Kami tak lagi pulang ke hotel, tapi ke rumahku. Bi Surti menyambut dengan senang hati bahkan dengan semangat membuatkan pisang goreng kremes kesukaanku."Tehnya, Bu, Mbak." Bi Surti meletakkan sepiring pisang goreng dan dua gelas teh manis hangat."Terima kasih," ucapku dan Alia bersamaan."Sama-sama, Bu. Dede bayinya biar saya tidurkan di kamar, Bu."Aku menggeleng. "Biar aku saja, Bi. Sekalian mau rebahan sebentar.""Mau disiapkan apa untuk makan siang, Bu?""Terserah Bibi saja. Apa pun akan saya makan asal enggak beracun.""Ibu bisa saja."Aku tertawa kecil, lalu menoleh pada Alia. Menyadari dia menatap dalam diam, tawa ini berganti dengan senyum. Terlihat sekali dia mengkhawatirkanku."Mbak mau istirahat ke kamar, Al. Kamu juga istirahat. Bisa pakai kamar yang mana saja terserah kamu.""Aku temani Mbak dulu, ya." Dia ikut berdiri."Enggak usah, Al. Mbak juga mau tidur dulu sebentar. Capek.""Mbak ...." Alia menatap sendu padaku."Mbak enggak apa-apa. Jangan khawatir." Aku menyentu
Terakhir Diperbarui : 2022-07-16 Baca selengkapnya