Home / Rumah Tangga / ISTRI RAHASIA SUAMIKU / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of ISTRI RAHASIA SUAMIKU: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

ZAFRAN POV BAG 8

ZAFRAN POVLima tahun silam aku bertahan dalam asa dan rasa. Memandangi gunung yang di kelilingi pohon begitu rimbun, embun pagi membelai pipi. Menahan setiap gejolak rindu yang bersarang di hati sebesar gunung merapi yang berdiri kokoh.Entah di mana kini aku berada. Kemarin kubaca tanda penunjuk arah masih di Bangka Belitung mentap matahari terbit di pantai dengan banyak bebatuan dan entah bagaimana aku bisa berada di desa yang begitu indah ini.Aku hanya terus menjalankan mobil ke mana jalan membawa. Semalaman aku hanya menatap gunung yang berdiri dengan gagah. Memandangi sekeliling, jauh mata memandang hamparan padi terbentang luas. Rumah-rumah warga dengan bentuk panggung, aku mulai menyadari telah sampai di Padang, ranah Minang dengan berbagai pesonanya. Susunan rumah warga yang bertingkat dengan jejeran yang sangat rapi. Ah, indah sekali.Aku turun dari mobil membentang kedua tangan dan berteriak dengan kencang. Aku tak peduli jika ada pasang mata yang menatap heran.Aku menang
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV BAG 9

Alarm pada ponsel berbunyi. Aku segera meraihnya dan mematikannya. Suara murotal Qur'an sudah ramai. Beranjak mengambil air wudhu hendak melakukan kewajiban dua rakaat.Setelah selesai melakukan ibadah aku kembali duduk di pinggir dipan. Mengambil ponsel yang tergeletak sekedar melihat wajah Nadira yang ada pada layar telepon.Dalam hati ingin sekali mendengar suaranya membangunkanku dengan kecupan lembut dan panggilan tersayangnya yang sedikit manja. Ah, manis sekali jika mengingat masa-masa indah itu.Aku kembali meletakan ponsel dan bersiap hendak keluar. Bagaimanapun aku harus melanjutkan hidup. Tak mungkin terus terdiam sementara aku dengan sadar meminta hunian kepada orang asing.Cahaya matahari sudah mulai menampakkan wajahnya di dataran yang begitu indah ini. Bunga-bunga bermekaran di pinggir jalan, kicauan burung menjandi penyambut pagi hari.Kuketuk pintu kayu milik Pak Somad dan mengucap salam, jawaban salam langsung terdengar dari dalam.Pak Somad keluar sudah memakai capi
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV BAG 11

Setiap hari aktifitasku selalu sama bersama Pak Somad. Hingga sudah satu tahun aku tinggal di pondok Pak Somad. Berkas-berkasku tertinggal di Jakarta jadi aku tak bisa melamar pekerjaan.Aku menjual mobil untuk membeli sawah dan kebun. Menyambung hidup sebagai petani biasa. Aku mulai bangkit dari rasa kehilangan. Meskipun tak semudah yang aku bayangkan belajar bertani cukup menyita waktu sehingga aku tak terlalu ingat dengan Nadira dan putriku.Aku sesekali mengabari umi, tapi tak kuberitahu di mana keberadaanku kini. Aku dan umi tak pernah membahas Nadira ketika menelpon.Aku tak tau bagaimana keadaannya, aku takut hatiku akan semakin sakit jika mendengar ia menderita. Aku takut imanku tak lagi kuat. Aku sudah rapuh.Sore ini kupandangi senja yang sudah mulai menampakkan sinar kuningnya. Aku duduk seorang diri di belakang pondok. Tanganku asik memainkan ranting kayu. Kupandangi hamparan sawah milik Pak Somad yang sudah menguning. Padi-padi menunduk, karena keberatan isi.Pak Somad da
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV BAG 12

