Home / Rumah Tangga / Menantu Hina Jadi Nyonya / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menantu Hina Jadi Nyonya: Chapter 61 - Chapter 70

74 Chapters

Sandiwara Mega

"Bagaimana mas, ketemu?" Aku bertanya khawatir, cukup lama dia keluar, meminjam sepeda motor milik Bapak sepertinya dan kembali tengah malam buta.Dia menggelengkan kepalanya lemas, kehilangan tenaga atau mungkin semangatnya karena ponsel baru itu akhirnya tak kembali pada tuanya. Tentu saja tidak akan kembali, ponsel itu sekarang ada di rumah mbak Dewi dalam keadaan mati."Aku yakin pelayan rumah makan itu yang mengambilnya!" Ucapnya geram, ia memijat kepalanya sendiri.Aku tak menjawab dan berjalan mengambilkan dia segelas air putih dingin. "Minum dulu mas." Kuberikan gelas kaca itu padanya dan mas Ridho meminum habis dalam beberwpa teguk."Gak mungkin kan dek HP itu pergi sendiri dari kolong meja!" Ucapnya lagi dan aku mengangguk menyetujui kalimatnya."Coba di ingat mas, apa mas yakin bawa HP itu ke tempat makan?" "Yakin dek, aku sempat baca pesan dari Nad_" Dia berhenti bicara dan melirikku pelan.Aku bisa dengar jelas nama Nadila hampir saja keluar dari mulutnya, namun tetap sa
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Tuduhan Nadila

Pov Ridho"Pagi pak Ridho, terimakasih ya makan malamnya." Seorang teman menyapaku di parkiran, dia baru saja memarkir mobilnya di bagian belakang dan berpapasan denganku di halaman depan."Sama-sama pak Doni, semoga tidak mengecewakan." Ucapku dengan senyum senang.Tentu saja aku senang, siapa yang tak bangga mendengar mereka mengucapkan terimakasih."Kecewa gimana, tempatnya keren, pak Ridho memang beda deh seleranya" Ucapnya menepuk pundakku.Aku tersenyum lagi dan berjalan bersamanya masuk ke dalam bank. Di dalam beberapa orang sudah datang dan menatapku dengan senyum ramahnya."Wah, yang baru traktir sudah datang nih, nggak sama istrinya pak?" Tanya Seorang kasir lelaki bernama Adam."Alah, tau saja istri pak Ridho cantik, jadi di tanyakan." Sambung yang lain, membuat aku tersenyum mendengarnya."Semua wanita itu cantik kalau di rawat ya kan pak Ridho?" Jasmin ikut berkomentar."Iya itu tau." Jawabku menunjuknya. "Ya siap-siap saja yang masih bujang ya, biaya istri cantik itu ngg
last updateLast Updated : 2022-08-02
Read more

Persaingan

Aku berusaha menghindar namun Nadila melihatku saat keluar dari koprasi, berjalan cepat dia menghampiriku."Pak Ridho!" Teriaknya memanggilku pak karena beberapa orang masih ada disekitar kami.Mau tak mau aku berhenti juga, sebab Nadila termasuk atasanku jadi tak mungkin aku berani meninggalkan dia saat di panggil."Mau makan siang ya pak?" Tanyanya saat seorang staf berpapasan dengan kami.Aku hanya tersenyum lalu melihat kesekitar dan dia menarikku sedikit ke pojokan."Mas, kenapa mas di sini? Kita kan ada janji makaan bersama Niko, mas lupa?" "Bukan, tapi bisa tidak kita ganti lain hari saja makannya.""Kenapa? Mas nggak kangen Niko?"Aku melirik sekitar memastikan semuanya aman. "Bukan begitu, Mega datang kemari."Mimik wajah Nadila berubah tak menyenangkan. "Jadi anakmu kalah dengan istrimu itu?" Aku terdiam, bimbang menjawab, bukan aku tak ingin bertemu Niko, tapi Mega datang juga bersama Alina."Bukan begitu, tapi Mega sudah terlanjur di sini Dila, cobalah mengerti!" Ucapku
last updateLast Updated : 2022-08-04
Read more

