Home / Pernikahan / Gadis Kesayangan Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Gadis Kesayangan Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20

54 Chapters

Bab 11. Melupakan Asa

"Tidak, Miller! Kondisi tubuhmu belum benar-benar pulih sepenuhnya! Tidak! Tidak! Tetap di sini! Lagi pula ...,"Hari itu, dengan hanya mengenakan pakaian tidur, dia turun ke bawah untuk mencegah kepergian Miller dari rumahnya. Pria itu memutuskan untuk mundur sebentar dan memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk membawa Allora kembali. Selain itu, dia juga ingin mempersiapkan hatinya, jika Allora benar-benar memutuskan untuk bercerai. "Kamu tidak ingin aku menyerah?" tanya Miller berusaha membaca pikiran kakak iparnya itu. Camilla menggelengkan kepalanya. "Lagi pula, aku membutuhkan teman di sini. Aku sudah lama sendirian dalam situasi seperti ini,"Miller menatap kakak iparnya. Di situlah dia baru menyadari bahwa kejadian ini sudah berlangsung cukup lama. "Apa yang sudah kulewatkan? Apakah istriku berubah menjadi gadis kejam? Apakah dia menyakitimu?""Tidak ada yang menyakitiku. Seandainya pun ada, aku tidak ingin mengungkitnya karena akan membuat lukaku kembali terbuka," ucap
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 12. Rencana dan Harapan

"Tuan, saya mendapatkan informasi bahwa istri dari Sillas akan segera melahirkan," ucap seorang pria dengan kedua tangan saling bertautan dan kepala tertunduk. Sang penerima informasi menghisap cerutu tembakaunya yang tampak mahal. Namun, dia terlihat kurang puas dengan laporan itu. "Kedua istri Sillas memang sedang mengandung. Tapi, kabar yang kuterima dari salah satu informanku mengatakan kalau istri Sillas mengalami keguguran. Mana yang benar?""Apakah kalian berniat menipu dan mempermainkanku?" Dominic menyambung pertanyaannya kembali. Pria pemberi informasi itu semakin tertunduk dan seolah meringkuk ketakutan. "T-tidak, Tuan. Saya berani menjamin kalau informasi yang saya berikan benar adanya,"Dominic mendengus. Dominic Cortez adalah sosok pria berperawakan tinggi dan besar. Wajahnya sedikit ketimuran dengan cincin di beberapa jari-jarinya. Pria itu memiliki beberapa bisnis yang cukup besar, baik itu di kota kecil ataupun di kota besar. Jumlah kekayaannya pun tak main-main.
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 13. Berebut Perhatian

"Selamat, Tuan Sillas. Putra Anda telah lahir dengan selamat pada pukul 13.30 siang ini. Bayinya sehat, tampan seperti ayahnya, dan ibunya juga tinggal menunggu proses pemulihan," kata seorang dokter kandungan yang membantu proses persalinan Allora siang itu. Sang dokter berbicara kepada Miller, alih-alih Max. Tentu saja, sebagai pria yang mengaku sebagai ayah si bayi, Max sedikit tersinggung. Wajah Miller pun terlihat bahagia terlepas dari masalah yang sedang mereka hadapi. Dia berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada dokter serta perawat yang membantu proses persalinan istrinya itu. Sesaat setelah mereka diperbolehkan masuk ke dalam ruangan, Max berjalan mendahului saudara kembarnya yang notabene memiliki DNA anak laki-laki tersebut. "Sayang," ucap Allora sambil menggendong bayi laki-lakinya. Bayi mungil itu memiliki rambut yang cukup lebat. Seperti kata Dokter tadi, wajahnya tampan, dan kulitnya putih bersih. Merasa nama kesayangan dipanggil, Miller pun maju menemui Allora
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 14. Cium Aku!

