Home / Pernikahan / ISTRI PERTAMA SUAMIKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ISTRI PERTAMA SUAMIKU: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Bab 20. Bersekutu sesaat

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 20"Sepertinya kalian berdua harus dihajar dulu sampai pingsan supaya tahu sedang berurusan dengan siapa."Aku refleks menarik tangan Cintya yang masih membungkuk sambil memegangi perutnya. Gadis itu terbatuk-batuk, tekanan kuat tubuh Renata yang sintal tentu sangat menyakitkan buatnya. Tubuh Cintya bahkan lebih mungil dariku.Cintya terkejut ketika aku maju dan menjadikan diriku tameng baginya. Sementara Renata tertawa melihatku."Wow, keren! Pelakor yang sudah dicampakkan ke tempat sampah rupanya mulai cari muka.""Berhenti menyakiti Cintya Renata. Dia masih anak-anak.",Aku sudah dewasa!" Cintya malah membentakku. Dia berusaha menguak tubuhku. Namun aku bertahan, tak kubiarkan Cintya menjadi sasaran empuk bagi perempuan sakit jiwa ini.Renata tertawa makin keras. Jarak kami tinggal beberapa langkah saja. Aku mundur, mendorong tubuh Cintya sambil berhitung, bisakah aku menghadapi perempuan ini sendirian. Rasanya aku sudah lupa jurus bela diri yang pernah kupela
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 21. Menebus Dosa

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 21"Livia, apa yang sebenarnya terjadi tadi? Cintya kecelakaan!"Aku terkejut bukan main. Ingatanku melayang pada gadis itu, yang menyetir mobil dengan kecepatan tinggi sambil menangis, membawa luka hati yang parah. Mas Dany, cinta pertama baginya, nyata berselingkuh dan mengkhianati sang Mama, orang yang paling penting dalam hidupnya. Membayangkan hal itu saja, hatiku ikut terasa sakit."Aku… seperti yang aku ceritakan tadi Adam." Ujarku.Tapi rupanya telepon telah ditutup. Aku panik. Kemana harus kutemui mereka? Ada banyak rumah sakit di kota ini. Gegas aku menelepon kembali Adam. Setelah beberapa kali tak diangkat, aku tak putus asa. Pada telepon yang kelima, barulah dia mengangkat teleponku."Halo? Ada apa? Kau ini gak tahu orang sibuk ya?!" Bentaknya. Terdengar suara suara riuh. Sepertinya dia telah tiba di rumah sakit."Cintya dibawa ke rumah sakit mana?""Rumah Sakit Panti Asih. Sudah jangan tanya lagi!"Dan telepon kembali ditutup. Aku menghela nafas, sepe
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 22. Tersadar

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 22Aku terbangun di suatu pagi yang dingin, dimana titik-titik gerimis tampak di balik kaca jendela. Suara dengung AC membuatku ingin sekali menarik selimut hingga ke kepala, seperti yang dulu sering kulakukan di rumah. Rumahku terletak di kaki gunung yang dingin, tiga jam perjalanan dari pusat kota Bandar Lampung, dimana sayur sayuran menjadi pusat kehidupan dan penghidupan bagi masyarakatnya. Di kampung halaman yang aku cintai itu, aku lahir dan dibesarkan. Lalu, aku merantau ke kota ini, terjerumus di lembah nista karena imanku tak cukup kuat melihat godaan barang mewah dan kehidupan bergelimang harta. Kemudian, keinginan agar adikku tak mengalami nasib sama, menjadi pembenaran semua kesalahan yang kulakukan."Tenanglah Bu, sebentar lagi dia akan bangun. Dia hanya pingsan karena lemas setelah donor.""Bukankah sudah aku bilang, jangan memaksakan diri? Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Livia? Apa yang harus kukatakan pada keluarganya?""Dia akan baik-baik sa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 23. Bersiap

