All Chapters of Satu atau Semua: Pancaran Tujuh Elemen: Chapter 71 - Chapter 80

“Aku bisa bersembunyi dalam baju Vritz. Aku bisa mengubah diriku menjadi sangat kecil dan berlindung dalam baju Vritz. Aku tidak ingin tinggal di negeri ini lagi. Aku ingin ikut Vritz ke Negeri Elemen saja.” Si gadis kelinci tampak sedikit memelas.“Berdekatan dengan Vritz langsung ke tubuhnya ya… Pintar juga kau…” sela Junaidy seraya mengerling-ngerlingkan matanya.Vritz dan Josh tampak menepuk ringan bahu abang tertua mereka.“Aku ingin ikut pokoknya. Aku yakin Vritz takkan meninggalkan aku sendirian di tengah-tengah kegelapan negeri ini. Aku yakin ia takkan setega itu…” kata si gadis kelinci dengan gaya memelas lagi di hadapan Vritz. Josh dan Junaidy memandangi Vritz dengan sebersit senyuman penuh arti yang menggelantung pada wajah mereka yang tampan.“Tapi membawamu sampai ke Negeri Elemen… Aku belum minta izin dari Ratu Surgawi, entah diizinkan atau tidak ya…” Vritz tampak sedikit menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak terasa gatal.“Minta izinnya kan bisa setelah pertempuran

Mendadak Vritz Victor dan Josh Kian saling bertukar pandang sejenak. Segelintir ide mencuat ke dalam benak pikiran mereka berdua. Mereka berdua berdiri secara mendadak. Senyum pun mulai merekah di wajah kelima abang mereka. Akhirnya secercah harapan mulai memunculkan diri.Ketika melihat ratu salju sialan itu mengirimkan kekuatan-kekuatannya masuk ke dalam portal-portal tersebut, sepertinya aku menyadari satu hal, Josh. Ada angka dua dan tiga di sini, Josh. Iya, kau benar, Vritz… Apabila kita mengirimkan satu kekuatan ke dalam satu portal warna putih, kekuatan itu akan keluar dari portal warna hitam yang menempati posisi jam dua. Apabila kita mengirimkan kekuatan lagi pada portal putih yang berikutnya, kekuatan tersebut akan keluar dari portal hitam yang menempati posisi jam tiga. Begitu kan?“Ayo tunjukkan kekuatan yang bakalan terlahir dari kekerabatan, persaudaraan, dan kebersamaan kalian! Ayo! Ayo tunjukkan padaku!” Terdengar lagi tawa menghina nan melecehkan dari Raja Orlando Se

“Tidak… Mereka belum meninggal, Pengawal Kayu, Pengawal Emas,” kata dokter istana setelah ia menyinari sekujur tubuh kelima pengawal dengan kekuatan pengobatan supranaturalnya.“Benarkah?” tanya Vritz dan Josh mengangkat kepala mereka. Sekelumit kata-kata dari si dokter merecik setitik harapan dalam sinar mata sang pengawal kayu dan pengawal emas.“Bagaimana keadaan mereka berlima, Dokter?” tanya Pak Reynold yang bisa berpikir dengan lebih jernih dibandingkan dengan Vritz dan Josh.“Mereka terluka parah – ada sekitar 70% begitu. Walau demikian, mereka belum meninggal. Napas-napas kehidupan mereka masih ada. Penyinaran kekuatanku ini tak mungkin salah. Mereka masih bisa tertolong dan diobati.”“Ada obatnya kira-kira, Dok?” tanya Pak Reynold lagi.“Mereka harus memakan sup ginseng pelangi. Setelah itu, mereka harus berendam dalam kolam yang airnya dihangatkan oleh api yang berasal dari tujuh kristal teratai murni.”Pak Reynold mengangguk meski Vritz dan Josh tampak mengernyitkan dahi me

“Bagaimana dengan kami? Jangan lupakan kami dong…” Terdengar dua suara di belakang mereka. Begitu mereka menoleh, ternyata Jimmy Ferry dan Ray Wish sudah sadar.Tentu saja Vritz Victor dan Josh Kian menghentikan tukar-menukar hawa elemen mereka. Mereka menghambur ke kedua abang mereka. Tampaklah keempat bersaudara itu kini saling memeluk satu sama lain.“Aku ragu deh apakah benar pemulihan diri kita harus dalam keadaan bugil begini atau memang ini akal-akalannya si Vritz…” kata Ray Wish sedikit kikuk.Jimmy Ferry, Josh Kian, dan Vritz Victor meledak dalam tawa renyah mereka.“Kalau memang ini adalah akal-akalanku, memangnya kenapa, Bang Ray Wish? Kan kita masih mengenakan celana pendek ini. Ngapain kau malu-malu, Bang Ray Wish?” Tampak Vritz Victor menyeringai lebar.“Hahaha… Tenang, Bang Ray Wish… Kami takkan memperkosamu kok…” sahut Jimmy Ferry dengan senyuman dan kerlingan mata nakal.Ray Wish hanya berdiri mematung sembari merapatkan sepasang bibirnya. Tampak Josh Kian mulai membe

“Senang rasanya pertempuran telah berakhir,” kata Junaidy.“Dan kita telah berhasil mengalahkan si raja siluman itu. Tidak kusangka wujud aslinya adalah seekor kalajengking,” sambung Yongki.“Sayangnya kita belum berhasil membinasakan si ratu salju licik itu. Bisa-bisanya dia langsung kabur dengan simbal naga kecil itu. Dia sama sekali tidak mempedulikan apa yang terjadi pada rekan seperjuangannya. Parah banget!” timpal Josh.“Cepat atau lambat dia pasti akan mencari kita lagi. Aku yakin itu. Dengan hanya satu pusaka di tangannya, dia takkan bisa membalaskan dendam suami dan anaknya,” timpal Jimmy Ferry.“Sebenarnya aku benci perang. Kalau seandainya saja Ratu Salju Diana Permai itu bisa diajak berunding dan berdamai…” tutur Vritz dengan sedikit sorot mata menerawang.“Jikalau seandainya dia bisa diajak berunding dan berdamai, sudah sejak lama kelima pusaka negeri ini kembali ke tempat masing-masing dan negeri ini aman, damai, tenteram, sentosa, Vritz.” Ray Wish meledak dalam tawa ren