/ Romansa / Teror Mantan / 챕터 81 - 챕터 90

Teror Mantan의 모든 챕터: 챕터 81 - 챕터 90

100 챕터

Permintaan Sinta

“Ya, memang seharusnya begitu, Pak Kepala Sekolah. Kasus Ezra ini sudah termasuk tindakan kriminal. Di usia dia yang seharusnya digunakan untuk belajar dan menjadi teladan, kenapa dia malah melakukan tindakan sekejam itu?” ujar Sinta dengan nada marah, meskipun berusaha mengendalikan emosinya. “Apalagi dia adalah ketua OSIS di SMA Harapan ini. Bukankah itu membuat segalanya semakin buruk? Bagaimana bisa seorang pemimpin siswa melakukan hal seperti ini?”Kepala sekolah mengangguk pelan, raut wajahnya penuh rasa bersalah. “Kami sangat menyesal atas apa yang terjadi, Bu Sinta. Mungkin Ezra khilaf hingga melakukan perbuatan tersebut. Tapi kami pastikan, sebagai pihak sekolah, kami akan mengambil langkah tegas. Ezra akan dikeluarkan dari sekolah ini,” katanya tegas.Ia melanjutkan, “Untuk Laura, kami ingin memastikan dia tahu bahwa dia adalah korban dan tidak bersalah dalam situasi ini. Kami akan memberikan dukungan penuh untuk membantunya kembali bersekolah di sini, jika itu menjadi keput
last update최신 업데이트 : 2025-03-07
더 보기

Kabar Baik

Setelah Bu Arsy pergi lebih dulu, suasana di ruang kepala sekolah terasa lebih tenang, meskipun beban suasana masih terasa menggantung. Kini hanya ada Sinta, kepala sekolah, dan beberapa guru yang tetap duduk di tempat mereka masing-masing.Kepala sekolah akhirnya membuka suara, memecah keheningan. "Bu Sinta, saya tahu ini bukan situasi yang mudah, baik untuk Anda maupun untuk sekolah. Kami benar-benar menyesalkan apa yang terjadi, dan kami akan memastikan bahwa tidak ada lagi kejadian seperti ini di masa depan."Sinta mengangguk pelan, meskipun raut wajahnya masih terlihat tegang. "Apa yang saya inginkan hanyalah keadilan untuk Laura. Anak saya sudah menderita cukup banyak. Dan saya ingin memastikan bahwa Ezra mendapatkan hukuman yang setimpal. Jika sekolah bisa membantu proses ini, saya akan sangat menghargainya."Salah satu guru, Bu Endang, yang sebelumnya ikut berbicara, menatap Sinta dengan sorot mata penuh pengertian. "Bu Sinta, kami juga akan berusaha membantu Laura. Jika dia i
last update최신 업데이트 : 2025-03-07
더 보기

Ayah Bianca

Di ruangan sempit berukuran 3x3 itu, Bianca duduk tertunduk, meskipun sorot matanya tetap tajam dan penuh sinis. Di depannya, Daniel, ayahnya, duduk dengan wajah lelah dan frustrasi. Ia menatap putrinya dengan campuran kecewa dan marah yang sulit ia sembunyikan. "Kenapa sih, Bi? Kamu selalu susah dibilangin," ucap Daniel dengan nada penuh penyesalan. "Andai sejak awal kamu pilih ikut Papi ke luar negeri, kamu nggak bakal ada di sini sekarang." Bianca mendongak sedikit, bibirnya tersenyum dingin. "Dan hidup jadi boneka Papi di sana? Maaf, nggak tertarik," balasnya dengan nada sarkastik, meski suaranya terdengar lemah. Daniel mengusap wajahnya dengan kedua tangan, mencoba menahan amarah. "Bianca, ini bukan soal kontrol atau apa yang kamu pikirkan. Ini soal masa depanmu. Kalau kamu dengar dari dulu, hidupmu nggak akan berantakan seperti ini!" Bianca menghela napas panjang, lalu membuang pandangannya ke dinding. "Berantakan? Hidupku berantakan karena aku yang pilih jalanku sendiri, b
last update최신 업데이트 : 2025-03-08
더 보기