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 23"Apa yang kau lakukan disini Livia?"Aku menahan nafas menatap wajah tampan lelaki yang pernah kucintai sepenuh hati. Dulu, awalnya aku memang hanya menginginkan hartanya. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa cinta itu tumbuh subur. Sikapnya yang lembut dan penuh perhatian telah meluluhkan hatiku. Tapi sejak kemarin, kala dia mendorongku dan menyebabkan anak dalam kandunganku tiada, setitik rasa benci mulai muncul. Dan ketika dia diam saja menonton Renata menyiksaku, rasa benciku memuncak padanya. Benarlah pepatah yang mengatakan bahwa perbedaan antara cinta dan benci itu setipis kulit ari."Bukan urusanmu." Aku melangkah hendak meninggalkannya. Melihatnya hatiku terasa sakit sekali. Tapi tangan Mas Dany terulur seketika, mencengkaram bahuku kuat-kuat. "Jangan pergi kalau aku mengajakmu bicara."Aku menatapnya."Kau tak punya hak lagi memberi perintah padaku. Kita sudah bercerai."Sebuah senyum tersungging di bibirnya. Senyum mengejek yang membuatku ingin sek
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 24. Tiga wanita (pov Dany)

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 24PoV DANYMempunyai banyak wanita cantik bukan obsesi dalam hidupku. Laras adalah istri yang sempurna, cantik dan kaya raya. Tapi ketika isi rekeningku meluap dan beberapa gadis muda mendekat, aku mulai berpikir, mengapa aku tak mencoba petualangan baru? Laras mulai menua, usianya kini empat puluh tahun. Meski dia tetap cantik dan awet muda, tapi tak bisa dipungkiri tubuhnya telah berubah. Kulitnya tak lagi kencang, otot-ototnya tak begitu mencengkram. Sementara aku, di usiaku yang empat puluh lima tahun, nyatanya makin garang. Aku terbiasa fitness sehingga gerakanku tangkas dan tubuhku penuh vitalitas. Meski Laras masih bisa mengimbangiku di tempat tidur, tetap saja, berpetualang dengan gadis gadis muda yang bergelora terasa sangat menantang.Lalu Livia hadir. Salah satu SPG rokok yang kebetulan kutemui di acara gathering. Wajah cantik dan polosnya yang malu malu membuatku gemas dan penasaran. Apalagi rambut hitam panjang punggung yang kerap dia ikat tinggi ti
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 25. Renata yang misterius

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 25PoV DANYAku menatap pemuda itu dengan amarah yang menggelegak. Sejak dulu aku tahu dia adalah asisten pribadi dan orang kepercayaan Laras. Di kantor Beta, posisinya tak jelas, tapi dia punya kuasa untuk masuk ruangan mana saja seolah olah dialah pemilik perusahaan. Dia adalah secuil duri dalam rasa nyamanku."Pergi Adam. Kau tidak berhak ikut campur dalam urusan ini." Ujarku dingin.Adam menatapku, tapi tak beranjak selangkah pun. Sial*n, tatapan matanya terasa mengintimidasi, tak secuilpun tersirat rasa hormat disana. Geram, kutarik kerah kaus lengan panjangnya. "Turuti perintahku brengs*k!"Pemuda itu diam saja, lalu tangannya yang kekar menarik tanganku dari kerah kausnya. Aku terkejut merasakan tenaganya yang besar. Tanganku terlepas dengan mudah. Justru aku terhuyung sedikit akibat lepasnya tanganku dari sana."Maaf Pak. Saya bekerja pada Bu Laras. Bukan pada anda."Laras tampak menahan nafas melihat perseteruan kami. Denish yang merasakan suasana meneg
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 26. Bersekutu

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 26PoV LIVIAAku menantikan reaksi keduanya dengan kepala tertunduk. Pasrah, jika tiba-tiba saja Ayah atau Ibu menamparku. Aku telah mencoreng arang hitam tepat di dahi keduanya. Ayahku yang seorang guru mengaji, bagaimana mungkin mempunyai seorang anak sepertiku? Oh, sungguh, aku tak mampu bahkan untuk sekedar mengangkat kepala. Kutatap jari jemari tanganku yang saling bertaut dengan gemetar. Kenyataan bahwa aku telah menyakiti hati mereka berdua ternyata sangat menyedihkan. Aku ikut merasakan sakitnya.Sudah tiga hari sejak aku pulang dari rumah sakit. Selama mungkin, aku terus berusaha menunda untuk mengatakannya. Tapi ketika pertanyaan tentang Mas Dany yang tak kunjung datang tak dapat lagi kuhindari, maka aku tahu waktunya telah tiba.Ruangan hening, bahkan helaan nafas Ayah ataupun Ibu tak terdengar. Laila ada di kamar depan, kuminta dia untuk tak masuk ke ruang tengah, tempat dimana kami tengah bicara. Oh Tuhan, kenapa dulu aku tak berpikir panjang? Kenapa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 26. Bersekutu

