Home / Pernikahan / Gadis Kesayangan Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gadis Kesayangan Suamiku : Chapter 41 - Chapter 50

54 Chapters

Bab 41. Sweet Revange

Penyangkalan, penolakan, serta tak percaya. Itulah yang dirasakan oleh Camilla. Rumah tangganya kembali hancur oleh karena gadis yang sama. Camilla bukanlah sosok wanita yang memiliki banyak teman. Begitu dia menikah, dia akan benar-benar mengabdikan hidupnya pada sang suami. Kini, dia tak tahu ke mana harus membagi ceritanya. Namun, tiba-tiba terlintas nama Aaron Emerson di benaknya. "Maafkan aku karena mengganggu istirahatmu," ucap Camilla sungkan. Aaron menyeringai lebar. Dia menggelengkan kepalanya. "Tak masalah. Itu tandanya, kamu sudah percaya padaku dan aku merasa sukses menjadi konsultan kamu.""Tapi, kenapa kamu ingin bertemu denganku? Apa ada yang ingin kamu ceritakan?" Aaron bertanya sambil mengambil seraup kacang dari sebuah piring datar. Sejujurnya, Camilla sedikit ragu untuk menceritakan apa yang terjadi di hidupnya. Dia menggigit bibirnya, lalu, tersenyum. "Tidak apa-apa. Aku tidak ingin sendiri malam ini."Ingatan wanita itu terlempar saat pertama kali dia dan Mi
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 42. Adu Kuat

"Siapa Gadis Jalang itu, huh? Pemuas nafsumu yang baru?" Allora bertanya dengan pedas pada Max saat pria itu kembali ke rumah malam harinya. Max berlalu dengan santai, seakan tidak mendengar pertanyaan dari istrinya. Sikap Max yang cuek itu membuat Allora semakin kesal. Dia menghadang langkah pria berstatus suaminya. "Jawab aku, Max!""Aku rasa aku tidak perlu memberikanmu jawaban. Kamu sudah tau jawabannya, kan?" jawab Max kalem. Gigi Allora menggeletuk, menahan emosi. "Eergghh! Max! Kenapa kamu lakukan itu padaku? Apa kurangnya aku?""Aku lakukan segalanya untukmu, untuk Alex, dan untuk kita! Tapi, kenapa kamu mengkhianatiku? Tega sekali!" Air mata Allora jatuh tanpa diperintah. Sakit! Itulah yang dirasakan oleh ibu muda tersebut. Tak pernah terpikirkan olehnya kalau Max akan tega berselingkuh darinya. Diserang seperti itu, Max hanya menggelengkan kepala dan masuk ke dalam kamar. Lagi-lagi, Allora menghadangnya. "Jawab aku, Max! Kenapa kamu sampai hati berpaling dariku?""Di m
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 43. Di Luar Skenario

"Aarrgghhh! Gladys Knight! Siapa gadis itu sampai membuat Max tergila-gila padanya! Ooh, aku benci sekali padanya!"Allora mengepalkan kedua tangannya dan berteriak dengan geram. "Ergh! Aku kesal sekali!""Siapa yang sudah membuat Gadisku kesal?" Seorang pria tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mengecup ceruk lehernya. Allora terdiam. Gadis itu pun merasa aneh, mengapa dia kesal? Saat ini, dia punya dua orang pria yang menggilainya, kenapa harus Max?"Aku tadi mendengar teriakanmu dan kamu menyebut nama seseorang dan nama Max. Apa aku salah dengar?" tanya pria itu lagi. Gadis itu tersenyum gugup. "B-begitukah? Ah ... Hahaha! Kamu pasti salah dengar, Sayang."Seakan tak peduli, laki-laki itu terus saja melanjutkan kesibukannya. Bermain-main dengan area sensitif Allora. Walaupun demikian, Allora tidak pernah bosan dengan aktivitas terlarangnya itu. "Dominic, buatlah jejak di sepanjang tubuhku!" Segera saja gadis itu membuka handuk mandinya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang m
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 44. Percakapan Dua Wanita

