Semua Bab Kepentok Cinta Om Cupu: Bab 41 - Bab 50

51 Bab

Part 41 Sikap aneh Danu

Tatapan Danu masih tak berubah sedikitpun dari wajah Melly yang masih tertawa tanpa beban. Alih-alih ingin menyapa lebih dulu, pria itu hanya diam terpaku dengan ekspresi yang sulit diartikan. Menatap dalam keceriaan gadis bergaris rahang sama dengannya. Terlalu banyak kalimat berdesakkan di kepala Danu, namun tak ada satupun kata yang meluncur dari mulutnya. Danu hanya ingin melihat jejak kesedihan di sana, tapi sialnya selama mata itu memandang tidak sedetikpun Danu menemukan apa yang ia cari, dan nyatanya hanya melihat langsung senyum gadis itu saja rasanya Danu sudah bisa melupakan dunianya. "Kalian belum tidur?" Zoya menyapa lebih dulu, sehingga mengejutkan kedua sahabatnya yang masih asyik dengan ponsel di tangan masing-masing."Eh Zo.. Baru pulang?" Melly mendongak, dan betapa terkejutnya dia begitu tahu mendapat tatapan serius dari Danu. "Om," sapanya kikuk."Iya, tadinya kita mau menginap saja mengingat perjalanan ke panti cukup jauh, tapi om Tony kasih kabar kalau besok pag
Baca selengkapnya

Part 42 Rasa candu

Definisi cinta mungkin sebagian besar pasangan menganggap penting dalam keberlangsungan suatu hubungan, namun nyatanya itu tidak berlaku bagi Zoya. Karena baginya saat Danu meminta haknya sebagai suami maka saat itu juga dirinya harus menyiapkan diri, tidak ada penolakan. Selain sebagai bentuk tanggung jawab, nyatanya sensasi luar biasa yang berhasil Danu ciptakan selalu membuatnya candu. Zoya tidak munafik, dia juga selalu menikmati setiap sentuhan Danu yang kini semakin liar di ranjang. "Eght.." Lenguhan lembut terdengar menggelitik telinga saat Danu memilin bergantian gundukan kembar berlapis kain tipis. Walaupun berukuran pas di telapak tangan, tapi begitu tahu bagian ujung bukit sudah mengeras, darah Danu semakin berdesir panas. 'Haha.. Agresif juga dia.' dan siapa sangka, dibalik lenguhan itu ada hati yang bersorak girang karena merasa mangsa telah memakan umpan yang sudah disiapkan. Zoya merasa uji cobanya membuahkan hasil nyata. Jika di awal pernikahan wanita itu sempat
Baca selengkapnya

Part 43 Kafe yang sama

Ketiganya sudah siap dengan outfit masing-masing, dengan gaya sederhana mereka, ketiga gadis itu masih tetap menawan tak terkecuali Zoya. Menjadi istri dari pengusaha muda yang terbilang sukses dan sedang berada dipuncak kejayaan tak lantas membuat dirinya ingin merubah penampilan menjadi lebih glamor. Zoya tetap seperti gadis beberapa bulan yang lalu ketika ia masih menjadi buruh cuci dengan kedua sahabatnya, sederhana dan apa adanya. "Zo, sebenarnya ada apa sih? Sepertinya serius sekali, dan lagi semalam om Danu bener-bener aneh. Apa jangan-jangan dia nggak suka aku ikut tinggal di rumahnya ya?" terlihat jelas kekhawatiran di wajah Melly yang duduk bersisian dengan Zoya di kursi belakang. Kini ketiganya sudah berada di dalam taksi menuju kafe, sebenarnya Danu sudah menyiapkan mobil dan juga supir pribadi. Tapi Zoya bersikeras ingin naik taksi, karena merindukan masa-masa kebersamaan mereka seperti dulu."Iya Zo, aku juga merasakan hal yang sama dengan Mel-mel." Vina yang duduk d
Baca selengkapnya

