"Satya mana, Kak?" "Sebentar lagi datang, tadi dibawa Moris. Pegawai baru di butik, yatim-piatu yang tidak lagi sekolah. Kakak berencana mau nyekolahin dia, sekalian kuliah," jawab Arini menuju meja makan. "Ma sya Allah, Kak. Kakak baik banget." "Biasa aja. Berlian abis lulus nyambung ke mana?" tanyanya dengan nada biasa. "Pengennya kuliah, Kak. Tapi, belum izin ke abang." Berlian memperhatikan gerak-gerik Arini. Pagi ini terlihat normal. Walau sorot matanya terlihat jelas datar--luka dalam yang sukar terdeteksi. {Apakah hari ini ada jadwal Kak Arini kontrol, Bang} Berlian mengirim pesan pada Burhan. {Siang nanti kakak cek up, abang udah call sama Psikolog Morela. Dia tidak akan tau dibawa ke psikolog. Morela memberi keterangan asam lambung pada cek up lalu. Jangan sampai ketauan. Ingat, Ber!} {Siap, Bang} "Kamu chatingan sama siapa, sama pacar?" tanya Arini mendadak duduk tepat di samping Berlian. "Eh, eng ... enggak, Kak. Berlian belom punya pacar," jawab Berlian grogi mema
Last Updated : 2022-10-07 Read more