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 26PoV LIVIAAku menantikan reaksi keduanya dengan kepala tertunduk. Pasrah, jika tiba-tiba saja Ayah atau Ibu menamparku. Aku telah mencoreng arang hitam tepat di dahi keduanya. Ayahku yang seorang guru mengaji, bagaimana mungkin mempunyai seorang anak sepertiku? Oh, sungguh, aku tak mampu bahkan untuk sekedar mengangkat kepala. Kutatap jari jemari tanganku yang saling bertaut dengan gemetar. Kenyataan bahwa aku telah menyakiti hati mereka berdua ternyata sangat menyedihkan. Aku ikut merasakan sakitnya.Sudah tiga hari sejak aku pulang dari rumah sakit. Selama mungkin, aku terus berusaha menunda untuk mengatakannya. Tapi ketika pertanyaan tentang Mas Dany yang tak kunjung datang tak dapat lagi kuhindari, maka aku tahu waktunya telah tiba.Ruangan hening, bahkan helaan nafas Ayah ataupun Ibu tak terdengar. Laila ada di kamar depan, kuminta dia untuk tak masuk ke ruang tengah, tempat dimana kami tengah bicara. Oh Tuhan, kenapa dulu aku tak berpikir panjang? Kenapa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 27. Enam bulan kemudian

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 27PoV LIVIAEnam bulan kemudian.Aku menaiki tangga pesawat dengan hati puas. Pertemuan pengusaha retail yang diadakan di Jakarta dan kuwakili hari ini berjalan dengan mulus. Kali ini, bukan hanya bahan makanan dan perabotan yang akan kami jual. Tapi aneka elektronik dan fashion dari brand ternama akan ikut andil. Untuk itu, akan diadakan meeting besar yang mengundang seluruh manager toko dari berbagai daerah. Membicarakan perluasan bangunan, dan tentunya detail keseluruhan rencana ini.Setelah menemukan kursi yang sesuai, aku duduk, kebetulan sekali mendapat tempat disisi samping jendela. Masih ada lima menit lagi sebelum take off. Kutatap suasana bandara Soekarno-Hatta yang ramai dan semakin megah. Dulu, naik pesawat seperti ini hanya mimpi bagiku. Tapi setelah Mbak Laras menarikku menjadi bagian Beta Grosir, dan membuatku kerap bepergian mengecek lokasi yang tersebar di berbagai daerah, pesawat bukan lagi menjadi transportasi mewah. Meski aku masih tahu diri,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 28. Dia ada disini

ISTRI PERTAMA SUAMIKU 28Aku menutup ponsel dengan hati gundah. Mengapa dia harus muncul lagi di saat semua telah tertata dengan baik? Ancamannya barusan membuatku sedikit takut. Teringat pada sorot tajam matanya yang kecoklatan, mata yang penuh dendam."Ada apa Livia? Kenapa wajahmu pucat?"Aku terkejut. Adam bicara begitu tanpa menoleh padaku. Perlahan, kuraba wajahku yang terasa dingin oleh AC mobil. Bagaimana dia bisa melihat setiap perubahan wajahku? Tadi katanya bersemu. Sekarang pucat. Benarkah wajahmu pucat?"Kapan terakhir kali kau makan?""Eh?" Aku terkejut mendengar pertanyaannya yang tak kuduga.Adam menoleh sedikit, lalu kembali fokus ke stir di tangannya. Tiba-tiba saja dia membelokkan mobil ke halaman sebuah rumah makan Padang. Aku memegang tangannya sekilas. "Mbak Laras menungguku Adam." Protesku."Aku akan mengabarinya. Dia justru akan marah jika aku membawa orang yang kelaparan."Dia lalu memarkir mobil di halaman yang sepi. Jam makan siang sudah lewat sejak satu ja
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status