Part 44 Gelang itu

"Kenapa aku lihatnya beda," lirih Vina"Akupun merasakan hal yang sama," sahut Melly."Abang," gumam Zoya tidak dapat menutupi keterkejutannya melihat sosok yang kini sudah berdiri tegak di hadapannya dengan kedua tangan berada di dalam saku celana."Abang." ulangnya lagi ingin memastikan jika pria yang tersenyum sejuta watt padanya itu benar-benar suaminya."Maaf membuat kalian lama menunggu." Danu dengan penuh percaya diri berdiri di hadapan ketiga gadis yang masih menatap heran dirinya."Beneran itu om Danu, Mel?" Vina kembali berbisik pada Melly yang juga ikut tertegun melihat perubahan pria yang selalu mereka tertawakan karena penampilannya yang cupu dan terkesan jadul. Tapi kini sudah bertransformasi layaknya aktor bollywood, tampan, gagah, dan berkharisma. Kemana perginya penampilan cupu yang selama ini selalu identik dengan pria itu? Bahkan rambut klimis yang dulu Zoya yakini bisa menjatuhkan seekor lalat pun sirna entah kemana. Sebab yang kini mereka lihat rambut undercut deng
Baca selengkapnya

Part 45 Melly itu Chika

Danu langsung merengkuh tubuh bergetar Melly, tanpa mengucap sepatah katapun sebelumnya. Karena rasanya bibir pria itu kaku, dan semua yang ingin diucapkan tertahan di tenggorokan."Ini sungguh nyata? Aku bisa bertemu keluargaku," gumam Melly."Iya sayang, ini abangmu yang sudah seperti orang gila karena gagal menemukanmu sampai selama ini. Maafkan abang." ada rasa yang sulit Danu jelaskan, rasa bahagia juga sesal yang membaur menjadi satu."Hiks hiks…." Melly tidak lagi bisa berkata-kata, ia hanya semakin terisak begitu mengingat ternyata keluarga yang ia cari selama ini telah hidup bersamanya selama beberapa bulan terakhir."Zo.. Ini sungguhan?" rupanya tidak hanya Melly yang terkejut, Vina juga sampai melongo mengetahui kebenarannya yang baru saja di ketahui."Iya Vin, Melly atau Chika memang orang yang sama," jelas Zoya ikut terharu melihat momen mengharukan di depannya."Syukurlah.. Aku ikut bahagia untuk ini," lirih Vina. Sebagai seorang sahabat yang sama-sama dibesarkan tan
Baca selengkapnya

Part 46 ikut bahagia

Mereka langsung berlari tergopoh menuju dapur, khawatir sesuatu terjadi dengan kedua wanita yang sebelumnya masuk ke tempat itu lebih dulu."Ada apa bu!" seru Danu terengah, namun seketika langkahnya membeku begitu melihat Lisa dan Melly tengah bersimpuh di atas lantai dengan tubuh saling berpelukan."Bu.." panggil Danu setelah dirinya berdiri cukup lama."Dia memang adikmu nak," ucap Lisa di sela tangisnya."Dia memang Chika," sambung Lisa semakin mengeratkan dekapannya pada Melly yang juga ikut terisak. Danu, Zoya juga Vina yang berdiri kaku akhirnya bisa bernafas lega. Melihat Danu mendekati keduanya, Zoya memilih pergi membiarkan keluarga itu meluapkan kerinduan mereka.***"Aku ikut bahagia untuk kebahagiaan Melly, tapi sekarang aku bingung harus memanggil dia apa?" Zoya menoleh dan tersenyum begitu melihat Vina ternyata menyusulnya."Mungkin aku akan tetap memanggilnya Mel-Mel, lidahku sudah terbiasa begitu." "Heem, mungkin aku pun sama.""Gak nyangka ya ternyata sahabat k
Baca selengkapnya

Part 47 Penolong sesungguhnya

"Kalian dari mana?" tanya Danu yang baru duduk di sofa kembali bangkit begitu melihat Zoya datang diikuti Vina di belakangnya."Dari kolam bang," jawab Zoya begitu sudah berdiri di hadapan Danu."Terima kasih, karena kamu abang bisa berkumpul lagi dengan Chika." sepertinya kali ini Zoya sudah mulai terbiasa saat Danu tiba-tiba memeluknya, hanya saja dia merasa canggung karena disana masih ada Lisa dan yang lain."I-iya bang.""Mel selamat ya, akhirnya kamu bisa bertemu ibu kandungmu." Vina memilih mendekati Melly dan duduk disampingnya."Makasih ya Vin, ini juga berkat kalian berdua." Tepat seperti yang Zoya katakan, Melly pun melakukan hal yang sama dengan Vina, dia langsung memeluk haru Vina yang awalnya enggan melakukannya lebih dulu."Terima kasih.."Hanya kalimat itu yang bisa Melly ucapkan dibalik punggung Vin, ia merasa kebahagiaan yang tengah dirasa saat itu begitu luar biasa sampai rasanya tidak cukup hanya dengan untaian kalimat."Sama-sama Mel," lirih Vina.Sebagai seorang
Baca selengkapnya