Suasana di rumah itu hening, hanya terdengar isak tangis dari seorang wanita di ruangan yang berbeda. "Aku tidak mau bercerai dan sampai kapan pun, aku tidak mau berpisah darimu!" tukas Allora panas. Hatinya terasa panas saat Max mengungkapkan keinginannya untuk bercerai darinya. Dunia gadis itu seakan runtuh dan entah mengapa, dia merasa sakit karena ucapan suaminya tersebut. Butiran bening yang berasal dari kesesakan di hatinya bergulir cepat. "Max, apa kamu mendengarkan permintaanku?""Entahlah, Allora! Hatiku sudah mati untukmu. Aku lelah. Kamu sudah menghancurkan hidupku dan sku tidak mau kamu menghancurkan hidupku lagi untuk kedua kalinya." Wajah Max tampak dingin, begitu pula suaranya. Allora seakan tertampar oleh pernyataan Max itu. Dari dulu, dia merasa Max-lah yang mendekati dia lebih dulu. "Fitnah! Tuduhanmu itu tanpa landasan, Max! Sejak awal, kamulah yang menggodaku! Camilla tidak bisa memiliki anak laki-laki dan seratus persen hatimu, kamu berikan padaku!" protes g
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 45. Pertemuan

Beberapa waktu yang lalu, di saat Allora sedang asik bermadu kasih dengan Dominic Cortez, Max sedang pusing memikirkan perusahaannya yang berada di ujung tanduk. "Bagaimana, Jake? Apa sudah ada yang menghubungi?" tanya Max kepada salah satu karyawan terbaiknya. Jake menggeleng lemah. "Belum ada, Tuan. Padahal semua proposal sudah saya sebar ke beberapa perusahaan besar."Max memejamkan mata sesaat. Kepalanya seakan meledak karena persoalan yang bertumpuk-tumpuk ini. Tak pernah terlintas dalam bayangan pria itu jika Dean akan tega mengubah kepemilikan saham. "Aarrgghh! Sial!""Bagaimana, Tuan? Apakah kita akan ...?" Jake bertanya dengan takut. Semua karyawan yang ada di dekat Max memandanginya. Nasib mereka kini ada di tangannya. "Tenang saja! Aku tidak akan membiarkan perusahaan ini hancur! Kita pasti punya jalan keluar!" Max memberikan semangat kepada para karyawannya tersebut. Walaupun rasanya mustahil, tetapi, dia tidak akan membiarkan mimpinya tenggelam begitu saja. Saat itu
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 46. Variabel Acak

Selama beberapa hari, Allora terus mencari tahu tentang siapa itu Gladys Knight. Menurut Allora, Gladys adalah sosok yang misterius dan sulit sekali mendapatkan informasi tentang dirinya."Huft! Ke mana lagi aku harus mencari tentang Gladys Knight yang sombong itu!" keluh Allora suatu hari. Biasanya, jika dia sedang banyak pikiran, dia akan pergi menemui Dominic. Walaupun hanya bercinta, tetapi, pria itu sanggup membuat aktivitas itu menjadi menyenangkan. Namun, hari itu dia tidak ingin bersama dengan tuan Cortez. "Aarrgghh! Kepalaku pusing!""Kalau dia hanya ingin membantu Max, mengapa dia mau berhubungan dengan Max? Pasti ada sesuatu yang dia inginkan, kan?" Allora memiringkan kepalanya. Tak lama, gadis itu kembali mengerang sambil memijat pelipisnya. "Arrghh! Sialan!"Lama dia duduk terdiam dengan hanya ditemani oleh sebatang rokok yang menyala. "Aku butuh teman!"Sudah lama, dia tidak mendengar kabar dari Miller. Yang dia tahu, Miller dan Camilla sedang berlibur satu bulan lama
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bab 47. Hal Yang Disembunyikan

"Max, kita perlu bicara! Aku akan ke kantormu hari ini. Ayo, kita bertemu!" Allora menulis pesan kepada Max pagi hari itu. Setelah mendengar penjelasan dari Dominic Cortez tentang sekretaris pribadinya suaminya yang baru, Gladys Knight, Allora pun memutuskan untuk pergi menemui Max. Mungkinkah Max tidak tahu tentang Gladys Knight? Tidak mungkin Max tidak mencari tahu! Benak Allora menjadi lebih berisik dari sebelumnya. Tanpa menunggu balasan dari Max, gadis itu segera pergi ke perusahaan suaminya itu. Sebelum pergi, Dominic sempat mengatakan sesuatu yang menambah beban pikiran Allora. "Kamu cemburu? Hehehe, kupikir kamu tidak punya hati, Sayang, tapi, ternyata aku salah." Dominic terkekeh. Saat itu, Allora hanya terdiam tanpa benar-benar mendengarkan kelakar dari pria bertubuh kekar itu. Diamnya Allora menjadi pertanda kalau ucapan Dominic mengandung kebenaran."Aku tidak tau apakah aku mencintai dia atau tidak! Tapi, aku tidak suka dengan kedekatan mereka!" Allora bermonolog d
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Bab 48. Genderang Sumpah

