Home / Rumah Tangga / Bukan Dokter Cinta / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bukan Dokter Cinta: Chapter 61 - Chapter 70

77 Chapters

Bab 61 Absolutely

Wenda tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa atas perlakuan David terhadapnya. Jantungnya berdetak begitu cepat. Kehangatan yang ada di tangan kanannya mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Membuat ia merasa sedikit kepanasan, terutama di bagian wajahnya. Wenda ingin sekali melepaskan genggaman itu, tetapi semakin Wenda berkutik, semakin erat pula David menggenggamnya. Bahkan akan menarik tangan Wenda untuk tetap berada di atas paha David. Tangannya berada di daerah yang sangat menegangkan, zona di mana membuat Wenda teringat akan sesuatu yang pernah terjadi beberapa hari yang lalu. Wenda memejamkan matanya dan menggeleng dengan cepat. "Kenapa Wen?" "Eh, enggak papa Mas." jawab Wenda cepat. Ia baru sadar ternyata David memperhatikan dirinya sedari tadi. "Kamu sakit? Kepalamu pusing?" "Enggak, Mas. Aku nggak kenapa-kenapa." jawab Wenda lagi dengan cepat. "Tanganmu agak anget sih." David mengelus tangan Wenda yang ada di genggamannya. Ia pun melepas genggaman itu dan meng
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 62 Minta Lagi

"Bu, Ibu kok bisa ada di sini?" Wenda melihat Bu Tiwi hanya berdiri dalam diam sambil menatap ke arah balkon kamarnya bersama David. "Ibu siapa yang nganter?" Bu Tiwi masih terdiam sambil memutar tubuhnya dan menatap putri sulungnya itu dengan wajah tersenyum. Baru saja Wenda akan mendekati ibunya itu, sosok Bu Tiwi seakan bergerak mundur dan bercahaya. "Bu. Ibu mau kemana?" Bu Tiwi hanya tersenyum penuh kebahagiaan. Sosoknya semakin menjauh seperti menembus pintu kaca di kamar itu. Bercahaya, lalu perlahan menghilang. Cahaya pun meredup. "Ibuuuu!" Wenda berteriak bersamaan saat cahaya itu menghilang dan ia terbangun dari tidurnya. Wenda terus berteriak memanggil ibunya. Ia tak sadar bahwa pertemuan itu adalah mimpi semata. Kerinduan itu membuatnya terlalu hanyut ke dalam mimpi hingga teriakannya terdengar di alam nyata. David cukup terkejut mendengar teriakan Wenda memanggil 'ibu' dalam tidurnya. Ia menatap Wenda dengan na
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 63 Harmonis

Dua minggu telah berlalu sejak Santi keluar dari rumah sakit dan dinyatakan sembuh oleh Dokter. Saat itu pula, Bu Tina langsung memutuskan untuk memboyong Santi dan Monic tinggal di kediaman keluarga Pramono. Awalnya, Pak Agus dan Wenda tidak menyetujuinya. Pikir mereka, hal itu pasti akan merepotkan keluarga Pramono. Namun Bu Tina bersikeras ingin merawat kedua adik Wenda yang masih kecil itu karena Bu Tina merasa mereka masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Atas pertimbangan tersebut, Pak Agus dan Wenda pun menyetujuinya. Toh, di rumah itu, Wenda juga bisa ikut merawat dan mengawasi adik-adiknya.Rencananya, Bu Tina juga ingin memindahkan mereka untuk bersekolah di dekat rumah keluarga Pramono. Tetapi Wenda kurang menyetujuinya karena sebentar lagi mereka akan ujian kenaikan kelas. Akan lebih baik mereka pindah sekolah saat sudah dimulainya tahun ajaran baru. Bu Tina akhirnya menyetujui usul Wenda setelah perdebatan yang cukup alot dengan berbagai pertimbangan terutama j
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 64 Bukti

