Home / Romansa / Gara-Gara Parfum / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Gara-Gara Parfum: Chapter 31 - Chapter 40

139 Chapters

CHAPTER 31: PERKENALAN

Ni El mengamati setiap sample yang tertata rapi di atas meja, ia membuka data yang tertulis di laporan sejenak lalu mengangkat beberapa sample untuk mencium aromanya. Beberapa aroma tampak membuat keningnya berkerut dalam, beberapa membuatnya menggeleng kecil, dan beberapa membuatnya tidak menunjukkan reasku apapun. Ni El terus memeriksa setiap perkembangan sambil mengajukan beberapa pertanyaan pada kami, dan kami pun menjawab setiap pertanyaan dengan keyakinan. Setelah diskusi singkat, Ni El pun meninggalkan Laboratorium dengan tugas baru yang menumpuk. Aku dan anggota timku duduk melingkar menghembuskan nafas besar kompak, setelah mengerjakan semua yang Ni El seharian. Aku menatap keluar jendela yang terlihat gelap, sinar Bulan Purnama yang indah malam itu tampak menembus di sela - sela tirai yang menutup sebagian jendela. Aku tersenyum kecil 'ini hari yang sangat panjang rupanya' kataku dalam hati.  000 Hari - har
Read more

CHAPTER 32: MEMBINGUNGKAN

Aku pun berpaling cepat menghindari dari Ni El melewati tangannya yang terulur begitu saja,  aku langsung bergerak menyibukkan diri. Ni El tersenyum kecil sambil menurunkan tangannya melihatku yang salah tingkah di hadpaannya, ia pun berbalik cepat mengikuti kemana arahku pergi.Aku bergerak pelan dengan perasaan tidak nyaman, sambil sesekali melirik Ni El yang menyusun botol - botol kaca di lemari santai. Hatiku terus bertanya - tanya akan sikap anehnya ini 'apa kepalanya terbentur di suatu tempat? Apa dia mengetahui siapa aku?' Tanyaku dalam hati. Aku menggeleng kuat 'tidak, tidak, jika dia tahu dia pasti sudah mengintrogasiku,' tepisku. Aku tiba - tiba teringat satu hal konyol yang sering aku lihat di drama, aku menoleh cepat menatap Ni El lurus"jangan - jangan..." bisikku sambil mengatupkan kedua tanganku di depan mulutku yang terbuka hampa.Ni El yang menyadari tatapannku menghentikan pekerjaannya, ia menoleh kecil menatapku bingung "ada apa?" Tanyany
Read more

CHAPTER 33: KEMBALI KE AWAL

Aku berjalan dengan perasaan aneh yang terus mengikuti, aku menoleh kecil sesekali menangkap bayangan sosok Ni El yang masih mengikuti tak jauh di belakangku. Ini adalah perjalanan pulang yang sangat tidak menyenangkan sepanjang hidupku, aku akhrinya memahami perasaan seseorang yang di ikuti oleh penguntit atau orang jahat lainnya di perjalanan pulang.Aku pun menghembuskan nafas besar tidak tahan lagi dengan perasaan aneh itu, aku menghentikan langkahku cepat membuat Ni El ikut menghentikan langkahnya kompak denganku. Aku pun menoleh kecil menatap Ni El lurus"Daepyonim (CEO), kenapa anda mengikuti saya seperti ini?" tanyaku terganggu.Ni El hanya terdiam dengan tangan terlipat di belakang menatapku lurus, ia menghembuskan nafas kecil lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arahku. Aku pun menarik diriku, menjauh waspada sambil sesekali meliriknya canggung"a -ada apa?" Tanyaku panik.Ni El menggerakkan dagunya kecil ke arah seberang "mau b
Read more

