Selamat Membaca,, semoga kalian suka,,, Jangan lupa vote dan komentarnya salam cinta, ❤️❤️
"Apa yang dilakukan perempuan hina itu di rumahku? Bagaimana bisa kau membawanya kemari, Arvan!”, teriak Cahyudi Baskoro membuat Amanda terlonjak karena kaget. Amanda hanya dapat tertunduk. Dia tidak berani menatap orang tua Arvan. Pria itu sungguh berniat membawanya ke neraka. Dan neraka pertama bagi Amanda adalah orang tua Arvan. Sejak awal mereka tidak merestui hubungannya dengan Arvan. Walaupun di depan Arvan mereka tidak menunjukkan secara langsung tapi sikap dan cara bicara mereka yang terkesan angkuh dan dingin pada Amanda membuat Amanda menyadari hal itu sejak lama. Apalagi sekarang setelah dirinya meninggalkan anak tunggal mereka. Tentunya mereka sangat membenci Amanda. Dirinya sadar akan hal itu. Arvan sunggu berniat menjebaknya. Seharusnya dia bertanya tadi jadi dia akan mempersiapkan mentalnya menghadapi orang tua Arvan. “Yah,,,, namanya Amanda,” ucap Arvan berusaha tetap tenang. “Ayah tidak peduli. Bukannya dia sudah meninggalkanmu, bagaimana bisa dia kembali?" Ucap cah
Setelah pertemuan dengan orang tua Arvan di kediaman mereka, Arvan tidak lagi memperdulikan waktu dan tempat untuk mengganggu Amanda. Bahkan seluruh karyawan di toko tempat Amanda bekerja tahu bahwa dirinya memiliki hubungan khusus dengan pemilik gerai mereka. Staf toko yang sebelumnya memperlakukannya biasa saja, mulai berubah. Bahkan kepala gudang mereka tidak akan memarahi Amanda bila dia terlambat ataupun melakukan kesalahan. Amanda juga sering mendengar rekan kerjanya membicarakannya dari belakang. Menuding dirinya menggoda sang pemilik gerai. Bahkan dia mendengar rumor bahwa dirinya sengaja membuntuti sang pengusaha itu dan menggodanya. Namanya kini dicap sebagai gadis nakal dan licik yang suka menggoda orang kaya. Atau lebih tepatnya 'sang penggali emas'. Hal itu sungguh membuat Amanda merasa tidak enak.“Dita,,, apa kau juga akan memperlakukan aku seperti yang lain," ucap Amanda yang menghampiri Dita yang sedang berada di meja kasir.“maksud mbak apa?" Tanya Dita salah satu r
Amanda keluar dari toko di sore hari setelah selesai waktu shift kerjanya. Di parkiran toko itu dia mendapati mobil pajero sport milik Arvan sudah terparkir rapi disana. Amanda menatap tidak percaya. Arvan menurunkan kaca jendela disisi kemudi dan mengisyaratkan Amanda untuk naik ke mobilnya. Amanda hanya dapat menghela nafas sebelum menaiki mobil itu. “tidak bisakah kamu menghubungi dulu," ucap Amanda jelas tidak suka pada kebiasaan baru Arvan yang suka muncul tanpa memberitahu ketika dia sudah masuk ke dalam mobil.“memang kenapa? Kamu ini tunanganku. Apa salah bila aku datang menjemputmu," ucap Arvan ketus.Amanda sadar percuma berdebat dengan Arvan karena pria itu tidak akan mengalah kepadanya. Tapi dia juga membutuhkan kenyamanan saat bekerja dan kehadiran Arvan yang seenaknya jelas membuatnya tidak nyaman.“setidaknya kabari aku. kamu membuatku tidak enak dengan pegawai yang lain," ucap Amanda.Terima kasih kepada Arvan. Berkat dirinya dan kedatangannya yang muncul sesuka hati.