"Akhirnya selesai juga ya, Dok." ucap Nandya kepada Wenda di ruang ganti. Ia adalah salah satu partner perawat yang berdinas pagi bersama Wenda hari ini."Iya, Nan. Pasiennya banyak juga." balas Wenda menyetujui sambil melepas jasnya."Dokter Wenda!" panggil seseorang dari balik pintu."Iyaaa," sahut Wenda, "Ada apa?""Ada tamu, Dok. Beliau nunggu di nurse station." jawab orang itu, yang tak lain adalah Gista, perawat dinas siang."Tamu? Siapa ya?" gumam Wenda yang dapat didengar Nandya. Ia cukup bingung dan penasaran siapa yang mencarinya karena selama bekerja di sini tidak pernah ada tamu yang mencarinya."Mungkin penting, Dok. Temuin aja, Dok." ucap Nandya yang membuat Wenda semakin penasaran."Kalau gitu aku duluan ya, Dok." pamit Nandya mengiringi kepergian Wenda dari ruang ganti. Wenda pun hanya membalasnya dengan lambaian tangan. Wenda bergegas menuju nurse station yang dimaksud Gista."Nicho?" sapa Wenda penuh tanya, "Tumben ke sini."Baru
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 65 Amarah

Warna senja temaram mengisi seluruh kamar putra sulung keluarga Pramono. Matahari berangsur hilang menembus cakrawala. Wenda duduk di balkon kamar itu dengan memegang sebuah kertas, namun pandangannya kosong. Menatap ke arah luas jagad raya di hadapannya. Pertemuannya dengan Nicho tadi siang kembali tergambar di pikirannya."Aku harap kamu merahasiakan pertemuan kita ini, Wen. Jika tidak, kamu akan menanggung akibatnya." ancam Nicho dengan menyeringai licik. Namun Wenda tak gentar dengan ancaman Nicho tersebut. Wenda menyeringai untuk membalas ancaman tersebut."Kau tau, aku tak sebodoh yang kau kira, Nicho." ucap Wenda mencoba menenangkan kekhawatiran Nicho."Baiklah. Aku percaya kamu akan membuat keputusan yang benar. Aku akan senang jika kita bisa bekerja sama." balas Nicho, "Aku pamit dulu, Wen."Bayangan sosok Nicho menghilang seiring Wenda membuka matanya dan sepoi angin sore itu berhembus perlahan membelai anak rambut Wenda yang terurai. Kejadian di cafe itu t
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 66 Pulang

Malam terasa begitu sendu. Basahnya hujan gerimis mengiringi kepergian Wenda dan adik-adiknya dari kediaman keluarga Pramono. Wenda yang awalnya bersikukuh tak ingin diantar oleh David, akhirnya pun luluh karena permintaan Bu Tina."Mama mohon, Wen. Ijinkan David mengantar kalian pulang. Keluarga kami memang sudah tak pantas untuk memohon maaf darimu. Tapi, setidaknya kasihanilah adik-adikmu itu yang tak tahu apa-apa atas permasalahan kita, Wen. Lagi pula diluar hujan. Mama khawatir dengan kalian." pinta Bu Tina dengan linangan air mata dan membuat mata Wenda pun berkaca-kaca."Baik, Ma. Wenda dan adik-adik pamit dulu."Wenda melangkah pergi dan diikuti oleh David. Santi dan Monic sudah berada di dalam mobil baru milik Wenda, mobil dari pemberian keluarga sebagai hadiah pernikahan Wenda.Wenda beralasan kepada Santi dan Monic bahwa ayah mereka sedang rindu dan ingin mereka tidur di rumah. Seperti anak-anak pada umumnya, mereka tak berprasangka apapun terhadap alasan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 67 Bu Tina

"Mama nggak habis pikir sama jalan pikiranmu, Vid. Mama kira kamu sama Wenda memang ada hubungan yang sengaja kalian sembunyikan karena itu kamu selalu menolak perjodohan yang Mama dan Papa sarankan."Bu Tina langsung mengadakan sidang di ruang kerja Pak Johan begitu David tiba di rumah usai mengantar Wenda pulang ke rumah ayahnya. David tak menyangka jika ibundanya masih dalam kondisi 'on' meski waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam lewat.Yang benar saja! Mana bisa Bu Tina tidur nyenyak setelah melihat menantu perempuan satu-satunya meminta dipulangkan ke rumah orang tuanya setelah keributan heboh sore tadi. Bisa jadi malah tidak akan pernah kembali ke rumah ini. Bu Tina tidak bisa tinggal diam begitu saja."Aku minta maaf, Ma.." David hanya bisa tertunduk lesu. Ia duduk di sofa dengan wajah yang muram."Bukan untuk Mama permintaan maafmu itu, tapi ke Wenda! Bisa-bisanya kamu nipu Mama sekaligus Tuhanmu dengan surat kontrak pernikahan itu! Pernikahan itu sakral, V
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 68 Skors