CHAPTER 34: MISI RAHASIA

Eugene dan Ni El terdiam kompak menatap kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba pagi itu. Mereka saling melirik kecil sejenak saling menanyakan maksud kedatangan wanita itu, namun tidak ada satupun dari mereka yang mengetahuinya. Ni El pull berdeham kecil lalu menatap Eun Kyung lurus"kenapa kau kemari?" Tanyanya tenang.Eun Kyung pun menarik kursi kosong di samping Eugene lalu duduk angun dengan kaki terpangku sebelah, ia meletakkan amplop coklat yang di bawanya ke atas meja lalu mendorongnya ke arah Ni El. Kening Ni El dan Eugene berkerut semakin dalam melihat amplop itu, Keduanya saling melirik kecil sejenak sebelum Ni El mengulurkan tangannya meraih amplop itu cepat. Ni El membuka amplop itu mengeluarkan lembaran misterius di dalamnya, ia membaca isi lembaran itu dengan seksama lalu mengangkat pandangannya lurus menatap Eun Kyung"apa kau bercanda?" Tanyanya kesal.Eugene yang penasaran dengan isi lembaran itu pun, bangkit dari kursinya menuju ke sampin
Read more

CHAPTER 35: BAGAIKAN PENGECUT

Ni El duduk diam melipat tangannya di depan bibirnya, suasana Ruang Kerjanya sangat hening dan tegang. Matanya melirik kecil ponselnya yang menyala tergeletak di atas meja, menunjukkan pesannya pada Eun Kyung yang menyatakan ia setuju atas permintaan Eun Kyung. Permintaan untuk menerima Eun Kyung bekerja di DeRoz mengurus proye kolaborasi mereka, sebagai perwakilan Luxxe.Eugene menyerobot masuk begitu saja dengan wajah kesal dan penuh kekecewaan setelah mengetahui keputusan Ni El. Ia menunduk menopang telapak tangannya di ujung meja Ni El"berikan penjelasanmu!" Mintanya tegas.Ni El pun menurunkan tangannya perlahan, lalu memutar matanya menatap Eugene lurus. Ia mengembuskan nafas kecil lalu memalingkan wajahnya cepat"maaf..." ucapnya singkat.Eugene menunduk dalam dengan mata terpejam erat berusaha menahan rasa kesalnya, ia pun membalikkan badannya cepat hendak meninggalkan Ruang Kerja Ni El, namun langkahnya terhenti. Eugene kembali membalikka
Read more

CHAPTER 36: PERTEMUAN LANGSUNG

Ni El langsung berdiri dengan mata melebar kaget mendengar kabar kedatangan Eun Kyung yang tiba - tiba dari pihak keamanan Kantor. Ia langsung membanting gagang telfon di tangannya cepat lalu berlari keluar dari Ruang Kerjanya, langkahnya terhenti melihat Eugene yang keluar dari Ruangannya dengan ekspresi yang sama. Eugene terdiam menatap Ni El lurus lalu berpaling cepat meninggalkan Ni El yang terdiam di tempatnya. Langkahnya terhenti melihatku dan Eun Kyung yang telah berdiri berhadapan, Eugene pun langsung menghampiri kami cepat. Ia langsung berdiri di tengah - tengah kami, menyembunyikanku di balik punggungnya yang lebar, matanya menatap Eun Kyung tajam seakan siap memakannya jika ia berbuat kerusuhan. Eun Kyung yang melihat sikap itu langsung menghembuskan nafas kecil tidak percaya apa yang di lihatnya barusan, ia berpaling pelan dengan langkah percaya diri meninggalkan kami masuk semakin dalam ke arah lift. Eugene berbalik cepat menatapku lurus "k
Read more

CHAPTER 37: NERAKA KEDUA

Aku menjelaskan konsep baru yang telah kami rancang dalam waktu semalam saja. Eugene tampak membolak - balik dokumen penjelasan di tangannya, Eun Kyung tampak sibuk memainkan kukunya, sementara Ni El menunduk dengan kening berkerut menahan rasa kesalnya. Suasana rapat pagi itu sangat tegang dan canggung, kehadiran Eun Kyung untuk pertama kalinya di Ruang Rapat tidak membawa sukcaita dan sambutan hangat dari semua orang. Ni El pun melempar dokumen di tangannya kesal lalu mengangkat tangannya menghentikan presentasi"Nona So Hee," panggilnya dingin.Eugene langsung menatap Ni El lurus, menunggu respon apa yang akan ia berikan kali ini. Aku pun menelan air liurku berusaha menahan rasa takutku, sambil melipat tanganku di depan pinggang diam menunggu Ni El mengatakan sesuatu. Ni El melirik ke arah Eun Kyung yang sibuk memainkan kukunya tidak peduli dengan rapat yang sedang berlangsung, ia menopangkan dagunya di atas telapak tangan dengan alis terangkat curiga"hey!"
Read more

