Semua Bab Gadis Kesayangan Suamiku : Bab 21 - Bab 30

54 Bab

Bab 21. Kabar

Demi menyenangkan sang gadis pujaan, Max pun menyetujui untuk menikah kontrak. Maka, dengan senang hati, Allora memamerkan berita itu kepada siapapun yang bersedia mendengarkannya. "Aduh, bulan ini aku akan menikah! Miller, hei, kamu tau, bulan ini aku akan menjadi istri Max. Senang sekali, bukan?"Miller mengangguk tak peduli. Ya, pria itu sudah tidak memikirkan apa pun tentang Allora. Isi kepalanya dipenuhi oleh Camilla saat ini. Maka, saat Miller mendengar kabar pernikahan Allora dan Max, pria itu mengeluarkan sebuah dokumen yang kemudian akan ditanda tangani oleh Allora. "Surat cerai. Mari kita akhiri hubungan ini,"Allora tersenyum dan dengan gayanya yang centil, dia mengambil alat tulis, dan membubuhkan tanda tangannya di secarik kertas itu. "Dengan senang hati, Sayang,""Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, Allora. Sampai beberapa minggu yang lalu, aku masih mencintaimu, tapi kemudian aku sadar, kamu tak pantas untuk aku cintai," ucap Miller dengan nada suram. Namun, Allora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 22. Merindu

Max tercengang mendengar kabar kehamilan Camilla. Hatinya yang sejak kemarin berbunga-bunga karena akan menikah, kini, berubah menjadi suram. Seakan-akan bunga itu gugur dan layu. "K-kamu hamil? Sejauh apa hubungan kalian sampai kamu bisa hamil, Milla?""Sejauh hubunganmu dengan Allora. Kamu sendiri mau menikah, kan, Max?" tuntut Camilla yang tiba-tiba saja merasa kesal. Max masih tak percaya. Pria itu mengulik telinganya bergantian kanan dan kiri, berharap ada kotoran telinga yang keluar dari sana, dan dia hanya salah dengar. "K-kamu y-yakin? Maksudku, kamu yakin kamu hamil, Milla?" Max kembali menanyakan kehamilan itu pada wanita yang sebentar lagi menjadi mantan istrinya itu. Camilla mengembuskan napasnya lelah dan kemudian memberikan alat uji kehamilan itu pada Max. "Untuk apa aku berbohong padamu, Max?"Max mengambil alat uji kehamilan itu dan kedua netranya terpaku pada dua garis biru yang ada di alat itu. "Tapi, kenapa, Milla?" Max masih belum yakin pada apa yang terjadi s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 23. Kejutan Makan Malam

"Apa maksudmu, Max? Membatalkan pernikahan? Apa alasanmu?" Allora menghujani Max dengan pertanyaan.Bagaimana mungkin seseorang berubah hanya dalam waktu dekat? Saat itu, Max tampak bersemangat sekali untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Allora, tetapi, sekarang?"Apa yang membuatmu berubah begitu cepat, Max? Maksudku-, ...," Allora berjalan mondar-mandir di hadapan Max sambil memijat pelipisnya. Max tertunduk. Pria itu juga tidak paham mengapa kata-kata itu terlontar dari mulutnya. "Maaf, Allora. Aku salah bicara. Aku sedang bingung,"Allora memicingkan kedua matanya dan menatap calon suaminya itu dengan curiga. "Camilla, kan? Ya, pasti dia!""Apa yang kamu katakan kepadanya? Kamu ingin kembali pada Camilla, begitu, Max? Aarrgghhh! Jawab aku!" Allora terus berteriak frustrasi. "Dia sedang mengandung anak Miller," kata Max dengan nada suara suram dan kelam. Cinta untuk Miller rasanya sudah sirna di hati Allora. Gadis itu terlihat sangat kesal mendengar kabar itu, tidak seperti M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 24. Menyusun Rencana