Pikiranku tak fokus, aku terus menatap di mana Alina duduk saat mengajar ngaji. Suara indah itu tak terdengar dan aku sudah rindu suara yang selalu melantukan ayat suci Al-Quran dengan merdu. Jika mendengar suaranya hatiku terasa tentram seolah sakit yang aku rasakan selama ini tak lagi bersarang di lubuk hatiku."Zafran?"Hamid menepuk pundakku, lelaki itu memandangku heran karena sedari tadi aku tersenyum sendiri memandang tempat di mana Alina selalu duduk."Apa kamu jatuh cinta,"tanya ustaz muda berpeci putih dengan sorban di bahunya itu. Ia seumuran denganku dan memiliki dua orang putra. Kadang aku iri melihatnya berjalan menggandeng putra kembarnya saat ke masjid."Ah, apa yang kamu katakan. Aku tak pantas untuk merasakan itu," ucapku lirih. Aku menunduk melihat barisan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang tercetak rapi. Mungkinkah secepat ini Allah merangkai ayat-ayat cinta dalam hatiku? Aku menggelengkan kepala mengingat kembali Nadira yang mungkin saja belum melupakan cinta kami."J
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV BAG 13

Tak ada lagi pembicaraan antara aku dan Alina setelah acara lamaranya hingga ia menikah dengan pemuda yang bernama Yoga itu. Setelah pernikahan mereka tiga bulan lalu, Alina ikut bersama Yoga ke kota. Tinggalah aku bersama Pak Somad, sementara Laila berada di pesantren. Aku sering tidur di rumah Pak Somad menemaninya ketika malam. Sekedar bercerita tentang masa lalu.Malam ini hujan begitu deras, aku masih menemani Pak Somad menonton televisi. Kulihat jam sudah pukul sebelas, tetapi Pak Somad belum beranjak dari depan tv biasanya jam sembilan ia sudah berbaring bersamaku di dipan kayu depan televisi.Pak Somad bilang perasaannya tak enak, hatinya tak tenang hingga ia tak dapat memejamkan mata. Akupun menemaninya mengobrol sambil menonton TV.Pintu rumah di ketuk Berkali-kali."Siapa yang bertamu malam-malam saat hujan, Pak?" tanyaku pada Pak Somad yang menggelengkan kepalanya."Biar aku buka."Aku berjalan cepat menuju pintu kayu itu dengan cepat menarik daun pintu karena tamu itu s
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV

Tak ada lagi pembicaraan antara aku dan Alina setelah acara lamaranya hingga ia menikah dengan pemuda yang bernama Yoga itu. Setelah pernikahan mereka tiga bulan lalu, Alina ikut bersama Yoga ke kota. Tinggalah aku bersama Pak Somad, sementara Laila berada di pesantren. Aku sering tidur di rumah Pak Somad menemaninya ketika malam. Sekedar bercerita tentang masa lalu.Malam ini hujan begitu deras, aku masih menemani Pak Somad menonton televisi. Kulihat jam sudah pukul sebelas, tetapi Pak Somad belum beranjak dari depan tv biasanya jam sembilan ia sudah berbaring bersamaku di dipan kayu depan televisi.Pak Somad bilang perasaannya tak enak, hatinya tak tenang hingga ia tak dapat memejamkan mata. Akupun menemaninya mengobrol sambil menonton TV.Pintu rumah di ketuk Berkali-kali."Siapa yang bertamu malam-malam saat hujan, Pak?" tanyaku pada Pak Somad yang menggelengkan kepalanya."Biar aku buka."Aku berjalan cepat menuju pintu kayu itu dengan cepat menarik daun pintu karena tamu itu s
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

ZAFRAN POV BAG 14

Malam dengan bulan sempurna, cahayanya begitu terang.Aku mamatut diri di cermin. Hatiku berdebar tak karuan. kali ini aku datang seorang diri melamar gadis yang mampu menyembuhkan luka hatiku. tidak ada umi, tidak ada Abi atau Bang Zain, aku seorang diri. Meskipun sedikit gemetar aku harus siap."Umi, doakan anakmu ini," ucapku seorang diri.Sudah tiga tahun aku tak menghubungi umi demi menghapus semua kenangan buruku. Namun, sesekali aku masih menghubungi Zelia dan tiap bulan transferan masih berjalan sebagaimana mestinya.Aku berjalan pelan melewati samping rumah Pak Somad.Mulai menapaki satu persatu tangga rumahnya dan mengetuk pintu dengan ucapan salamDari dalam Alina yang menjawab salamku, ia membuka pintu dan terkejut melihatku.Aku tersenyum kepadanya."Judes, aku sudah siap. Di mana Bapak?" tanyaku semangat."Kenapa kamu serius sekali, Bodoh!"Ia menepuk jidatnya.Aku mengedikkan bahuku."Hatiku yang serius," ucapku lirih."Siapa, Nak?"Pak Somad menghampiriku yang masih be
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