Mereka tiba di halaman depan kontrakan Amanda yang tidak terlalu luas yang hanya bisa di parkir tiga mobil. Arvan menghentikan mobilnya tepat di depan kontrakan Amanda dan ikut turun ketika Amanda turun dari mobilnya.Avan tampak memperhatikan rumah kontrakan sederhana itu dengan lebih teliti. Sementara Amanda sedang memilah isi tasnya mencari dimana dia menyimpan kunci kontrakannya. Ketika menemukannya dia segera membuka pintu kontrakannya. Amanda terkejut menyadari ARvan sudah berdiri tepat dibelakangnya.“Terima kasih sudah mengantarku, Arvan,” ucap Amanda sebelum membuka pintu rumahnya.“Apa kau tidak ingin membawa tunanganmu masuk ke dalam," ucap Arvan sambil membuka pintu rumah yang sudah tidak terkunci dan tanpa meminta izin Arvan melangkahkan kakinya masuk ke ruang tamu rumah kontrakan Amanda. Memperhatikan sekilas dan memilih duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu.“ini sudah hampir malam Arvan, sebaliknya kau pulang," ucap Amanda sedikit panik. Hari sudah menjelang
"Menurutmu bagaimana Jo, aku rasa lebih baik pintunya diubah agar lebih memudahkan barang yang akan masuk," ucap Arvan sambil memperlihatkan rancangan sebuah bangunan.Dia sedang membahas rancangan toko yang akan dibangun di Surabaya."Kamu tahu aku bukan ahlinya. Aku ini lulusan manajemen, tidak mengerti hal seperti ini, Aku setuju saja," ucap Johan yang memilih merebahkan badannya di badan sofa."Sial. Setidaknya kamu bisa memberi saran," ucap Arvan setengah kesal.Johan mengedikkan bahunya. Dia datang ke ruangan Arvan karena ingin mengajukan izin. Dirinya ingin menghabiskan waktu beberapa hari di Bandung bersama istrinya. Tapi bukannya memberikan izin, Arvan malah menahannya untuk membahas rancangan bangunan. Sesuatu yang tidak dia mengerti."Apa aku harus bertemu Harris? Aku sangat malas melihat wajahnya," ucap Arvan kesal."Yah. Sebagai konsultan untuk proyek ini, kamu memang harus menemuinya," saran Gio. Arvan menatapnya kesal."Aku hanya memberikan saran. Anggap saja kamu seda
"Ada apa Siska?" Tanya Arvan saat melihat Amanda yang berusaha menerobos masuk namun Siska berhasil menghalanginya. "Dia berusaha menerobos masuk," "Kamu harus menjelaskan sesuatu padaku," Ucap Siska dan Amanda hampir bersamaan. Arvan tampak memperhatikan Amanda yang masih mengenakan pakaian kerjanya. "Biarkan dia masuk Siska. Tolong siapkan dua gelas teh hangat untuk tamu kita," ucap Arvan sambil memandang Amanda sebelum berbalik ke dalam ruangannya dan menatap Johan. "Sepertinya pembicaraan kita harus ditunda Jo. Aku akan menghubungimu nanti," ucap Arvan. Tanpa memperdulikan wajah protes Johan karena izin liburannya belum dijawab Arvan. Johan merasa percuma menodong Arvan sekarang saat pria itu tampak memiliki masalah yang lebih serius. Akhirnya Johan mengalah dan memilih angkat kaki dari sana. "Hai. Amanda, lama tidak bertemu," sapa Johan saat berpapasan dengan Amanda dan hanya dibalas senyuman oleh gadis itu. begitu Johan pergi, Amanda langsung masuk ke dalam ruangan itu t
Arvan terlihat termenung. Masih jelas di ingatan Arvan kejadian tadi siang saat Amanda mendatangi kantornya untuk mengajukan protes atas surat pemberhentian yang Arvan keluarkan untuknya. Tentu saja Arvan merasa harus melakukan hal itu. Bagaimana tanggapan rekan bisnisnya bila mengetahui dirinya masih mempekerjakan kekasihnya di perusahaannya sendiri. Seakan dirinya tidak mampu memberikan uang bulanan untuk kekasihnya saja. Akan diletakkan dimana harga diri seorang Arvan yang terkenal sebagai pengusaha muda yang sukses. Amanda itu sungguh gadis yang tidak tahu diri. Seharusnya dia bersyukur seorang Arvan masih mau memilihnya setelah dia berkhianat.Tapi yang membuat kepala Arvan pusing sejak tadi adalah saat dirinya melakukan kesalahan. Bagaimana bisa dirinya membuat kesalahan dan tergoda untuk mencium bibir tipis Amanda. Bagaimana bisa dirinya tergoda saat melihat pipi Amanda yang merona. Bagaimana bisa Amanda terlihat begitu cantik dan menggoda saat dia sedang marah. Tatapan gadis it
Flash OnArvan sedang duduk disebuah cafe sambil meletakkan kepalanya di atas meja dan bersandar pada kedua tangannya. pandangannya lurus pada seseorang yang sedang duduk tepat di depannya.“seperti apa pernikahan impianmu, sayang,” ucap Arvan pada Amanda yang sedang duduk sambil menunggu makanan mereka datang.Amanda tampak berpikir.“aku tidak memiliki pernikahan impian sayang, bagiku menikah dengan tuhan sebagai saksinya saja sudah cukup,” jawab Amanda singkat.Apa yang bisa diharapkan Amanda di hari pernikahannya? Berharap ayahnya akan mengiringinya hingga Altar adalah sesuatu yang mustahil. Mengharapkan pelukan hangat seorang ibu yang akan menangis haru di hari bahagianya? Bahkan dimana mamanya berada saat ini hanya Tuhan saja yang tahu.Sebagai seorang anak yatim piatu Amanda sudah terbiasa mengatasi segalanya sendiri. berjuang sendiri, menangis sendiri. Dia sudah mengubur harapannya terhadap orang lain yang kadang hanya memandangnya dengan tatapan kasihan. kehadiran Arvan dalam