Alasan Ezra

Setelah perbincangan selesai, Burhan pamit. Ada pekerjaan di sekolah yang harus ia selesaikan, sementara Daniel tetap tinggal di kantor polisi. Masih ada seseorang yang harus ia temui—seseorang yang mungkin bisa memberinya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus menghantuinya.Daniel kini berada di ruang interogasi, duduk berhadapan dengan Ezra, seorang remaja yang tertangkap karena membantu Bianca, putri Daniel, dalam aksi kejahatan yang mencoreng nama keluarganya sekaligus membuatnya bingung.Daniel menatap Ezra dengan tatapan tajam, mencoba menembus lapisan kebingungan dan rasa bersalah yang terlihat di wajah anak itu. Ada sesuatu yang mengganjal pikirannya—apa alasan Ezra mau terlibat dalam kekacauan ini?“Aku nggak habis pikir, Ezra,” suara Daniel terdengar dingin dan tegas. “Kenapa kau mau membantu putriku melakukan hal seburuk itu? Kau tahu apa akibatnya, kan?”Ezra menunduk, kedua tangannya saling meremas dengan gelisah. Suaranya terdengar pelan, hampir seperti bisikan.
last update최신 업데이트 : 2025-03-11
더 보기

Niat Alex

Hari ini hari Sabtu, dan sekolah sedang libur. Dua hari yang lalu, aku menemukan sebuah akun yang membongkar kejahatan Ezra dan Bianca. Rasa penasaran membuatku meminta Papa untuk melacak siapa pemilik akun itu, tetapi sampai sekarang belum ada kabar darinya.Jam menunjukkan pukul 8 pagi, tapi aku masih duduk di atas ranjang, membiarkan pikiranku melayang. Aku memandang keluar jendela, menatap matahari yang seolah-olah sudah menunggu hari dimulai. Kemarin, aku sempat mendengar bahwa Laura menemui psikiater—meminta bantuan agar ia siap untuk berbicara dengan pengacara. Sudah dua hari aku sibuk hingga tak sempat menemui Laura. Namun, hari ini aku berencana mengajaknya ke pantai. Mungkin udara segar dan suara ombak bisa membantunya merasa lebih baik.“Papa nggak berangkat kerja?” tanyaku heran.Tok tok tok, suara ketukan pintu menghentikan langkahku yang hendak menuju kamar mandi.“Lex, kamu udah bangun?” suara Papa terdengar sambil membuka pintu kamar.“Kenapa, Pa?” tanyaku sambil berba
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

Pantai Alex dan Laura

“Ayo dong, Ra, kita jalan-jalan. Lo mau ke mana aja, terserah, asal lo pergi bareng gue,” ucap Alex memohon, wajahnya sedikit memelas.“Gue bosen banget nih hari ini,” lanjutnya, mencoba menarik simpati Laura yang masih diam di balik pintu. "Kita makan, yuk! Kamu kan doyan yang pedes-pedes. Mau pilih apa nih? Seblak, bakso rame, rujak, atau telur gulung? Hmm... atau kalau lagi pengen yang manis, es krim juga enak. Jadi, pilih yang mana, Ra?""Buka pintunya, dong, Ra!""Lo nggak kasihan sama gue, nih? Gue rela bangun pagi-pagi demi jalan-jalan sama lo," rengek Alex dari balik pintu."Kita ke pantai, yuk, Ra, naik jetski! Lo kan dari dulu pengen naik jetski. Mumpung bunda lo nggak ada di rumah hari ini," ujar Alex dengan nada menggoda.Detik demi detik berlalu, tapi tidak ada sahutan dari dalam sana. Alex menghela napas panjang, merasa usahanya sia-sia. "Yaudah, kalau lo nggak mau, gue pergi sendiri aja," ucapnya dengan nada pasrah sambil melangkah pergi.KlikPintu tiba-tiba terbuka.
last update최신 업데이트 : 2025-03-13
더 보기

Pantai

Setelah berjalan menyusuri pantai, mereka menemukan sebuah warung kecil yang menjual makanan laut. Aroma ikan bakar dan sambal terasi langsung menggoda perut mereka yang mulai keroncongan."Makan di sini aja, Lex. Murah meriah, tapi enak," kata Laura sambil menarik Alex masuk ke warung.Alex mengangguk setuju. "Oke, tapi lo yang pesen. Gue takut kalau lo kalap terus tagihannya bikin gue nangis."Laura tertawa kecil. "Tenang aja. Gue cuma pesen buat dua orang kok... sama tambah kerang bakar, cumi goreng, dan es kelapa muda," jawabnya sambil melirik Alex dengan senyum usil.Alex menghela napas panjang. "Ra, lo serius? Dompet gue bakal habis, nih.""Tapi lo udah janji, kan?" balas Laura sambil mengedipkan mata.Tak lama, pesanan mereka tiba. Meja kecil itu dipenuhi piring berisi makanan laut yang menggugah selera. Mereka mulai makan dengan lahap, sambil sesekali saling bercanda."Ini sambalnya pedes banget, tapi enak!" ujar
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기