Camilla mengerenyitkan keningnya. Dia tak menyangka bahwa suaminya akan mengajak dia kembali. "Apa maksudmu, Max? Kamu mabuk?" Camilla bertanya dengan wajah heran dan menyentak tangannya. Seperti anak kecil yang takut ditinggalkan, Max mencari tangan Camilla, dan menggenggamnya kembali. "Aku sungguh-sungguh, Milla! Aku sedang tidak mabuk dan dalam keadaan sadar. Aku salah, aky siap salah! Maafkan perbuatanku dulu, Milla! Kumohon, maafkan aku,"Pria itu bersimpuh di hadapan Camilla sambil terus mencengkeram kedua pergelangan tangan istrinya. Namun, Camilla tak mengindahkan permohonan dari Max. "Apa-apaan kamu, Max! Aku tidak bisa dan jangan memohon padaku seperti itu! Kita sudah memiliki jalan dan pilihan masing-masing, jadi, ayo, kita fokus dengan itu saja!" Camilla berusaha mendorong tubuh Max supaya menjauh. Usaha terakhirnya membuahkan hasil. Max jatuh terjengkang ke belakang dan Camilla, tidak peduli dengan itu. "Aku minta maaf, Milla! Maafkan aku." Max terus-terusan memohon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 25. Peran Si Antagonis

Kedua manik mengilap saling menatap dalam kegelapan malam. "Apa yang kamu lakukan di tengah malam, Allora? Apa Alex tidak mencarimu?" tanya orang itu dalam bisikan. Gadis yang ternyata mengendap-endap itu terlihat gugup. "A-aku ... Ehem! Aku sedang ...,"Seseorang yang memergoki Allora itu menangkap botol cairan pembersih lantai yang dipegang oleh gadis itu. "Kamu mengepel malam-malam?"Dilihatnya lantai yang gemerlapan karena cairan pembersih lantai itu. "Apa yang kamu lakukan, Allora!"Dicengkeramnya tangan Allora kasar dan ditariknya untuk menemukan hulu dari aliran tersebut. Betapa kesal hati orang itu saat mengetahui sumber aliran itu bermuara dari depan kamar Camilla. "Kamu ingin membunuh wanita yang kucintai, Allora? Kenapa kamu berubah menjadi iblis seperti ini? Kamu berubah menjadi seseorang yang tidak lagi kukenal! Aku akan laporkan kamu ke polisi! Ikut aku!" Orang itu menyeret tangan Allora dengan kasar. Allora meringis ketakutan saat cengkeraman orang itu menguat pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

Bab 26. Si Pencuri Dengar

Detik itu juga, Camilla melayangkan tangannya ke wajah Max. "Kamu gila, Max! Jahat sekali ucapanmu itu!""Kenapa kamu memukulku? Pikirkan baik-baik, Milla! Kamu dan Miller belum terikat dalam komitmen apa pun, lalu, tiba-tiba, boom! Kamu hamil!" Max memeragakan kedua tangannya membentuk sebuah ledakan dahsyat. Camilla menggelengkan kepalanya. "Aku tidak habis pikir, kamu ke manakan hatimu, Max?"Wajah Max terlihat tampak keji. Tatapan tajam serta seringai lebarnya saat mengamati mantan istrinya itu membuat Camilla sedikit takut. Pria itu hanya mengubah bentuk tawanya menjadi sebuah dengusan. "Hatiku? Tentu saja ada di Allora dan putraku. Tapi, untuk saat ini, dengarkan aku, Milla! Jangan membangkang lagi!""Aku hàrus mendengarkan ocehanmu yang jahat itu? Sudahlah, Max, jangan kamu usik lagi! Aku sudah tidak ada waktu untuk mengurusimu!" Camilla beranjak dari ranjangnya, lalu, wanita itu membukakan pintu untuk Max agar segera keluar. "Aku mau istirahat! Selamat malam, Max."Malam har
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

Bab 27. Menyusun Skenario

"Wanita Gila itu mengendap-endap di depan ruangan ini, Milla! Aku rasa, kalian benar-benar harus segera keluar dari rumah ini!" tukas Dean. Wajah pria itu terlihat sangat gusar. "Tapi, aku belum rela menyerahkan segala yang ada di rumah ini kepada mereka "Camilla dan Miller saling berpandangan. Ayah Camilla itu pasti sedang berbicara tentang Allora. "Apa dia bisa mendengar percakapan kita, Ayah? Setauku ruangan ini kedap suara,"Dean menggelengkan kepalanya. "Tidak kedap suara dan dia -aku berani pastikan- mendengar segalanya. Aku tidak tau dia mendengarkan dari awal atau tidak,""Maafkan saya, Tuan. Bagaimanapun Allora adalah istri saya dan saya harus bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya." Miller tertunduk dengan perasaan bersalah yang menderanya. "Bukan salahmu! Fokusmu saat ini adalah menjaga putri dan calon cucuku. Apa kamu sanggup?" tanya Dean dengan tegas. Miller mengangguk mantap. "Sanggup, Tuan. Saya mempertaruhkan nyawa dan hidup saya jika terjadi sesuatu pada Ca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

