelaki itu mengulum senyum. "Awas kalau Abi kenapa-napa. Katakan dimana kamu menginap, setelah sampai
Terakhir Diperbarui : 2023-07-21 Baca selengkapnya