salah cari lawan

Dia kira aku perempuaan bodohnya dulu, yang akan manut saja saat diri ini tau sedang di curangi. Tidak! Rasa sakit mengajarkan aku banyak hal, termasuk menyiapkan hati untuk kemungkinan tersakiti lagi dan lagi.Aku mendengar dengan jelas saat suamiku berdebat dengan mantan kekasihnya itu, bahkan berkali -kali nama Niko di sebut. Hatiku panas, namun tak cukup bodoh membongkar semuanya begitu cepat, ini bukan hanya soal diriku, tapi juga anak-anakku. Aku tak melepaskan mas Ridho bukan karena rasa cintaku padanya terlalu besar, persetan dengan rasa cinta sekarang. Yang ada dalam benakku hanyalah senyum Alina dan Alika, tak lebih.Aku tak akan membiarkan kedudukanku di gantikan, tidak untuk sekarang. Niko akan mendapatkan kembali sosok ayah yang selama ini hilang dan putriku akan kehilangan sosok ayahnya karena kegoisanku, aku tak akan merelakan tempatku terisi wanita yang akan menoreh lebih banyak luka lagi di hati anak-anakku.Dan sekarang, wanita itu ada di sini, di depanku dengam seo
last updateLast Updated : 2022-08-05
Read more

Kejutan

Drama Nadila berakhir dengan diseretnya Niko ke dalam mobil, aku sempat melihat mas Ridho meremas tangannya melihat itu, tapi tak bisa berbuat banyak, sebab Niko pun tak bisa memanggil mas Ridho saat matanya melihat seolah meminya bantuan. Sejujurnya aku tak tega, tapi aku juga tak akan membiarkan mereka menyakiti anakku dulu."Teganya bu Dila sama anak sendiri, lagian kalau nggak boleh makan ini kok di ajak ke sini!" Jasmin terdengar geram melihat pemandangan Dila dan anaknya."Yasudah lah, bukan urusan kita juga." Ucapku sembari menata lagi kotak makan yang tengah berkurang isinya.Jasmin membantuku membersihkan meja dan mas Ridho tak henti-hentinya mengusap wajahnya dengan kasar. Sebagai seorang bapak dia akan sangat marah pasti saat anaknya di sakiti, meskipun Niko hanyalah anak diluar nikah, tetap saja cintanya pada Niko pasti besar juga."Makasih ya pak, bu sudah ajak makan bersama, saya jadi merepotkan." Tiba-tiba saja Jasmin berkata, ia membuat aku yang tadinya menatap mas Rid
last updateLast Updated : 2022-08-06
Read more

Mas Ridho dan Niko

"Kamu baik-baik saja?" Tanyaku menunduk melihat ke arah Niko."Lepaskan!" Ucapnya kesal dan berlari ke arah jalan."Jangan Niko! Tunggu!" Ucapku tak ingin hal buruk terjadi padanya, aku segera menyusul anak delapan tahun dan menariknya kembali ke tepian."Jangan pegang aku!" Ucapnya menepis tanganku dengan kasar."Baiklah, aku tak akan pegang, tapi di sini ramai sekali, kalau kamu ketengah jalan dan tertabrak sesuatu bagaimana?"Dia diam dan menunduk, aku menariknya duduk di trotoar jalan, duduk di sebuah bangku penjual es yang mangkal di depan bank." Kalau kamu marah dan tak bisa menahan diri, kamu yang akan rugi sendiri." Ucapku memberinya nasehat dan aku teringat pada Alina yang ku titipkan pada teman mas Ridho.Aku berdiri melihat ke dalam, ternyata mas Ridho sudah menggendong Alina bersamanya."Masuk yok?" Ajakku pada bocah lelaki kecil itu.Dia menggelengkan kepala perlahan. "Aku mau pulang." Ucapnya pelan."Dengan siapa, kan Mami Niko masih di dalam, kita biasa masuk dulu dan m
last updateLast Updated : 2022-08-08
Read more

Masih ingin bersamamu, Mega

Aku berjalan masuk ke restoran cepat saji itu, mas Ridho sedang memesan makanan saat aku masuk dan duduk sedikit jauh. Setelah memastikam mereka makan berdua, aku mendekatkan diri di belakang mas Ridho."Makanlah Niko, bukankah kamu bilang ingin pizza?" Ucap mas Ridho memotongkan pizza ke dalam piring di depan anak lelaki itu."Kenapa aku tidak boleh memanggilmu papa saat di kantor?" Pertanyaan itu membuat mas Rihdo kulihat diam meletakkan rotinya di atas piring kecil."Apa kamu sakit hati?" Tanyanya kemudian."Iya, gadis kecil itu panggil ayah, tapi kenapa aku tak boleh?" Ucapnya lagi dan sekarang aku sedang menunggu jawaban mas Ridho."Maafkan papa, tapi bukankah kita sudah sepakat dulu?" Niko terdiam, ia kini tertunduk sedih. "Aku mau ikut papa saja" Ucapan Niko membuat aku semakin tak sabar menunggu jawaban mas Ridho."Papa nggak bisa bawa Niko pulang, papa nggak bisa meninggalkan keluarga papa." Niko terlihat kecewa menatap mas Ridho, sementara Alina justeru turun dari kursinya
last updateLast Updated : 2022-08-09
Read more

