Tubuh Abizar sudah bangkit dan hendak menghajar Aland, tapi lagi-lagi kalimat Aland menyela tindakannya. Dia berkata seakan tak perlu Abizar yang menodai tangan, untuk sekarang Abizar dipersilahkan untuk hanya mendengarkan saja, agar Abizar bisa membentuk gambarannya di kepala. “Ibumu tidak meninggal di tempat, sama halnya dengan suaminya. Mereka dilarikan ke rumah sakit, ayahmu pingsan karena begitu shock. Ibumu tidak sadarkan diri lama sekali. Dua minggu kalau tidak salah, dokter bilang sangat sedikit kemungkinan ibumu akan sadar dan selamat. Tapi Omar begitu percaya, kalau ibumu akan baik-baik saja. Lelaki itu rela tidak pulang ke Saudi, mengabaikan pekerjaannya, demi menjaga ibumu dan menunggunya sadar. Di sebelah brankar ibumu, Omar selalu mendoakan Melati, menggenggam tangannya, menciuminya, seakan ibumu masih istrinya. Omar tidak perduli dengan perkataan dokter-dokter kalau ibumu tidak bisa diselamatkan, Omar hanya percaya pada Tuhan yang tidak mungkin sejahat itu padanya denga
Read more