KEMBALI

KEMBALI KE KOTA JAKARTASudah lima hari kami berada di Negeri Pariangan. Kami harus segera kembali untuk mempersiapkan pernikahan Zelia. Selama lima hari di Pariangan banyak pelajaran yang kita ambil. Berjalan di pantai kota Padang memandangi indahnya gulungan ombak di daerah Minang yang banyak ragam budaya. Anak-anak senang belajar di kebun bersama Zafran dan Pak Somad. Melihat kebun Zafran yang penuh tanaman sayur. Aku tak menyangka anakku Zafran pandai berkebun padahal sejak kecil ia tak pernah melihat kebun. Ia hanya sibuk belajar dan mengaji.Aku bersama Ana belajar membuat makanan khas Padang untuk di bawa ke Jakarta, Alina yang mengajarkan kami. Alina pintar memasak, ia begitu tegas sebagai seorang wanita berbeda dengan Ana yang lemah lembut. Mungkin karena ia anak pertama dan harus menggantikan sosok ibu untuk Laila.Malam itu aku duduk bersama Zafran dan Alina, kuutarakan kepada Zafran dan Alina untuk kembali bersama kami ke Jakarta."Nak, Umi sudah renta. Kembalilah ke ruma
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

KEPERGIAN BANG ADNAN

Sebuah anugrah indah di hari tuaku bisa berkumpul bersama anak dan cucuku. Melihat mereka semakin tumbuh dewasa, mengajari belajar cucuku. Bergantian menerima giliran untuk menginap di rumah kami. Aku sungguh beruntung bisa memiliki anak yang begitu menyayangi seperti mereka.Setelah ribuan duri kehidupan yang menyayat hati agar begitu kuat dan tabah, kini Allah berikan kami kebahagiaan di penghujung usiaku.Anak-anak dan cucu-cucuku, hidup rukun berdampingan, meskipun konflik kadang terjadi, tapi kami bisa melewati semua ini dengan tetap bergandeng tangan.Aku tak pernah meminta satu diantara mereka untuk tinggal bersama di hari tuaku. Aku hanya meminta mereka tetap mengunjungiku bergantian dan berkumpul saat hari Minggu.Sebaik-baiknya mertua dan menantu tak akan bisa tinggal bersama, lebih baik mengalah untuk melihat kerukunan daripada memaksa satu diantara mereka untuk merawatku dan Bang Fatur di hari tua, tetapi akan selalu ada percekcokan diantara kita.Keluarga Zain, Keluarga Z
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

LULU PIV BAG 1

Lulu povAku bukan wanita baik, mungkin semua orang akan berpikir seperti itu, aku merebut suami orang. Aku menghancurkan sebuah hubungan rumah tangga, tapi bagaimana lagi, aku mencintainya. Aku juga ingin kehidupan sempurna bersama lelaki yang mengerti agama meski dulunya aku juga menolak lelaki itu, terlebih setelah papa mempercayakan aku kepada keluarganya, aku tak punya pilihan lain selain menurut dengan permintaan papa.“Aku enggak mau nikah sama dia Pa, dia udah punya istri,” ucapku kepada papa yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit.“Lulu setelah Papa nggak ada, siapa lagi yang bisa menjagamu selain dia. Papa kenal dengan keluarganya, dia lelaki yang baik,” ucap papa.“Tapi dia udah punya istri,” sergahku. Aku belum pernah bertemu dengannya, lagi pula aku ini artis terkenal. Aku bisa mengurus hidupku sendiri, batinku.“Istrinya enggak keberatan kok,” ucap Bu Rini, orang tua Bang Adnan, begitu nama lelaki itu.Aku mendengus kesal, semua sudah direncanakan, malam nanti aku a
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status