Bab 28. Pendekatan Ugal-Ugalan

Camilla merasakan ada yang aneh beberapa hari belakangan ini pada Allora. Biasanya, dia menempel sekali dengan Max, seperti kertas yang merekat erat di sebuah buku gambar. Akan tetapi, beberapa hari ini, dia melihat Allora mengekori Miller. Bahkan, tak jarang gadis itu terlihat bercakap-cakap dengan pria yang akan dinikahinya itu. "Allora, bisa kita bicara?" tanya Camilla suatu hari. Gadis itu mengukir senyumnya dan dengan langkah riang gembira, dia mengikuti kakak iparnya itu. "Kamu hendak mengajakku ke mana, Milla?"Camilla masuk ke dalam mobil sportnya dan tak lama, mereka sudah berada di lautan keramaian. "Kita akan di dalam sini saja sampai obrolan kita selesai,""Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. Pertama, kenapa kamu tiba-tiba baik kepadaku? Begitu pula dengan Max. Yang kedua, akhir-akhir ini, aku sering melihatmu mendekati calon suamiku. Apa maksud perubahan sikap kalian yang mendadak ini?" Camilla bertanya panjang sambil terus fokus mengemudi. Tak disangka, Allora terk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Bab 29. Tamu Tak Diundang

Manik biru Miller terpancar dalam kegelapan seolah memeriksa gadis yang sedang memohon yang ada dihadapannya itu. Sedetik kemudian, dia mengeluarkan gelak tawanya. "Hahaha! Hentikan leluconmu, Allora! Aku tidak bisa meladeni kegilaanmu lebih lama lagi. Max sudah menunggumu dengan benderanya yang siap kamu kibarkan kembali.""Nah, selamat malam," ucap Miller melambaikan tangannya.Namun, Allora menahan pergelangan tangan bekas suaminya itu. "Miller, pikirkan baik-baik permintaanku. Kumohon,"Miller menyentak tangan kecil itu dan menggelengkan kepalanya. Tidak ada dalam benak pria itu untuk menerima kembali cinta gadis yang pernah ada dihatinya tersebut. Malam berganti dengan pagi. Dinginnya bulan setengah itu berganti dengan hangatnya sinar mentari dsn membangunkan sepasang suami istri yang tertidur sambil berpelukan erat. Sang wanita terbangun lebih dulu dan mengerjapkan kedua matanya. Dengan lembut dia mengecup kening calon suami resminya. "Selamat pagi, Sayang,"Jemarinya menyelu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

Bab 30. Pindah

Setelah acara pernikahan yang cukup mengejutkan semua orang itu, keadaan rumah Camilla menjadi ramai. "Kenapa kamu tetap pindah, Miller? Aku sudah menikah dan kita bisa ... Kamu tau maksudku, kan?" Allora bertanya pada pria yang sedang sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar. Pria itu tidak mengindahkan ucapan Allora. Dia tetap melanjutkan aktivitasnya seolah Allora sebuah alunan musik yang menemani kesibukannya malam itu. "Hei, Miller! Jawab aku! Aku ingin bersamamu dan aku menyesal karena aku menikahi saudara kembarmu! Miller, hei!" Allora terus mengoceh tanpa henti. Malam itu, Camilla mengungkapkan keinginan mereka untuk pindah kepada pelayan di rumah itu. Sayangnya, Allora mendengar apa yang kakak iparnya itu katakan. Gadis itu menunggu sampai Camilla tertidur dan menghampiri Miller di kamar bawah. Dia terus meminta mantan suaminya itu untuk kembali padanya. "Miller, aku rindu padamu. Kumohon, kembalilah padaku!" pinta Allora dalam usahanya yang terakhir. Akhirnya, Mi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status