CHAPTER 39: KETIDAK ADILAN

Laboratorium menjadi hening mendengar suara pecahan kaca yang terdegar membekukan suasana. Mata kami tertuju pada serpihan botol kaca yang berserakan di lantai, serta cairan kekuningan yang meluber membasahi lantai. Tanpa ku sadari tanganku langsung mengepal kuat, emosi yang meledak mengambil alih diriku membuatku buta dalam hitungan detik. Aku pun menatap Eun Kyung tajam dan membuka mulutku lebar "HHHEEEEYYYYYY!!!!!!" Teriakku termakan emosi. Aku langsung melempar tumpukkan dokumen di tanganku cepat, melangkahkan kakiku lebar menuju ke arah wanita yang menatapku dengan senyum puas. Tanganku langsung terulur meraih rambut panjangnya dan menarik keras rambut gelombang itu meluapkan kemarahanku. Eun Kyung pun ikut mengangkat tangannya meraih rambutku dan menariknya kuat membuat keadaan semakin runyam, anggota timku yang melihat kejadian itu pun langsung bertindak melerai kami meskipun usaha mereka sia - sia. 000 Ni El dan Eugene langsung berlari meninggalkan Ruang Rapat mendengar kab
Read more

CHAPTER 40: KEMENANGAN PALSU

Aku berdiri denga tangan terlipat di depan pinggangku menunduk kecil, menunggu Ni El yang sedang membaca surat permintaan maafku atas kejadian kemarin. Ni El menghembuskan nafas kecil lalu menjuthkan lembar permintaan maaf di tanggannya pelan, ia mengangkat pandangannya cepat menatap lurus ke arahku"baiklah, aku anggap masalah ini selesai," putusnya cepat.Aku pun menghembuskan nafas kecil lalu membungkukkan badanku cepat hendak meninggalkan Ruangan Ni El, namun suara Ni El kembali terdengar menahan langkahku"aku tahu ini tidak adil bagimu, tapi bertahanlah karena situasi ini hanya sementara saja," sahutnya.Aku hanya menatapnya dengan senyum kecil sambil mengangguk pelan berusaha memahami situasi dan mengalah pada keadaan. Ni El menurunkan pandangannya, menatap tanganku yang terbalut perban rapi "berhati - hatilah saat kerja, jangan memaksakan diri, dan jangan sampaik lukamu terkena air! Obati dengan ba-" sahutnya terhenti.Aku membuka mulutku c
Read more

CHAPTER 41: IKATAN DARAH

Eugene membuka pintu Ruangan Ni El santai sambil bersiul pelan, langkahnya terhenti melihat meja kerja Ni El yang kosong dan tidak ada tanda kehadirannya pagi itu. Ia mengangkat tangannya melihat jam yang melingkar di lengannya cepat, keningnya semakin berkerut dalam melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 11. Keanehan yang tidak biasa ini membuat hati Eugene tidak tenang "apa dia sakit?" Tanyanya cemas, Eugene pun mengeluarkan ponselnya cepat lalu menempelkannya di telinga setelah mengetuk simbol telfon di layarnya yang menunjukkan kontak Ni El. 000 Dering ponsel Ni El yang terdengar keras membuatnya mengalihkan pandangannya cepat menatap ponselnya yang tergeletak di atas meja, ia langsung meraih ponselnya lalu menjawab panggilan Eugene cepat "ada apa?" Tanyanya singkat. Rasa curiga Eugene semakin membesar mendengar nada tegang Ni El yang tidak biasa, ia pun membuka mulutnya cepat "kau belum sampai di Kantor, apa kau sakit?" Tanyanya hati - hati. Ni El pun memutar matanya menat
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status