Part 48 Ikut ke kantor

"Jadi yang menemukan Melly ibu Mala, Zo?""Iya Vin," jawab Zoya lirih begitu nama wanita yang paling ia rindukan kembali disebut."Bukannya Mala mendiang ibumu sayang?" Lisa menyela ketika teringat nama itu tertulis di akta kelahiran Zoya yang dia baca sebelum hari pernikahan putranya dengan gadis itu."Iya bu," jawab Zoya memaksakan diri untuk tersenyum."Ya Allah, ibu berhutang jasa padanya. Beliau orang baik, semoga surga tempatnya.""Amin," ucap mereka serentak.Zoya kembali tersenyum menyadari tangan Danu merangkul pinggangnya dan menarik pelan sehingga tubuh mereka merapat sempurna. "Terima kasih," lirih Zoya walaupun jika ditanya untuk apa, dia sendiri pun tidak tahu. Hanya saja tidak tahu kenapa mulutnya ingin sekali mengucapkan kalimat itu."Abang yang seharusnya berterima kasih padamu juga ibu mertua sayang," bisik Danu tanpa canggung dan malu sedikitpun langsung menempelkan bibir keduanya."Abang ih, malu tau!" Zoya mendengus seraya mendorong pelan dada Danu agar menjauh.
Baca selengkapnya

Part 49 Jealous

"Pagi Pak.. Selamat datang Ibu."Zoya tersenyum canggung begitu hendak memasuki ruangan, mereka disambut sapaan lembut seorang wanita cantik."Terima kasih nyonya," balas Zoya tak kalah rama yang justru disertai anggukan kepala, dan itu sukses menarik perhatian Danu."Kenapa memanggilnya nyonya," tegas Danu melirik wanita yang berdiri kaku di balik meja."Haiiss tidak apa-apa.. Abang lihat! Nyonya ini cantik sekali, pakaiannya juga sangat rapi. Jelas dia bukan wanita sembarangan," bisik Zoya di ujung kalimat seraya terus menatap kagum sosok di depannya. Tanpa ia sadari jika tindakannya itu sukses membuat Danu menghela nafas dalam.'Mau heran, tapi ini istriku.' Batin Danu.'Cantik sekali nyonya ini, sesama perempuan saja aku kagum melihat kecantikannya. Apalagi para pria?' Batin Zoya yang masih menikmati keindahan di depannya, sehingga membuat objek merasa tidak nyaman karena mendapat tatapan kagum dari wanita yang jelas-jelas dia tahu apa statusnya."Ma-maaf Ibu Zoya, anda tidak perlu
Baca selengkapnya

Part 50 Menuju healing

"Kamu kenapa, bosan?" Walaupun tatapannya fokus ke layar laptop, tapi Danu tahu jika istrinya tidak sesemangat tadi ketika berangkat."Kemarin sebelum Abang berpenampilan seperti ini, bagaimana sikap wanita tadi?" "Ayu, maksudmu?""Ish menyebalkan, kenapa kembali menyebutnya Ayu!""Ya.. Karena memang itu namanya, lalu Abang harus memanggilnya apa? Sekretarisku, begitu?" Meski heran dengan sikap aneh Zoya, namun Danu tetap berusaha menyikapi dengan tenang. Zoya hanya diam tidak lagi menanggapi penjelasan suaminya, ia juga tidak paham kenapa hari itu begitu sensitif. Ada apa sebenarnya dengannya, apa mungkin akan kedatangan tamu bulanan yang membuatnya uring-uringan tidak jelas? Zoya simpan sendiri pertanyaan itu dalam hati, sebab apa yang dirasakan hari itu pertama kali ia rasakan.Bersikap acuh dan mengabaikannya mungkin lebih baik, pikirnya."Abang pikir dengan mengajakmu ke kantor akan lebih baik." Danu akhirnya bangkit dan duduk disamping Zoya."Abang kenapa melarangku ikut ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status