“Apa maksudmu? Dia hanya rekan kerja,” tukas Aliya.“Hmm, jadi begitu cara memperlakukan rekan kerja.” Vanya manggut-manggut, namun tak ada keinginannya untuk mempercayai ucapan Aliya saat ini.“Bagaimana kalau seandainya laki-laki itu menyukaimu?” tanya Vanya iseng. Dia hanya ingin tahu reaksi dari temannya itu.“Apa kamu sudah gila?! Bisa-bisanya kamu berpikir hal sekonyol itu. Pergilah, aku mau tidur.” Aliya langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi dirinya dengan selimut Vanya.“Ya sudahlah. Aku juga mau ke kantor. Jangan lupa belikan AC baru untukku.” Vanya berdiri hendak meninggalkan temannya itu sendiri di kamarnya.“Hmm,” sahut Aliya singkat.“Jangan coba-coba membawa masuk Sean ke dalam kamarku ya!”“Pergilah, dasar gila!” Aliya melempar bantal yang dipakainya mengusir pemilik kamar yang dipakainya saat ini.***Ruby kembali ke meja makan setelah tak menemukan Aliya ada di dalam kamarnya.“Aliya tidak ada di kamarnya Za,” ucap wanita itu yang kembali menghampi
Baca selengkapnya