"Hahahaha! Apa kamu tidak bermimpi Max memintamu untuk menjauhiku?" Camilla tertawa begitu Miller menceritakan kejadian tadi malam. Pria itu pun ikut tertawa. "Demi Tuhan, aku tidak bermimpi, Milla! Aku pun tertegun mendengar dia mengecamku seperti itu. Tapi, kurasa dia masih mencintamu,"Camilla tidak ingin berharap. Apa yang sudah Max lakukan padanya, sudah cukup membuatnya menderita. Lagi pula, Max memang memiliki sifat egois. "Tidak, ini karena keegoisannya. Aku masih resmi sebagai istrinya dan dia tak ingin aku didekati oleh siapapun."Sifat egois Max sudah dapat dimaklumi oleh Camilla maupun Miller. Karena itu, Camilla tak ingin menyambut harapan semu hanya karena Max mengecam Miller untuk tidak mendekati dirinya. "Dari dulu, Max tidak pernah berubah. Padahal sudah banyak yang terjadi akibat keegoisannya," ucap Miller lagi. Hubungan Camilla dengan Miller memang semakin dekat. Max sering mendapati mereka berdua sedang asik berduaan. Miller memiliki wajah yang lebih tampan dar
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 15. One Night Stand

Tanpa berpikir panjang, Miller melumat benda kemerahan yang ada di hadapannya itu. Perlahan, Camilla duduk di atas pangkuan Miller dan mengalungkan kedua lengannya di pundak pria berdada bidang itu. "Bibirmu manis, Milla," ucap Miller di sela-sela ciumannya. Camilla tersenyum dan menjawab dalam bisikan, "Bir itu rasa peach,"Miller kembali menikmati manisnya bibir Camilla. "Aku suka,"Sedetik kemudian ruangan itu kembali sepi. Hanya terdengar suara cecapan dari dua manusia yang sedang berada di bawah pengaruh alkohol itu. Ciuman yang diberikan Miller semakin dalam dan panas manakala pria itu melibatkan indera perasanya untuk ikut berperang di dalam mulut Camilla. Satu desahan tertahan keluar dari bibir Camilla saat bibir Miller berlarian di sepanjang ceruk lehernya. Wanita itu mengakui Miller lebih piawai membuat dirinya berada di puncak kenikmatan. "Milla, apakah boleh?" Miller melepaskan ciumannya dan meminta izin kepada wanita yang terlihat cantik malam itu. "Ma-maksudku ...,"
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 16. Si Pengganggu

Hari itu menjadi hari yang terindah untuk Camilla dan Miller. Setelah pengungkapan cintanya yang tiba-tiba, beban berat di hati Camilla seakan terangkat setengahnya. Ya, hari itu menjadi hari aneh yang bersejarah bagi mereka berdua. Bahagia dirasakan oleh Camila walaupun badai tengah menghantam rumah tangganya. Namun, di sisi lain, wanita itu juga merasa bersalah baik kepada suami maupun kepada adik iparnya sendiri. Hubungan yang mendadak itu cukup membingungkan sekaligus membuatnya berdebar-debar. "Miller, apa sebaiknya kita tidak melanjutkan hubungan ini?" tanya Camilla setelah pengungkapan cintanya beberapa jam yang lalu. Miller yang saat itu tengah mengemudi pun tertawa kecil. "Kamu tidak nyaman?"Camilla mengangguk. "Ya dan rasanya aneh. Tapi, aku mau berada di dekatmu,""Hmmm, ya sudah, kita sembunyikan hubungan kita dan kita jadikan ini sebuah rahasia." Miller mencoba memberikan jawaban yang terbaik untuk kakak iparnya tersebut. Sama seperti Camilla, ada sekelumit rasa ti
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 17. Ancaman

Beberapa hari sudah terlewati dengan damai di kediaman Camilla Shawn. Hubungan wanita itu dengan Miller Sillas semakin dekat. Namun, sayangnya Max belum juga bisa menerima kedekatan di antara mereka berdua. Terkadang, dia mencibir atau bahkan memberikan tatapan dingin pada Camilla yang akan berlalu begitu saja. Melihat sang suami selalu melirik istrinya, Allora pun tak mau kalah. Berbekal tubuhnya yang seolah belum pernah melahirkan, wanita itu selalu mengenakan pakaian seksi setiap harinya, dan mempertontonkan keintiman hubungannya dengan Max. "Biarlah, aku sudah lelah. Masa-masa sedihku sudah lewat dan aku tidak peduli apa yang mereka lakukan," ucap Camilla suatu hari, kedua ekor matanya berlari mencari sosok Miller. "Lagi pula, aku sudah menemukan kebahagiaanku sendiri."Miller tersenyum dari sudut bibirnya. Max menangkap pemandangan itu dan dia pun bangkit dari kursinya seraya menunjuk, mereka berdua. "Kalian! Apa maksud senyum kalian itu! Ada apa dengan kalian berdua! Milla, in
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 18. Saling Menyalahkan