Desir semilir angin hangat menerpa lembut wajah seorang wanita yang tengah berjemur pagi hari itu. "Tenang sekali di sini. Rasanya aku tidak ingin pulang." Wanita itu terdengar berbicara dengan seorang pria. Pria itu tertawa. ("Hahaha! Apa kamu tidak ingin membagi pengalamanmu selama di sana?")"Aku sudah mengirimkan beberapa foto serta laporan kalau aku terus meminum obatku dengan baik," balas wanita itu dengan suaranya yang riang. Tak lama, datang seorang pria yang lain membawakan sehelai handuk serta segelas jus jeruk untuknya. "Asik sekali. Dengan siapa kamu berbicara, Milla?" tanya pria itu. Wanita itu menjawab tanpa suara. Bibirnya membentuk sebuah kata yang sulit dipahami oleh pria yang sedang bersamanya itu. "Hei, nanti akan kukabari lagi. See you when we meet again, Aaron." Wanita itu meletakkan ponselnya dan menyeruput jus jeruk yang dibawakan oleh pria yang kini duduk di sampingnya itu. "Cih! Itu doktermu atau kekasihmu?" Pria itu mencebik sembari menyugar rambutnya
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Bab 49. Nyaris Saja!

Di saat hati Camilla carut marut, hati Allora justru sedang merindu. Gadis itu membutuhkan sosok pria yang dapat dia jadikan sebagai tempat bertumpu. Tidak seperti Dominic, yang hanya menjadikannya sebagai pemuas nafsu belaka. "Kapan kamu kembali, Max? Aku ingin bicara padamu. Aku sudah menunggumu di rumah kita." Allora menulis pesan singkat pada suaminya yang tak kunjung membalas. Setelah setengah hari berada di ruangan petugas keamanan, Allora menyerah. Dia kembali ke rumah dan memutuskan untuk menunggu Max di sana. Hatinya melonjak senang, saat dia mendengarkan suara mesin halus dari sebuah kendaraan. "Itu Max! Max! Max!"Gadis itu berlarian menyambut kedatangan suaminya. "Max, akhirnya kamu pulang juga!""Apa kamu tau aku sedang ada rapat penting? Apa kamu tau kalau semua pesan, telepon, dan kedatanganmu sungguh mengganggu dan membuatku tidak nyaman?" tanya Max bertubi-tubi. Allora memberengut. "Hei, ada apa denganmu, Max? Kamu bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk bicar
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Bab 50. Papa?

"Aku ingin kembali!" ucap seorang pria saat menemui seorang wanita yang sedang berjemur di tepi kolam renang sebuah hotel bintang lima. Wanita itu melepaskan kacamata hitamnya dan menatap pria yang berdiri sambil berkacak pinggang. "Why?"Pria itu menghela napas dan menjawab dengan nada gusar, "Oh, come on, Milla! Kita tidak mungkin satu bulan berada di sini hanya untuk sibuk masing-masing, kan?""Lalu? Toh, kita tetap bisa di sini, Miller! Apa alasanmu ingin kembali?" Wanita bernama Camilla itu mendesak supaya sang pria untuk tetap tinggal. Suara riak kolam renang serta cicit burung seakan menenggelamkan mereka berdua ke dalam pikiran masing-masing. Miller memandang kosong pada kolam renang. Tak lama, dia mengembuskan napasnya. "Kenapa kamu menahan kepergianku?""Aku tau ke mana kamu akan pulang dan aku tidak mau kamu pulang padanya." Camilla menjawab pertanyaan itu dengan datar. Dugaan Camilla memang benar. Miller akan kembali pada gadis yang pernah dinikahinya. "Karena kamu mas
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status