Janji Alex

Laura sudah sampai di rumah setelah Alex mengantarkannya sampai depan pintu. Sesampainya di dalam, ia melihat Bunda duduk di ruang tamu, tersenyum sambil melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam."Kamu udah pulang, Ra. Seru yah jalan-jalannya sampai lupa waktu," ucap Sinta dengan nada lembut.Laura menunduk sedikit, merasa bersalah. "Maaf, Bun."Sinta menggeleng sambil tersenyum. "Nggak perlu minta maaf, sayang. Bunda seneng kok lihat kamu bisa menikmati hari ini. Yang penting kamu hati-hati."Laura tersenyum kecil, merasa lega mendengar respons Sinta. Tapi kemudian ia teringat sesuatu, pandangannya beralih ke arah Rio yang baru saja masuk dari dapur. Laura mendekatinya dan langsung memeluknya erat."Maafin Laura ya, Yah. Laura nggak ikut jemput Ayah di bandara," ucapnya pelan, suaranya penuh rasa bersalah.Rio tertawa kecil, tangannya membelai kepala Laura dengan lembut. "Nggak apa-apa, Ra. Ayah ngerti kok. Yang penti
last update최신 업데이트 : 2025-03-14
더 보기

Sidang pengadilan

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Laura, dengan keberanian yang tersisa di hatinya, akan menghadapi persidangan pertamanya. Di pengadilan, ia ditemani oleh Sinta, Rio, Anita, Dimas, dan tentu saja Alex, yang selalu setia berada di sampingnya sejak awal.Laura berdiri di depan ruang sidang, mengenakan pakaian formal yang rapi. Namun, dari wajahnya, jelas terlihat ketegangan yang menguasai dirinya. Tangannya sedikit gemetar, tetapi genggaman lembut Sinta di lengannya memberikan dorongan keberanian."Kamu pasti bisa, sayang. Ingat, kami semua ada di sini untuk kamu," bisik Sinta, menatap Laura dengan penuh keyakinan dan kasih sayang.Rio, sang ayah, menepuk pundak Laura dengan lembut. "Ayah bangga sama kamu, Ra. Kamu lebih kuat dari yang kamu bayangkan. Apa pun hasilnya nanti, ingat, kami selalu di belakangmu."Laura menahan tangis yang hampir pecah. "Terima kasih, Yah. Makasih semuanya," jawabnya dengan suara pelan.Alex mendekat, me
last update최신 업데이트 : 2025-03-15
더 보기

Keputusan Laura

Keesokan harinya, suasana rumah Laura terasa berbeda. Sinta dan Rio sibuk mempersiapkan perayaan kecil untuk merayakan kemenangan Laura. Mereka ingin momen ini menjadi kenangan indah yang bisa menguatkan Laura untuk melangkah ke depan.Sinta berdiri di dapur, mengenakan apron favoritnya, sambil memasak sup ayam kesukaan Laura. "Hari ini harus spesial. Nggak perlu mewah, yang penting penuh cinta," katanya dengan senyum lembut.Rio, yang sedang menata meja makan, mengangguk sambil meletakkan piring dan gelas dengan rapi. "Laura udah banyak berjuang. Ini saatnya kita kasih dia rasa nyaman. Dia pantas dapat kebahagiaan ini."Sekitar pukul sepuluh pagi, Anita dan Dimas datang membawa kue cokelat dengan dekorasi sederhana. Di atas kue itu, tertulis, "Untuk Laura, Sang Pemberani.""Semoga ini bikin Laura tersenyum," ujar Anita sambil menyerahkan kue tersebut kepada Sinta."Dia pasti suka," jawab Sinta, menaruh kue itu di tengah meja.Al
last update최신 업데이트 : 2025-03-15
더 보기
이전
1
...
5678910
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status