Suasana di kediaman Camilla Shawn tampak tegang. Dua orang wanita saling berdiri berhadapan dengan gesture tubuh siap menyerang. “Oh, ya? Katakan sekali lagi padaku, Allora, hidup siapa yang ingin kamu buat seperti di neraka? Hidupku? Siapa yang memulai semua ini? Jika kamu tidak menggoda suamiku yang bodoh ini, kita tidak akan mengalami semuanya!” Camilla membalas Allora tanpa ampun. Kedua wanita itu tidak peduli dengan dua pria yang sedang menatap mereka dan tampak bingung tak tahu harus berbuat apa. Allora tidak mau kalah, gadis itu kembali menyerang Camilla dengan kata-katanya yang tak kalah tajam. “Aku tidak menggodanya! Kamu yang membuat suamimu kecewa, Milla! Kamu tidak bisa mendapatkan anak laki-laki dan sekarang, kamu menyalahkanku karena aku sanggup memberikan apa yang diimpikan oleh suamimu! Di mana salahku?”“Apa salahku jika aku berusaha merebut kembali suamiku dan mempertahankan rumah tanggaku? Apa pun akan kulakukan saat itu, Allora! Kurasa suamimu juga akan melakukan
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 19. Max Dan Miller

"M-Max! Ap-, ...!"Seseorang yang ternyata Max itu kembali meninju wajah Miller sebelum pria itu sempat berdiri. "Eerrghhh! Shit! Max! Kamu gila!" Miller berpegangan pada sisi tembok dan merayap berdiri. Seperti seorang jagoan, Max menggerak-gerakkan jarinya meminta kembarannya itu untuk membalas serangannya. "Berdirilah! Balas aku! Balas aku, Miller!"Dengan tergopoh-gopoh, Miller melepaskan pegangannya pada dinding. Namun, belum juga dia berdiri dengan stabil, Max sudah memukulnya kembali. "Kamu ... Adalah ... Pria ... Paling ... Kubenci ... Di ... Seluruh ... Dunia ini! Kenapa kamu harus diselamatkan oleh istriku, Brengsek! Aargghh!" Max melayangkan pukulannya bertubi-tubi pada wajah Miller. Lebam-lebam yang baru saja memudar, kini, tercipta kembali berkat tangan saudara kembarnya. "Uhuk! Uhuk! Apa salahku, Max? Huh? Apa salahku!"Lelah memukul Max jatuh terhuyung di depan tubuh adiknya yang masih tergeletak. Dia tertawa. "Aku benci padamu! Aku berharap kamu mati, Miller! Lihat
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 20 Surat Kontrak

Hubungan persaudaraan antara Miller dan Max tampaknya sudah tidak dapat terselamatkan lagi. Berkat pengakuan Miller yang mengatakan kalau dia dan Camilla sudah menjalani hubungan resmi, kebencian Max terhadapnya semakin memuncak. Setiap kali mereka berpas-pas-an, yang mereka lakukan hanyalah berdecih dan saling menyenggol pundak. Hal ini membuat Allora dan Camilla bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Terutama Allora. "Ada apa denganmu dan Miller? Kenapa tiba-tiba kalian bermusuhan? Apa ada hubungannya dengan Camilla?""Tidak usah ikut campur! Ini urusan keluargaku!" Max menjawab istri barunya itu sambil lalu. Kening Allora mengeriut, lalu, dia mengejar Max dan berjalan di sisinya. "Lho? Aku juga keluargamu, Max! Begitu pula dengan Alex!"Max mengembuskan napasnya panjang. "Ya, Sayang. Kamu dan Alex memang keluargaku, tapi, tingkatan kalian berdua berbeda."Setelah itu, Max mengecup kening Allora untuk menenangkan gadis itu. Namun, Allora mencebik dan mulai mengambil k
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status