“Ini ya, yang namanya Hanum itu? Cantik sekali!” sapa seorang wanita berusia empat puluh tahun kepada Hanum, saat dia dipaksa ibunya masuk ruang tamu. Nampak, seluruh keluarga dari calon suami Hanum sudah datang untuk menanyakan kesiapan pernikahan anak mereka.“Hai, Hanum!” kata seorang pria muda, hidung bangir, berpengawakan atletik, pria itu bernama Afian, pria yang tak lain adalah calon suami Hanum. Deretan giginya menunjukkan kalau dia adalah pria yang dan sopan, juga menyenangkan. Tentu, ibu Hanum sangat setuju dan merasa cocok Afian akan menjadi suami Hanum.Gadis itu sedikit menyunggingkan senyum, pura-pura baik-baik saja agar tidak kena marah ibunya dan menyembunyikan kebenaran di depan orang-orang kalau dia sedang tidak baik-baik saja.“Hanum, salim, dong!” perintah Yuli sembari menepis tangan Hanum.***Cakap demi cakap telah terlewati untuk membuka inti dari pertemuan kedua keluarga itu. Tak lain adal
Read more