Ini memang caraku

Kami tiba di rumah, setelah menjemput Alika di sekolahnya, sengaja aku bawa Niko ke rumahku untuk membut Nadila naik darah. Awalnya mas Ridho tak memberikan izin, tapi melihat Niko yang nyaman padaku akhirnya dia luluh juga."Ini rumah papa?" Tanyanya saat kami masuk ke dalam rumah. "Iya, rumah papa dan ibu Mega, Niko mau makan lagi? Kalau tidak kita bisa main bersama." Aku menanyai anak yang kini menatapku diam."Aku nggak lapar, ibu Mega punya kertas gambar?""Ada, Niko mau gambar sesuatu?"Dia menganggukan kepala. Aku ambilkan buku gambat besar milik mas Ridho di lemari, buku yang selalu di pakainya menggambar sesuatu namun lama tak pernah terpakai."Ini, gambar saja di sini ya, ibu Mega mau ganti baju dulu." Aku membawa Alina dan Alika masuk ke kamar dan mengganti pakaian mereka.Berkali-kali aku menghela napas, setiap kali aku melihat Niko hatiku terasa sakit, namun aku tak boleh menyerah, masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk membuat suamiku dan mantannya itu menderita.
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Nadila marah

Saat sedang di dapur bersama mbak Dewi, suara Emak terdengar dari luar. Aku dan mbak Dewi bergegas keluar dan melihat emak sedang marahi Niko."Kamu anak siapa kok di sini!" Emak menarik tangan Niko keluar."Mak, lepaskan mak!" Aku memintanya, namun Emak seolah tal perduli."Lain kali tutup pintunya Mega, anak asing ini masuk begitu!" Ucapnya terlihat tak suka pada Niko."Ini tamu Mega mak, anak teman." Jawabku mencari alasan dan emak melepaskan tangan Niko."Yasudah, emak kira anak jahat mau nyelakai cucuku. Mana Alina, emak mau bawa ke rumah!"Dengan segera emak membaww Alina dan tanpa permisi keluar dari rumahku. Niko yang ketakutan memegang pergelangan tangannya yang merah."Maaf ya, Niko nggak apa-apa?"Dia menganggukan kepala dan aku segera mengajaknya berdiri. "Bagaimana kalau kita ke belakang, ada kolam ikan di sana, Niko bisa gambar di saung yang ada di belakang."Dia nampak.senang mendengar ideku. "Ayo bu Mega." Ucapnya tak sabar.Aku segera memgajaknya ke belakang dan duduk
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Bapak yang Terkekut

"Bagaimana bisa kamu jadi ibu yang baik Dila, sementara kamu tak bisa menjaga amarahmu sendiri!" Ucap mas Ridho dan membuat aku tersenyum lebar karena mendapat pembelaan."Bukan begitu mas, kamu salah paham!" Ucapnya mendekati mas Ridho yang berdiri di ambang pinti ruanh tengah."Berhenti kamu di situ, ingat batasanmu Dila di kantor memang aku bawahanmu, tapi di sini aku tuan rumah dan Mega adalah nyonya rumah ini."Wajah Nadila berubah dingin, ia menatapku tak suka lalu kembali melihat ke arah mas Ridho."Wanita ini yang kamu banggakan menajdi nyonya rumahmu mas?" Tanyanya menunjuk wajagku begitu dekat membuat Alika memelukku erat karena takut."Jangan membuat anakku takut!" Ucapku menurunkan tangannya dengan segera namun dengan cepat dia kembali menunjuk wajahku."Biar mbak bawa Alika dan Niko ke rumah mbak saja Ga, di sini nggak pantas di liha anak-anak." Ucap mbak Dewi mengajak Niko dan Alika keluar dari sisi pintu samping rumahku."Bawa saja gadis itu, tapi biarkan anakku di sini
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status