"Nicholas ada di ruangannya?" tanya David kepada Tasya-sekretaris Nicho-begitu sampai di depan ruangan Nicho."Ada, Pak David. Tapi sedang ada-Pak David.. tunggu, Pak.."David langsung melangkah masuk ke ruangan itu tanpa mempedulikan Tasya yang berusaha menghalanginya. David melihat ada dua orang pria tak dikenalnya sedang duduk berhadapan dengan Nicho di meja kerjanya. Penampilan mereka rapi, berstelan jas hitam, namun raut wajahnya nampak seperti preman."Mas David.." gumam Nicho."Maaf, Pak Nicho. Tapi Pak David-" Kalimat Tasya terhenti saat Nicho mengangkat tangan kanannya dan mengangguk. Tasya pun langsung paham dengan isyarat Nicho. Ia keluar ruangan dalam diam."Bisa kita ngobrol sebentar?" tanya David sambil menatap lekat ke arah dua orang pria itu, "Ini penting."Nicho mengalihkan pandangannya ke dua pria di depannya dan tersenyum, "Kita lanjutkan besok lagi. Terima kasih atas bantuannya.""Sama-sama, Mas. Kami undur diri dulu." Mereka pun salin
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 69 Ibu, Aku Harus Bagaimana?

Wenda berjalan memasuki sebuah restoran yang mewah. Ia merasa rendah diri memasuki restoran itu dengan pakaian casual yang saat ini ia kenakan. Blouse biru muda dengan aksen rumbai di bagian dada dan celana kain berwarna krem. Ia sama sekali tak tahu jika restoran ini termasuk dalam golongan restoran yang sangat mewah.Sebenarnya, Wenda memiliki gaun indah hasil pemberian dari calon mantan mertuanya. Namun, tak ia bawa saat kepergian di hari keributan itu karena ia merasa itu bukan miliknya."Selamat malam. Sudah pesan tempat, Bu?" tanya seorang pelayan yang menghampirinya."Mmm.. sudah." Wenda berpikir sejenak, "Atas nama Kristina.""Baik, mari silakan di sebelah sini, Bu."Wenda mengikuti pelayan itu ke sebuah ruangan yang lumayan jauh masuk ke dalam restoran itu. Pelayan membuka pintu dan Wenda melihat Bu Tina sudah berada di sana. Ia bangkit dari duduknya dan tersenyum sumringah saat menatap Wenda. Di sebelah Bu Tina, ada Pak Johan yang juga ikut berdiri dan
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 70 Pergi Kamu!

Gilang baru saja memasukkan mobil yang ia kendarai ke dalam garasi di kediaman Pramono. Dilihatnya mobil milik Pak Johan tidak ada di sana."Bokap lo pergi, Vid?""Hm?" David yang sedari tadi membaca proposal dalam perjalanan pulang dari berbagai rekanan perusahaannya di tabletnya, mulai mendongakkan kepalanya. Memandang sekeliling garasi. Hanya tertinggal mobil miliknya, ibunya, dan 2 mobil cadangan lainnya."Nah, tuh bokap lo pulang." tunjuk Gilang ke arah pagar rumah yang tertutup rapat. Garasi itu terbuka otomatis dan mobil Pak Johan mulai memasuki area kediamannya. David pun keluar dari mobil dan membereskan barang-barang miliknya di jok penumpang belakang."Papa sama Mama abis dari mana? Tumben nggak ngabarin David kalau pergi." tanya David setelah kedua orang tuanya keluar dari mobil."Kamu sendiri kenapa baru pulang?" tanya Pak Johan tak menjawab pertanyaan David. Ia heran mengapa anaknya itu pulang larut, padahal tadi siang baru saja mendapatkan sanksi s
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status