Tama berdiri di belakang Rinjani. Ia mendengar apa yang dikatakan sang adik. Melihat Rinjani, ia kembali merasa bersalah. Jika ia khilaf, maka ia masih merajut cinta dan menyebut namanya dalam ijab kabul. Namun, semua berantakan akibat kecerobohannya.“Tami, jangan nggak sopan sama Rinjani. Dia lebih tua dari kamu, lagi pula dia guru di sekolah kamu, kan?” Tama membela Rinjani.Tami memasang wajah tidak suka dengan teguran sang kakak. Dia memilih pergi meninggalkan mereka. Rinjani pun memalingkan wajah, bukan berarti ia dibela, dirinya bisa berdamai dengan pria itu.“Jan, maafkan Tami. Dia masih kecil, belum mengerti apa-apa.” Tama mencoba menenangkan Rinjani yang sejak tadi mulai tersulut emosi.“Usianya sudah 17 tahun, sudah dewasa,” ujar Rinjani.Tidak salah apa yang di katakan Rinjani. Walau masih labil, setidaknya Tami bisa lebih sopan dengan mantan calon kakak iparnya.“Bu, Jani permisi dulu, ya.”Rinjani pamit pada mantan ibu mertuanya. Ia tak mau berlama-lama di depan mantan k
Last Updated : 2022-05-20 Read more