Seminggu kemudian Amanda kembali menemui Arvan di kantornya. Siska yang menemuinya di meja sekretaris hanya menatapnya dengan pandangan meremehkan tetapi Amanda tidak peduli. Dia bahkan tidak memikirkan resiko dari tindakannya jadi dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang ada di kepala Siska "Kamu sungguh tidak tahu malu, kau sudah memutuskan untuk menghilang, apa yang membuatmu berubah pikiran,” ucap Siska dengan nada sinis. Amanda hanya diam tidak ingin menanggapi apapun. Ini adalah masalahnya dengan Arvan. Amanda rasa sekretaris Arvan tidak memiliki urusan dalam masalah ini. "Kalau kau berpikir pak Arvan masih orang yang sama seperti tiga tahun lalu , kau salah. Arvan yang sekarang hanya mencintai dirinya sendiri,” ucap Siska masih dengan nada mengejek. "Terima kasih Siska, sudah mengingatkanku. Aku akan mengingatnya dengan baik,” balas Amanda cuek. "Dasar,, wanita murahan,” ucap Siska lirih sambil beranjak dari kursinya dan membuka pintu kerja Arvan. Amanda mendenga
Baca selengkapnya